Senin, 08 Februari 2016

Jurnal Evaluasi Banjir yang Terjadi di Daerah DKI jakarta



EVALUASI BANJIR YANG TERJADI DI DAERAH DKI JAKARTA
Oleh: Titi Cahyati

ABSTRAK
Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini. Proses terjadinya banjir di bagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah dan non alamiah. Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti, turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar dan permukaan dataran. Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti, membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancer sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangan semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Banjir terjadi karena disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan dan padat bangunan liar. Resapan air yang diuruk dijadikan perumahan oleh pengusaha property maupun oleh pribadi. Mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori, dan buang sampah di sungai dan di kali. Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi masyarakat, contohnya penyakit yang timbul, mematikan usaha, kerugian administrative, dan harus kembali ketitik nol. Banjir dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran tiap warga dengan tidak membuang sampah disembarangan tempat, rutin membersihkan pintu air, memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.
Untuk menanggulangi banjir, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak di tebangi lagi.


  1. Pendahuluan
Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita waspada terhadap bahaya Banjir yagng melanda daerah kita terutama Jakarta. Selain mengganggu aktivitas kita, banjir juga mengganggu pengaruh buruk pada air tanah. Kandungan Bakteri itu disebut dengan Eschercia Coli (E Coli) yang mencemari air tanah diseluruh wilayah DKI Jakarta, rata-rata mencapai 41%.
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak di aliri oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana banjir di definisikan sebagai hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Sebagai kota yang berada di daratan rendah, tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu - waktu dapat menyerang. Hingga kini banjir pun belum berhenti menyerang. Apalagi ketika musim. Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah dataran rendah. Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan air yang berlebihan, pecah nya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk.
Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan di ambil adalah daerah kebagusan wilayah pasar minggu Jakarta selatan. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang.




  1. Kajian Pustaka
1.      Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak di aliri oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana banjir di definisikan sebagai hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
2.      Banjir terdapat beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
a.       Penyumbatan aliran sungai atau pun sekolah sering membuang sampah di sungai.
Masyarakat beranggapan dengan tingkah lakunya karena jika sampah di bakar, maka akan menyebabkan polusi udara dan bau tidak sedap. Sehingga masyarakat mengambil jalan pintas tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.
b.      Curah hujan yang tinggi
Curah hujan yang relatif tinggi dapat menyebabkan sungai tidak dapat menampung volume air yang dapat melampaui kapasitas.
c.       Pendirian rumah di sepanjang sungai
Masyarakat yang mendirikan rumah di pinggir sungai biasanya mengurangi lebar sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai dapat menyebabkan sirkulasi air tidak optimal.
d.      Penggundulan hutan
Sikap manusia yang berfikir singkat tanpa berfikir kedepannya sebelum bertindak. Tindakan tersebut berupa penebangan hutan yang tidak menggunakan system tebang pilih. Akibatnya tidak ada pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali.
e.       Sedikitnya daerah serap
Di zaman modern, daerah resapan cenderung di temukan. Khususnya di daerah perkotaan yang pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota yang berada di dataran rendah.
3.      Dampak yang di timbulkan adanya banjir
a.       Menimbulkan korban jiwa
Hal ini di sebabkan  dari arus yang terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus.
b.      Rusaknya areal pertanian
Banjir mampu menenggelamkan areal sawah yang merugikan bagi para petani dan kondisi perekonomian Negara menjadi terganggu.
c.       Rusaknya sarana dan pra sarana
Air yang menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, jika dinding tidak mampu menahan kangdutan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol.
d.      Hilangnya harta benda
Banjir dengan aliran yang berskala besar terdapat menyerap apapun baik itu meja, kursi, kasur, motor, dan lain-lain.
e.       Sebagai bibit penyakit
Penyakit yang dapat di timbulkan adanya banjir adalah gatal-gatal, demam berdarah, dan banjir membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar.
4.      Cara untuk penanggulangan bencana banjir
Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat. Yang terbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuat lahan hijau untuk penyerapa air.
Berhenti untuk membangun rumah dan gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini semakin sulit menahan bebannya dan membuat permukaan tanah turun. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan jaga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak di larang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
  1. Analisis
Memasuki puncak musim hujan pada awal bulan Februari 2015,  telah terjadi banjir di wilayah Propinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 09 Februari 2015. Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, 8 titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakrta Selatan. Tinggi banjir bervariasi antara 10–80 centimeter. dampaknya kemacetan parah terjadi di banyak tempat. Bebrapa lokasi sudah berangsur surut, “ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (9/2/2015).
Dalam kutipan yang di dapat dari sumber liputan6.com (10/2/2015) bahwa sementara tinggi muka air sebagian besar system sungai di Jakarta, lanjut Sutopo, telah naik menjadi Siaga III pada pukul 14.00 WIB, yaitu bendungan Katulampa 80 cm (Siaga III), pintu air Depok 210 cm (Siaga III), Manggarai 820 cm (Siaga III), Krutut Hulu 165 cm (Siaga III).
Kondisi ini menyebabkan daerah-daerah bantaran sungai aka terendam banjir, “imbuh dia. Sutopo menghimbau agar masyarakat di sekitar bantaran sungai Ciliwung yang akan terkena banjir lebih waspada. Diantaranya adalah Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan. “Di Kali Krukut wilayah yang terkena banjir adalah Pondok Raya, Pasar Mampang, Pulau raya, Jatipadang, Cipete Selatan, Pondok Labu. Di bantaran Kali Pesanggerahan adalah Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu, Tanah Kusir, Perum Kelapa Dua, Pos Pengumben,“ Pungkas Sutopo.
·         Analisis Data
Dari pembahasan kajian pustaka diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Banjir selalu banyak disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini :
a.       Penyumbatan aliran sungai
b.      Curah hujan yang tinggi
c.       Pendirian rumah di sepanjang sungai
d.      Penggundulan hutan
e.       Sedikitnya daerah serap
·         Format dua Variabel
Sesuai dari analisis yang di dapat dalam artikel ini, telah dinyatakan bahwa variable yang terdapat dalam artikel Banjir ini adalah perbedaan perbandingan terjadinya banjir di daerah DKI Jakarta. Daerah yang paling dominan terjadi banjir adalah daerah Jakarta Barat, yaitu sebanyak 28 titik yang terdapat banjir. sedangkan daerah yang tidak sering terjadi banjir adalah daerah Jakarta Selatan yaitu sebanyak 5 titik.
  1. Kesimpulan dan Saran
·         Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Jurnal ini adalah sebagai berikut:
1.      Banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini.
2.      Proses terjadnya banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah dan non-alamiah.
3.      Penyebab terjadinya banjir yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan dan padat bangunan liar, resapan air yang diurut di jadikan perumahan oleh pengusaha property maupun oleh pribadi, mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori, dan buang sampah di sungai dan kali.
4.      Dampak yang di timbulkan oleh banjir yaitu penyakit yang timbul, mematikan usaha, kerugian administrative, dan harus kembali ke titik nol.
5.      Banjir dapat di cegah dengan melakukan beberapa langkah seperti kesadaran tiap warga dengan tidak membuang sampah disembarangan tempat, rutin membersihkan pintu air, memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.
6.      Cara menanggulangi banjir yaitu mamfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak di tebangi lagi.
·         Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan masukan yang mungkin dapat berguna bagi pembaca sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanggulangan masalah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan di setiap rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat mengurangi resiko banjir dan tindakan saat terjadi banjir.




  1. Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar