Senin, 08 Februari 2016

Jurnal Televisi sebagai Media Massa dan Sarana Informasi



TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA DAN SARANA INFORMASI
Oleh: Santika Sari

Abstrak
Kehidupan sosial masyarakat yang semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa oleh televisi. Tak terbatasnya dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan publik belaka.
Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan “sesuatu” yang maya. Namun tak sedikit pula pemerhati acara televisi yang “sehat” menemukan dampak positif dari tayangan televisi. Televisi juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi dan informasi. Kita bisa mengetahui berita dari belahan bumi manapun dengan cepat melalui televisi. Namun pada kenyataannya semua itu hanya kepentingan politik dan “matreisme” dari kalangan tertentu belaka. Televisi tetap menjadi suatu kenyataan yang semu bagi kita semua. Semua ini membuktikan kalau media televisi sudah semakin “parah” mempengaruhi kerja otak masyarakat.

Pendahuluan
Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak.  Program televisi yang makin bervariatif menyebabkan mereka melupakan kebutuhan akan pendidikan mereka.
 Televisi seakan magnet bagi setiap orang untuk menontonnya. Orang akan mampu melupakan kegiatannya demi menonton sebuah tayangan televisi favoritnya. Inilah salah satu dampak buruk dari sekian dampak buruk televisi bagi masyarakat kita.
Kajian Teori
Pengaruh Televisi terhadap Kesehatan Sosial Masyarakat Indonesia
Televisi menjadi sesuatu yang kontroversial ketika dihadapkan pada kepentingan bisnis yang berpengaruh buruk bagi masyarakat. Acara atau program yang ditayangkan televisi punya pengaruh baik dan tidak baik bagi pemirsa. Indonesia sebagai negara yang berkembang, mempunyai arus komunikasi yang seakan tak terbatas keluar masuk ke dan dari masyarakat. Pengaruh negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika juga turut serta di dalamnya. Informasi dan komunikasi tersebut sampai ke masyarakat melalui televisi. Tayangan televisi pun semakin berani dengan hadir 24 jam non stop. Dapat dipastikan apa yang telah dibawa oleh pesan televisi baik yang positif maupun negatif terserap lebih dari setengahnya oleh masyarakat kita.

1.Pengaruh positif  televisi bagi masyarakat
Kembali ke fungsi utama televisi yaitu sebagai media komunikasi dan informasi. Televisi sejatinya hadir untuk menghibur, mendidik, dan mengarahkan pemirsa ke arah yang baik .
Beberapa sisi positif televisi sebagai berikut:

a.      Televisi sebagai penghibur pemirsa
Sejatinya, televisi merupakan salah satu media massa yang berfungsi sebagai penghibur. Dalam diri manusia terdapat ID, ego dan super ego yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan hiburan. Kehadiran program-program televisi yang menghibur sangat diperlukan untuk melepas stress sejenak setelah seharian bekerja atau belajar. Setidaknya hiburan itu dapat me-refresh otak dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sehari. Bagi masyarakat Indonesia sendiri arti kebersamaan sangat penting. Dengan adanya televisi, kebersamaan itu bisa diwujudkan dengan menonton program hiburan televisi yang ‘sehat’ secara bersama. Mereka bisa tertawa bersama, bercanda bersama mengomentari apa yang ada dalam tayangan dan ini sangat baik untuk kesehatan sosial masyarakat Indonesia. Program televisi seperti acara komedi, sinetron dan film yang menghibur sangat dinanti masyarakat kita.

b. Televisi sebagai media informasi, pengetahuan dan pendidikan
           Prilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor sosiogenesis. Rasa ingin tahu merupakan salah satu motif  sosiogenesis yang ada dalam diri manusia dan mempengaruhi tingkah laku mereka. Televisi sebagai media massa juga memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talk show mampu memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, informasi dari berbagai belahan dunia sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita. secara tidak langsung informasi itu dapat meningkatkan intelektual masyarakat sehingga mampu meningkatkan potensi sumber daya manusia Indonesia itu sendiri.
Selain memberi informasi, televisi juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa khususnya para pelajar dan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan. Acara kuis, program bimbingan rohani, talk show pendidikan atau bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita. bagi sebagian orang yang memiliki pola belajar audio visual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran.

2. Pengaruh buruk televisi bagi masyarakat
Di zaman sekarang ini di mana dunia bisnis seakan menjadi nomer satu di jagat raya terutama di Indonesia. Money oriented merasuk di seluruh lapisan masyarakat. Prinsip ekonomi ‘meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya’ seakan diagung-agungkan oleh pebisnis dalam negeri kita. Tidak dapat dipungkiri televisi juga menjadi salah satu ladang meraup keuntungan rupiah sebanyak-banyaknya oleh pemilik dan para investornya. Jika sudah menyangkut masalah ekonomi, apalagi yang menjadi fokus adalah uang, maka segala cara akan dilakukan untuk mencapainya.
Dalam bisnis televisi, hal tersebut dapat dicapai dengan membuat program atau acara yang menarik banyak pemirsa sehingga banyak iklan yang akan bekerja sama. Maka sebagai jalan pintas, para insan televisi membuat program ringan yang sekiranya mencerminkan kehidupan masyarakat sehingga bisa menarik penonton. Karena dibuat dengan latar belakang uang maka segala peraturan dan kode etik penyiaranpun dikesampingkan. Padahal kode etik itu setidaknya melindungi masyarakat dari program yang merugikan mereka sendiri.
Pengaruh-pengaruh buruk televisi bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.                  Televisi merusak moral dan budaya masyarakat
 Jika kita perhatikan akhir-akhir ini di televisi Indonesia banyak ditayangkan sinetron, film televisi (FTV) maupun drama mini seri yang menceritakan kehidupan percintaan dan perebutan harta. Di SCTV misalnya, entah pagi, siang atau malam, ditayangkan FTV remaja yang menampilkan kehidupan anak SMA dengan baju abu-abu putih minim yang menujukkan bahwa mereka modis dan mengikuti tren yang sedang booming. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran remaja kita bahwa masa remaja lebih asyik diisi dengan keglamoran, shopping, percintaan, persaingan yang tidak sehat serta hal-hal negatif lainnya dan menjauhkan mereka dari tugasnya sebagai pelajar dan generasi bangsa ini. Sebagai generasi penerus bangsa, sejatinya mereka mempersiapkan masa depan dengan belajar dan bersikap yang baik.
Tidak hanya remaja, orang dewasapun bisa terpengaruh buruk oleh tayangan televisi. Kehidupan mewah yang sering tampil di televisi membuat sebagian orang iri. Mereka menghalalkan segala cara untuk menjadi seperti yang ada di TV. Jika keinginan itu tidak terwujud, bisa saja mereka stres dan gila bahkan ada yang nekad bunuh diri karena tidak kuatnya menghadapi kemiskinan mereka.
Tidak hanya itu, arus globalisasi dan westernisasi juga melaju deras lewat televisi. Budaya barat yang identik dengan kebebasan dalam segala hal tanpa toleransi sesama sudah merasuki pemikiran masyarakat Indonesia. Banyak pengaruh yang dibawa globalisasi barat ke Negara ini namun entah kenapa banyak pengaruh negatif yang diserap masyarakat dari pada pengaruh positifnya. Mungkin karena kelihaian Barat dalam mengkamuflasekan budayanya atau karena ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi perubahan yang cepat. Banyak budaya ketimuran yang sopan mulai tergeser. Seni-seni tradisional bangsa sudah tidak berkibar lagi di seluruh negeri diganti dengan seni-seni barat yang terkesan bebas, erotis dan realis sekali.
Jika yang terjadi di Negara Indonesia kita tercinta seperti ini, bukan tidak mungkin moral dan budaya asli masyarakat Indonesia untuk beberapa tahun ke depan akan benar-benar luntur. Dan televisi patut dipersalahkan dalam hal ini.

b.Televisi menyita banyak waktu yang berharga
Televisi dipunyai hampir tiap keluarga bahkan ada keluarga yang melengkapi tiap kamar dengan satu televisi. Banyak stasiun televisi swasta nasional maupun lokal berdiri dengan menyuguhkan banyak program yang makin bervariatif. Acaranyapun tidak tanggung-tanggung, 24 jam non stop.
Semua itu menyebabkan pemirsa makin diamanjakan sehingga makin betah melototi televisi berjam-jam dalam sehari. Coba bayangkan berapa banyak waktu berharga dalam sehari yang sudah terbuang. Remaja yang seharusnya belajar jam tujuh malam berpaling ke sinetron televisi. Ibu-ibu yang harus ke pasar pagi-pagi rela menundanya demi satu acara gossip. Anak-anak malas ke sekolah karena harus menonton kartun kesayangannya. Yang lebih parah lagi, banyak di antara masyarakat Indonesia melalaikan ibadahnya karena tertancap pada saluran televisi favoritnya.

b.                  Televisi merusak perkembangan otak manusia
Meskipun acara televisi sudah dipisah menurut segmen-segmennya, tetap saja tayangannya masih bisa dinikmati banyak kalangan umur. Acara kartun misalnya, memiliki banyak segmen yaitu dari anak-anak, remaja bahkan dewasapun masih ada yang menonton program yang satu ini. Padahal pesan yang disampaikan banyak mengandung unsur kekerasan. Hal ini menyebabkan otak mereka terangsang untuk membentuk pribadi yang mengedepankan kekerasan dalam menghadapi masalah.
            Tidak hanya itu, kekerasan yang mereka tontonpun bisa mereka praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkelahi sesama teman menjadi sesuatu yang biasa. Jika kita ingat di pertengahan tahun 2007 kemarin, sebuah tanyangan kekerasan orang dewasa yaitu Smack Down tayang di salah satu televisi swasta nasional Indonesia dan mengakibatkan anak-anak terpengaruh. Merekapun mempraktekkannya sesama teman, beradu otot sampai-sampai memakan korban jiwa.

Simpulan dan Saran
.           Televisi juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi dan informasi. Kita bisa mengetahui berita dari belahan bumi manapun dengan cepat melalui televisi. Namun pada kenyataannya semua itu hanya kepentingan politik dan “matreisme” dari kalangan tertentu belaka. Televisi tetap menjadi suatu kenyataan yang semu bagi kita semua. Semua ini membuktikan kalau media televisi sudah semakin “parah” mempengaruhi kerja otak masyarakat.
Pengaruh baik televisi sebagai berikut:
a.       Televisi sebagai penghibur pemirsa
b.      Televisi sebagai media informasi, pengetahuan dan pendidikan

Pengaruh buruk televisi sebagai berikut:
a.       Televisi merusak moral dan budaya masyarakat
b.      Televisi menyita banyak waktu yang berharga
c.       Televisi merusak perkembangan otak manusia

Daftar Pustaka
De Vito, Yoseph A., 1997, Komunikasi AntarManusia, Professional Books, Jakarta.
Hurlock, Elizabeth, B., 1988. Perkembangan Anak, Erlangga, Bandung.
Mazdalifah, 2004, Pengaruh Televisi terhadap Perilaku Anak. Jurnal Pemberdayaan
Komunitas, Januari 2004, Volume 3, Nomor 1, Halaman 31 – 35.

Mahayoni, 2007, Anak Vs Medis “Kuasailah Media Sebelum Anak Anda Dikuasainya”. Jakarta :
Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Rina, Anak yang Ketagihan Nonton TV, Kompas, Hal 20 kol 1-9, Edisi Selasa, 16 Juli 2003.
Semiawan, Conny. 2008. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT Gramedia   Widyasarana Indonesia.
Surbakti. 2008. Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar