Jumat, 05 Februari 2016

Jurnal Perkembangan Televisi di Indonesia serta Manfaatnya



PERKEMBANGAN TELEVISI DI INDONESIA SERTA MANFAATNYA
Oleh: Agis Amalia Wibawaty

A.    Abstrak
Di era modern ini dimana perkembangan tekhnologi informasi dan telekomunikasi berkembang pesat . begitu juga dalam dunia pertelevisian di Indonesia. Dunia hiburan Indonesia ramai dengan inovasi terbaru dari para seniman maupun segala yang terlibat di dalamnya. Televisi bukanlah hal yang asing di Indonesia. Perkembangannya sangat pesat dari TV hitam putih sampai TV yang sudah semakin cangkih dengan segala kelebihannya.
Hampir setiap rumah memiliki TV. Bahkan di satu rumah biasanya memiliki lebih dari satu TV. Orang Indonesia memang merupakan masyarakat yang sangat senang menonton TV.dari anak-anak sampai manula gemar menonton TV, banyak acara yang disugukan dari Film, Sinetron, Reality show, infotaiment dan acara lain yang menarik untuk di tonton. Belakangan ini dunia hiburan Indonesia sedang banyak didominasi dengan acara music dangdut dan acara stand up comedy yang sekarang sedang menjamur hadir hampir diseluruh stasiun TV di Indoesia.
Televisi memang memiliki banyak manfaat, selain sebagai sarana hiburan TV juga memberikan informasi yang membantu karena banyak informasi yang bisa disaksikan secara live atau langsung. Tidak hanya mendengar tapi kita bisa melihat peristiwa yang sedang terjadi itu sehingga informasi yang kita tanggap bisa menjadi jelas. Namun selain dampak positif yang bisa didapatkan dari TV ada juga dampak negatif yang bisa dirasakan saat anak-anak menonton tontonan yang seharusnya tidak ditonton akan memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Seperti tontonan tentang kekerasan, film atau sinetron dewasa dan acara lain yang bisa mempengaruhi anak untuk meniru apa yang ditontonnya. Sudah banyak kasus dimana banyak kekerasan yang dilakukan anak karena efek tontonan yang ditontonnya. Anak hanya meniru dan menganggap itu bukanlah hal yang salah. Peran orang tua memang sangat dibuthkan, sebagi orang tua kita harus bijak untuk memilih tontonan apa yang patut di tonton oleh buah hati kita dan mengawasi saat anak menonton TV orang tua bisa memberikan pengarahan saat ada tayangan yang menyimpang.

B.     Pendahuluan
Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri sebagai media penerima siaran.
Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika, telah menjadi fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir (Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.Tidak terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global, perkembangan sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri dari pengaruh televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini mengartikulasikan kontribusi yang sangat signifikan peranan media televisi ini dalam perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Adanya teori serba media yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini dan sikap tetapi juga dalam memicu terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu menyumbangkan diseminasi dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah negara.
Di Indonesia, masalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.

C.     Kajian Pustaka
1.      Sejarah TV
Televisi adalah salah satu alat TIK yang dapat menyampaikan informasi kepada kita. Artikel TIK akan mebahas sejarah Televisi atau bisa disebut TV.
Penemuan televisi juga tidak terlepas dari kontrobusi sejumlah orang . Televisi elektronik pertama berhasil ditunjukkan kali pertama di San Fransisco pada tahun 1927. Sistem ini dirancang oleh seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Philo Tylor Farnsworth, dengan memindai gambar menggunakan cahaya elektron.
Enam belas tahun sebelum kesuksesan yang dialami oleh pemuda tersebut, Boris Rosing di Rusia telah mencoba melakukan percobaan untuk mengirimkan gambar. Pada tahun 1920-an sistem televisi mekanis telah dibuat oleh john Logie baird di Inggris dan Charles Francis Jenkins di Amerika Serikat. Mereka memindai gambar dengan menggunakan piringan berlubang yang berputar. John Loge Baird dikenal sebagai orang yang kali pertama bisa menstransmisikan warna.
Pesawat televisi yang bersifat komersial kali pertama dibuat oleh perusahaan Telefunken (jerman dengan menggunakan CRT atau Carthode Ray Tube pada tahun 1934. Teknologi CRT ini sampai sekarang masih digunakan. Namun, saat ini telah beredar pesawat televisi yang tidak lagi menggunakan CRT, melainkan memakai LCR atau Liquid Cyrstal Display sehingga televisi menjadi jauh lebihh ramping. Televisi yang menggunakan LCD dikenal sebagai televisi layar datar.
Pada tahun 1938 sebuah perusahaan siaran di AMerika bernama RCA menayangkan pembukaan New York Worlds’ Fai. Pada kesempatan itu Presiden Amerika Serikat, Franklin D Roosevelt, tampil kali pertama di televisi saat memberikan sambutan. RCA lah yang kemudian membayar lisensi untuk menggunakan paten dari farnsworth. Gambar yang ditayangkan saat itu belum berwaran atau masih hitam putih dan sistemnya masih sederhana. Bahkan, pada penayangan pertandingan baseball, seluruh kegiatan hanya dipantau dengan menggunakan suatu kamera.
Pada tahun 1939 televisi berwarna mulai ditunjukkan dalam suatu pameran radio international di Berlin. Pada tahun 1944 john Logie Baird berhasil membuat penampil televisi elektronik yang berwarna. Sistemnya menggunakan 600 baris. Perlu diketahui, saat ini teknologi yang disebut HDTV atau high definition television menggunakan 720 atau 1080 baris sehingga menghasilkan tampilan gambar yang lebih halus.
Pada tahun 1050 TV kabel mulai diperkenalkan. Saat ini banyak kota besar di indonesia memiliki layanan seperti ini.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” (Wikipedia)
Televisi sudah menjadi barang yang wajib dimiliki, Setiap kalangan sampai ke pelosok negeri telah mengenal media yang satu ini karena memiliki jangkauan yang luas. Fungsi dari Televisi juga sangat beragam, seperti sumber informasi, kontrol sosial, media edukasi, sampai media hiburan.
Perkembangan Televisi pun sangat pesat. Teknologi yang digunakan pada televisi saat ini berbeda jauh dengan televisi saat pertama kali ditemukan, meskipun memiliki metode dasar yang sama. Berikut ini adalah perkembangan televisi dari masa ke masa.
         
Setelah perang dunia ke-2 berakhir di tahun 1940-an, Televisi mengambil alih perhatian lebih banyak dibandingkan dengan radio.
Di akhir tahun 1950, Sebagian besar orang memiliki Televisi yang kebanyakan masih menggunakan televisi hitam putih meskipun pada saat itu televisi berwarna sudah ada.
Pada Tahun 1967 semakin populernya televisi sehingga sudah ada banyak siaran TV berwarna.
Tahun 1970-an Televisi semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi VCR (Video Cassette Recorder). Teknologi ini memungkinkan untuk merekam siaran televisi untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1980-an Televisi kabel (TV Cable) semakin populer dan menyebar dengan cepat.
Pada tahun 1996 sudah ada 1 juta televisi yang tersebar di seluruh dunia.
Sudah banyak pilihan televisi pada tahun 1990-an yang sangat beragam. Televisi yang menggunakan teknologi CRT (Cathode-Ray Tubes) untuk menampilkan gambar di layar adalah televisi yang paling banyak ditemukan.
Kemudian TV Rear Projection CRT memungkinkan televisi dibuat dalam ukuran yang lebih besar dengan menggabungkan proyektor dan layar kedalam satu kotak yang nantinya proektor akan memproyeksikan gambar ke bagian belakang layar.
Televisi plasma pertama kali dipasarkan pada tahun 1997. Dengan bentuknya yang ramping membuat televisi ini menjadi sangat populer saat itu.
TV Rear-Projection LCoS juga tersedia di pasaran. TV ini mengirimkan cahaya langsung melalui rangkaian polarizer (sejenis cahaya filter yang digunakan untuk mengatur gelombang cahaya ke jalur tunggal untuk refleksi) sebelum diperbesar dan diproyeksikan ke layar. Meskipun kualitas gambarnya sangat baik, tetapi harga dari TV jenis ini sangat mahal.
TC LCD juga ikut berkompetisi pada tahun akhir 1990-an. TV jenis ini memiliki kualitas gambar yang lebih baik dibandingkan dengan TV plasma dan juga lebih hemat energi.
Pada tahun 1998, HDTV mulai diluncurkan. TV jenis ini dapat menghasilkan gambar dan suara yang sangat jernih.
Pada tahun 1999, diluncurkan DVR (Digital Video Recorder) diluncurka untuk pertama kalinya. DVR memungkinkan untuk merekam siaran televisi ke dalam hard drive.

TV LED berbasis DLP HDTV pertama di produksi pada tahun 2006. Teknologi DLP menggunakan cermin yang terbuat dari aluminium untuk memantulkan cahaya dan menghasilkan gambar. TV ini lebih murah dibandingkan dengan TV plasma ataupun TV LCD.

Kemudian TV Plasma tersedia dengan kualitas HD (High Definition). Salah satunya TV Plasma dengan ukuran layar 150 inch

Pada tahun 2007, Apple meluncurkan Apple TV. TV ini dapat dihubungkan dengan iTunes, Program televisi, Film, Video Youtube dan masih banyak lagi.

Kemudian Microsoft inc. memberikan pilihan Windows XP Media Center Edition yang dapat digunakan untuk mengirimkan video, musik dan foto dari komputer ke TV.

Bahkan TV juga dapat masuk ke dalam video game, Seperti Xbox 360. Dengan menggunakan Netflix memungkinkan streaming video dan acara TV favorit dari Xbox 360.
Dan yang paling baru saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV 3D menjadi sangat populer saat ini karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis ini juga dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang dihasilkan nyata dan berada tepat di depan penontonnya. 
Itulah perkembangan televisi dari masa ke masa. Jika melihat beberapa dekade ka belakang Perkembanga televisi sangat terasa dari pertama kali ditemukannya hingga sekarang. Seperti apa Televisi pada 10 atau 20 tahun mendatang? kita lihat saja perkembangannya karena teknologi televisi akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

D.    Analisis dan Pembahasan
1.      Perkembangan Televisi di Indonesia
 Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu menjangkau wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat. Bahkan hingga sampai sebelum tahun 1990an, TVRI menjadi single source information bagi masyarakat dan tidak dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya media ini dijadikan sebagai media propaganda kekuasaan.
Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang lingkup yang terbatas yaitu wilayah JABOTABEK saja kemudian daerah lain memanfaatkan decoder untuk merelay siarannya.
Setelah RCTI kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru dimulai tahun 1993 kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 11 stasiun televisiyang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, Lativi, Metro Tv dan TV7.
Dibukanya kebebasan pers dalam era reformasi ini bukan tidak menimbulkan banyak tantangan, ketika dunia pertelevisian kita yang dinilai oleh Garin Nugroho sebagai bayi yang langsung diajak menjadi dewasa dengan berbagai permasalahan, khususnya sumber daya manusia. Percepatan transformasi yang dipaksakan tersebut menjadikan kultur indutri televisi bertumbuh setengah jadi yang berwajah dua. Pada satu wajah, percepatan industri televisi melahirkan percepatan sumber daya manusia pada teknologi dan manajemen produksi dalam pertumbuhan berskala deret ukur. Sementara, pada wajah lain, kreativitas mengelola ide bertumbuh deret hitung. Sebutlah, kelangkaan penulis skenario hingga ide. Pada aspek apresiasi, masyarakat diperkenalkan dengan berbagai jenis program televisi dari berbagai bentuk kuis, talks show, opera sabun hingga variety show. Inilah transformasi masyarakat lisan dan baca menjadi masyarakat televisi. Sebuah migrasi besar-besaran panduan media yang menjadikan seluruh kehidupan akan mendapatkan bias dari televisi. Ketika jumlah stasiun televisi swasta terus meningkat pesat, ekonomi masih mengalami krisis, kue iklan hampir sama, dan tatanan status dan peran televisi baik nasional diatur oleh Undang-Undang Penyiaran yang disatu sisi masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat pertelevisian.
Melihat dari sisi media televisi (swasta) sebagai industri, memang menjadi sebuah dilema dan permasalahan tersendiri antara idealisme program siaran yang akan disajikan dengan pertarungan untuk mendapatkan “pendapatan” agar mampu memperrtahankan eksistensinya. Masyarakat audience sebagai tolok ukur sajian program siaran juga menjadi kurang objektif ketika dihadapkan pada kebutuhan pelaku iklan sebagai nyawa industri televisi. Maka tidak heran jika satu produk sebuah televisi yang banyak diminati (berdasarkan polling SRI yang belum tentu akurat) kemudian akan diikuti secara berbondong-bondong oleh stasiun yang lainnya. Keseragaman yang tidak mungkin menimbulkan kebingungan masyarakat. Bahkan secara umum masing-masing stasiun televisi di Indonesia belum punya identitas diri agar lebih mudah dikenal masyarakat. Menurut pandangan penulis baru Metro TV saja yang dari awal mengukuhkan dirinya sebagai stasiun news, meskipun di beberapa jam siarnya masih “tergoda” untuk menyiarkan programa hiburan.
2.      Manfaat TV
Televisi memiliki banyak manfaat Pertama, TV memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh melalui lingkungan terdekat. Dalam hal ini, tepat sekali istilah yang menyebutkan bahwa “TV adalah jendela dunia”. Anak dapat belajar dan memperoleh wawasan baru tentang berbagai hal: alam, orang-orang lain, budaya, negara, sejarah, perkembangan teknologi, dan banyak hal lain.
Alif contohnya. Saat masih duduk di kelas lima SD, Alif menonton sebuah film dokumenter diMetro TV tentang Perang Dunia II bersama ayahnya. Alif menekuni film dengan asyik sambil mendengarkan penjelasan dari ayahnya. Tontonan itu tentu saja menambah pengetahuan Alif tentang sejarah dunia, dampak perang, militer, persenjataan, konflik, dan sebagainya.

Kedua, tidak hanya memberi pengetahuan, TV bahkan dapat menumbuhkan keinginan untuk memperoleh pengetahuan. Media ini dapat mendorong dan memotivasi anak untuk mencari pengetahuan baru berdasarkan apa yang telah dilihatnya di layar. Pengetahuan baru tersebut bisa saja dicari anak dari orang-orang di sekitarnya atau mencari melalui media lain (buku, film, majalah).
Inilah yang misalnya terjadi pada Nanda. Si buyung yang masih balita ini banyak bertanya tentang kereta api kepada ayah dan bundanya setelah beberapa kali menonton “Chuggington”, sebuah film kartun tentang kereta api di Indosiar pagi-pagi. Bukan hanya itu, saat ke toko buku, ia meminta dibelikan buku tentang kereta api. Ia pun ingin melihat stasiun kereta dan merengek untuk naik kereta api.
Bukan hanya itu. Nanda juga kerap menjelaskan kepada orang-orang di sekitarnya (teman, guru, saudara) tentang pengetahuan baru yang diperolehnya mengenai kereta api. Ia tampak puas saat orang-orang mengekspresikan kekaguman dan memujinya atas kepandaiannya itu. Bayangkanlah bagaimana hal semacam ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak!

Ketiga, TV dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Anak bukan saja memerhatikan apa yang dikatakan orang di TV, tetapi juga cara bagaimana orang mengucapkannya. Dengan demikian TV membantu anak belajar tentang lafal dan tata bahasa serta sekaligus menambah kosakata anak. Kemampuan berbahasa yang diadopsinya dari TV ini dapat diterapkan anak pada kehidupan sehari-hari.
Contohnya, Rara, si penggemar serial “Dora”, sejak masih belum berusia tiga tahun selalu berkata, “Tanyakan pada peta!” jika melihat orang lain di sekitarnya mendapat kesulitan. Rara meniru Dora, yang memang sering mengucapkan kalimat itu dalam film.
Sepupu Rara, Lutfi, sudah mengerti arti kata langka, menjelajah, berpetualang, dan banyak sekali kata lainnya sejak berusia balita. Saya terkesan mendengarnya mengucapkan kata-kata yang saya rasa masih sulit untuk diucapkan atau dipahami oleh anak seusianya. Lutfi pun gemar menonton acara petualangan dan fauna di TV yang sudah diseleksi oleh ibunya.

Keempat, TV dapat berpengaruh pada bentuk permainan anak. Di satu pihak, TV sering dikritik karena mengurangi waktu anak bermain. Namun harus diakui TV juga berpotensi memberi insipirasi bagi anak tentang bentuk permainan apa yang dapat dimainkannya. Memang ini membutuhkan kreativitas anak.
Nanda lagi-lagi adalah contoh bagus untuk ini. Gara-gara “Chuggington” ia menjadi gemar bermain kereta-keretaan. Imajinasinya pun berkembang.

E.     Simpulan dan Saran
Perkembangan televisi di Indonesia memanglah sangat pesat. Selain stasiun TV lokal banyak stasiun TV swasta yang menjamur di Indonesia dan menawarkan berbagai macam program unggulannya. Program TV juga semakin berfariatif dan kreatif. Hampir setiap rumah memiliki TV. TV memiliki banyak manfaat, seperti sebagai sarana hiburan, informasi, promosi dan masih banyak lainnya. Dampak positif dan dampak negatif dari TV seolah tidak bisa dikesampingkan. Hendaknya kita sebagai penonton lebih bijak dalam melihat tayangan yang disugukan. Tidak terlalu sering menonton TV dan untuk orang tua hendaknya bisa mengawasi tontonan yang ditonton putra-putrinya.

F.     Daftar pustaka
Fredy. Peran Televisi dalam Masyarakat. 3 janiari 2016.  http://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/capture/article/view/194
Gunawan. Sejarah media Televisi. 3 januari 2016. https://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-dan-perkembangannya-di-indonesia/
Martha. Penggunaan Media Televisi di Indonesia. 3 januari 2016. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4580-IngeHutagalung.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar