Senin, 08 Februari 2016

Artikel Bagaimana Menyikapi Anak Sekolah yang Susah Diatur



BAGAIMANA MENYIKAPI ANAK SEKOLAH YANG SUSAH DIATUR
Oleh: Suci Rahayu

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan, keluarga.Orang tua mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik . Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran  memberi bantuan dan dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak  agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .
Selain itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak  didik . Hal ini berarti memberikan gambaran tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat.Dengan demikian bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita,bahwa  tahu mana orang yang terdidik,dan  tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik di lingkungan Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat.
Sedangkan sekarang anak sekolah sudah banyak yang  tidak taat pada peraturan yang ada di sekolahnya malah mereka sudah berani pada guru, sering bolos sekolah, sering tidak mengerjakan tugas, ini sebenarnya tugas guru dan di bantu oleh keluarga juga, di sekolah di awasi oleh pihak sekolah dan di rumah di awasi oleh pihak keluarga, dan lebih baik jika berangkat sekolah dipantau agar anak tidak bolos sekolah dan saat pulang ditanyakan ada tugas  atau tidak biasanya yang lebih nakal itu anak laki-laki yang suka nya bermain. Sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal susah diatur
cara mengatasiperilaku nakal siswa di kelas
Sebagai seorang Guru peran kita sangatlah fital di sekolah apalagi kita seorang Guru kelas maupun bidang studi apa yang harus kita lakukan. Sebaik dan sebagus apa yang Guru rancang dan ciptakan ldiingkungan kelas yang positif perilaku bermasalah pada siswa atau murid akan muncul. Sebagai  harus bisa menghadapinya dengan cara  efektif dan tepat waktu.
          Hal ini mencakup beberapa hal yang harus dilakukan seorang Guru kelas/bidang studi saat menemukan atau menhadapi permasalah perilaku siswa atau murid dalam kelas.
           
STRATEGI MANAJEMEN KELAS
          Ini merupakan strategi guru dalam mengatur kelas, Pakar manajemen kelas Carolyn Evertson dan rekannya membedakan manajemen kelas menjadi 2 diantara intervensi minor dan moderasi dalam menangani perilaku bermasalah.
A.    INTERVESI MINOR
Sebuah permasalahan dalam kelas yang hanya mengunakan intervesnsi minor atau kecil, masalah-masalah yang kerap muncul biasanya mengganggu aktifitas belajar di kelas. Misalnya, murid mungkin ribut sendiri, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda sendiri, atau memakan permen di kelas. Strategi yang efektif antara lain adalah:

1.     Menggunakan isyarat non verbal
menjalin kontak mata dengan murid. Kemudian beri isyarat atau ekspresi dengan meletakkan telunjuk jari di bibir anda, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perilaku tersebut.
2.     Melanjutkan aktifitas belajar
Akan  terjadi suatu jeda dalam transisi aktifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut murid tidak melakukan aktivitas. Saat itu, murid akan kesana kemari meninggalkan tempat duduknya, mengobrol dengan temannya, bercanda dan mulai ribut. Langkah atau strategi yang tepat adalah tidak mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melanjutkan aktifitas baru berikutnya, masuk sub bab baru atau bab baru dalam pelajaran.
3.     Dekati murid atau siswa yang rebut atau ramai
Disaat murid mulai bertindak menyimpang atau ramai. Guru cukup mendekatinya, secara otomatis siswa biasanya dia akan diam sendiri.
 4.     Mengarahkan Perilaku Siswa
Apabila murid/siswa mengabaikan tugas yang kita perintahkan, guru mengingatkan siswa/murid tentang kewajibanny. Guru bisa berkata, “Baiklah, ingat, semua anak - anak harus  bisa menyelesaikan soal matematika ini.”
5.     Memberi instruksi yang dibutuhkan
Kita melihat  siswa melakukan kesalahan kecil saat tidak memahami cara mengerjakan tugas yang di berikan. Untuk mengatasinya Guru harus memantau atau memperhatikan murid/siswa dan memberi petunjuk jika siswa membutuhkan.
6.     Menyuruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung
Menjalin kontak mata dengan murid/siswa, bersikap asertif, dan menyuruh murid menghentikan tindakannya. membuat pernyataan, singkat dan memantau situasi sampai murid/siswa patuh terhadap perintah guru. Strategi ini bisa dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku murid.
7.     Memberi murid pilihan
Memberi murid/siswa tanggung jawab dengan  dua alternatif pilihan, bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Memberi tahu murid/siswa apa tindakan benar itu dan apa konsekuensi bila melanggar.
B. INTERVENSI MODERAT
Ada Beberapa perilaku siswa/murid yang salah membutuhkan Intervensi yang lebih kuat dibandingkan yang baru saja dipaparkan pada intervensi minor di atas, contoh, ketika murid menyalahgunakan aktifitasnya, mengganggu, keluar dari kelas, mengganggu pelajaran, atau mengganggu pekerjaan murid lainnya. Berikut adalah strategi yang bisa dilakukan:
1.     Jangan memberi privilese atau aktifitas yang mereka inginkan
Apabila seorang guru memperbolehkan murid untuk berkeliling kelas atau mengerjakan tugas dengan murid lain dan murid/siswa malah menyalahgunakan privilese yang guru berikan atau mengganggu pekerjaan temannya, maka anda bisa mencabut privilesenya.
2.     Menbuat perjanjian behavioral
Membuat perjanjian yang bisa disepakati dan diterima oleh semua murid. Perjanjian ini harus mencakup semua masukan dari kedua belah pihak yaitu guru dan murid. Jika muncul problem atau masalah dan murid tetap keras kepala, guru bisa merujuk pada kesepakatan bersama yang telah dibuat.
 3.     Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas
Apabila murid bersenda gurau dan bersikap tidak mengindahkan peringatan Guru, Sebagai Guru bisa memisahkan Murid yang nakal dari murid disekitarnya ataupun mengeluarkannya dari dalam kelas.
4.     Mengenakan hukuman atau sanksi
Menggunakan hukuman atau sanksi sebaiknya tidak melakukan tindakan kekerasan, tetapi bisa dilakukan dengan memberikan tugas mengerjakan soal atau menulis halaman tambahan.
Ini merupakan sebuah kumpulan teori atau pendapat yang berkaitan dengan bagaimana mengatasi permasalah siswa dalam kelas, pengalaman dan inovasi dari Guru juga bisa dilakukan,
Anak usia sekolah merupakan bagian lanjutan dari proses perkembangan segala aspek dalam dirinya. Mulai dari aspek psikologis, fisik hingga mampu menemukan hal-hal baru yang selama ini tidak bisa ditemukan di rumah. Namun seringkali anak-anak bersikap melenceng dengan berbuat nakal. Seringkali guru atau wali kelasnyalah yang harus bertindak untuk meluruskan sikap anak nakal di sekolah demi memberikan kesempurnaan pendidikan anak. Dalam hal ini, cara mengatasi anak nakal di sekolah haruslah memperhatikan penyebabnya terlebih dahulu. Sebagai guru yang baik, anda tidak bisa langsung memberikan hukuman pada anak tersebut, karena anak-anak umumnya merupakan satu pribadi yang masih polos dan belum mengetahui apa arti nakal sebenarnya. Anak merupakan satu manusia yang masih melakukan sesuatu atas apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya. Sehingga hukuman bukanlah jawaban atau solusi yang tepat untuk menghentikan kenakalannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar