Senin, 08 Februari 2016

Jurnal Masalah Belajar Pada Siswa dan Solusinya



MASALAH BELAJAR PADA SISWA DAN SOLUSINYA
Oleh: Ela Nurlaela

ABSTRAK
Setiap siswa harus bebas dari masalah yang diteliti. Namun dalam kenyataannya masih banyak siswa yang masih mengalami masalah belajar, terutama di bidang keterampilan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan masalah belajar siswa yang berkaitan dengan keterampilan belajar serta penanganannya. Penelitian ini diklasifikasikan pada jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian dari 323 siswa dengan sampel dari 67 siswa di MTs Al Mu’minien Lohbener. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Temuan penelitian mengungkapkan: masalah belajar yang tinggi dialami oleh siswa pada setiap pembelajaran keterampilan, serta kurangnya minat siswa untuk berkonsultasi masalah pembelajaran yang dihadapi pada guru BK.
Kata kunci : siswa, pembelajaran, masalah.

PENDAHULUAN
Pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai masalah belajar. Salah satunya berkaitan dengan masalah keterampilan belajar. Menurut Syahril dan Riska Ahmad (1987:28) masalah merupakan“ kegagalan individu dalam pemenuhan satu atau beberapa kebutuhan, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan”. Menurut Nana Sudjana (2004:28) “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan dan lainnya yang ada atau terjadi pada individu tersebut”. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang individu yang menghambat kelancaran proses belajarnya” Erman Amti dan Marjohan (1991 : 67). 
Masalah belajar yang dialami oleh siswa berkaitan erat dengan keterampilan belajar. Menurut Herman Nirwana, dkk (2002:77) “keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang siswa untuk dapat sukses dalam menjalani pembelajaran di sekolah (sukses akademik) dengan menguasai materi yang di pelajarinya. Tim Satgatsus 3SCPD (1997:68)“ mengemukakan beberapa jenis keterampilan belajar siswa yaitu keterampilan mengatur waktu belajar, keterampilan membaca buku, keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan mencatat, keterampilan meringkas buku, keterampilan belajar kelompok, keterampilan mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar, keterampilan menyelesaikan tugas sekolah, keterampilan persiapan ujian”. Keterampilan-keterampilan belajar yang telah disebutkan di atas semua sangat besar peranannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya apabila siswa dalam mengatur
waktu belajar tidak pandai maka akan berpengaruh terhadap belajarnya, selanjutnya apabila dalam membaca buku pelajaran siswa tidak memiliki keterampilan maka ia akan mengalami kesulitan dalam memahami bacaan buku tersebut, begitu juga seterusnya dengan keterampilan-keterampilan belajar yang lain. Fenomena di lapangan menemukan banyaknya siswa yang belum memiliki keterampilan belajar. Hasil pengolahan AUM PTSDL (Elgi Syafni 2012:71) menemukan masalah paling banyak terdapat pada bidang keterampilan belajar 46,47% dari 26 orang siswa. Hasil observasi pada tanggal 08 Maret 2012 menemukan, siswa sering mengalami cemas dan gugup ketika berbicara di dalam kelas. Misalnya, saat ada pelajaran yang tidak dimengerti, siswa takut untuk bertanya kepada guru, dan pada saat diskusi siswa lebih sering diam karena merasa takut untuk bertanya. hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Agama pada tanggal 12 Maret 2012 dieroleh informasi bahwa pada saat pengumpulan tugas banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan meminta waktu pengumpulan tugasnya di perpanjang, beberapa siswa memiliki catatan yang kurang lengkap dan tidak rapi, rendahnya minat siswa dalam bertanya dan memberi respon terhadap pelajaran di dalam kelas. Selanjutnya hasil wawancara dengan guru BK 15 Maret 2012, membenarkan banyaknya siswa yang datang keruangan BK untuk konseling membahas masalah terkait dengan kecemasan dan kekhawatiran yang mereka alami ketika akan mengikuti ujian dan ulangan, serta masalah -masalah lain yang berkaitan dengan keterampilan belajar. Dari berbagai perolehan seperti, hasil pengolahan AUM PTSDL, observasi, serta wawancara menyimpulkan bahwa masalah belajar yang di alami siswa sangat variatif. Memperhatikan fenomena di atas penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah belajar yang dihadapi siswa MTs Al Mu’minien berkaitan dengan keterampilan belajar dan penanganannya (solusi) atau upaya yang mereka lalukan untuk menangani masalah belajar yang mereka hadapi.

KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Populasi penelitian 323 orang dengan sampel penelitian 67 orang siswa. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini bertujuan untuk memperoleh data masalah belajar siswa dan penanganannya. Untuk setiap kemungkinan jawaban angket penelitian menggunakan kriteria kemungkinan pilihan jawaban yaitu: YA dan TIDAK. Untuk melihat persentase hasil penelitian, menggunakan rumus persentase
yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (1997:346) sebagai berikut:
P =  X 100
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah responden

HASIL
Hasil penelitian masalah belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1.
Rekapitulasi Masalah Belajar Siswa
No
Aspek
Alternatif Jawaban
Ya
Tidak
%
%
1
Keterampilan mengatur waktu belajar
55,7
44,3
2
Keterampilan membaca buku
50
50
3
Ketermpilan menghafal pelajaran
51,8
48,2
4
Keterampilan mengikuti pelajaran dalam kelas
61,3
38,7
5
Keterampilan mencatat
69,4
30,6
6
Keterampilan meringkas buku
57,5
42,5
7
Keterampilan belajar kelompok
74,7
25,3
8
Keterampilan mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar
38, 6
61,4
9
Keterampilan penyelesaian tugas sekolah
50,2
49,8
10
Keterampiilan persiapan ujian
85,1
14,9
Rata-rata
59,4
40, 57
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, pada sub variabel yang  pertama terdiri dari sepuluh indikator. Pada indikator keterampilan mengatur waktu belajar terdapat sebanyak 44,3% tidak memiliki keterampilan dalam mengatur waktu belajar, pada indikator keterampilan membaca buku terdapat 50% tidak memiliki keterampilan membaca buku, pada keterampilan menghafal pelajaran terdapat 48,2% tidak memiliki keterampilan dalam menghafal pelajaran, pada indikator keterampilan mengikuti pelajaran di dalam kelas 38,7% tidak memiliki keterampilan dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas, pada indikator keterampilan mencatat 30,6% tidak memiliki keterampilan dalam mencatat, pada keterampilan meringkas buku 42,5% tidak memiliki keterampilan dalam meringkas buku. Pada indikator keterampilan belajar kelompok 25,3% tidak memiliki keterampilan dalam belajar kelompok, pada indikator keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar 61,4% tidak memiliki keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar, pada indikator keterampilan penyelesaian tugas sekolah pada alternatif 49,8% tidak memiliki keterampilan dalam penyelesaian tugas sekolah, pada indikator keterampilan persiapan ujian 14,1% tidak memiliki keterampilan dalam persiapan ujian.

Tabel 2.
Penanganan Masalah Belajar
No
Tempat/orang Mengkonsultasikan Masalah
Alternatif Jawaban
Ya
Tidak
%
%
1
Guru BK
25
75
2
Guru Mata Pelajaran
38,2
61,8
3
Teman
81,6
18,4
4
Orang lain
72,4
27,6
Rata-rata
54,3
45,7

Pada sub variabel kedua pada indikator penanganan oleh siswa yaitu sebanyak 75% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka hadapi dengan guru BK, sebanyak 61,8% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka hadapi dengan guru mata pelajaran, sebanyak 18,4% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka hadapi dengan teman, dan sebanyak 45,7% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka hadapi dengan orang lain yang bias membantu mengatasi masalah belajar tersebut.

PEMBAHASAN
Pada deskripsi data dikemukakan bahwa bentuk masalah belajar siswa dikategori tinggi/diatas rata-rata pada enam keterampilan belajar yaitu: pada keterampilan mengatur waktu bekajar yaitu sebesar 44,3% tidak mampu untuk menggatur waktu belajar secara baik, misalnya dalam penggunaan waktu luang. Hal tersebut berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Idrus (1993:43) mengemukakan bahwa “banyak siswa yang mengeluh karena kekurangan waktu belajar, sebenarnya mereka bukan kekurangan waktu tetapi cara pengaturan waktulah yang tidak tepat”. Selanjutnya pada keterampilan membaca buku yaitu sebanyak 50% yang tidak membaca semua isi dan melewatkan beberapa bagian. Hal ini dinyatakan oleh Prayitno (2002:10) “membaca lengkap adalah membaca seluruh bahan, tidak meloncat-loncat, dan tidak ada yang dilampaui”.
Pada keterampilan menghafal pelajaran yaitu sebesar 48,2% mengalami masalah dalam memahami isi buku pelajaran yag dibaca. Senada dengan yang diungkapkan oleh Prayitno (2002:11) menyatakan bahwa “dalam menghafal siswa harus memahami arti, makna dan maksudnya, jangan sampai ada kata, istilah, kalimat definisi, ungkapan, dalil, hukum, atau rumus yang tidak dapat dimengerti arti, makna, ataupun maksudnya”. Pada keterampilan meringkas buku yaitu sebesar 42,5% tidak mampu meringkas buku pelajaran hal ini disebabkan oleh siswa tidak mampu menggunakan tekhnik penyimpulan materi pada setiap buku pelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kurang mampu dalam menggunakan teknik penyimpulan materi pada setiap buku pelajaran. Prayitno (2002:9) dalam penyimpulan materi pelajaran diperlukan pemahaman untuk mencari ide pokok dari ringkasan yang akan dibuat”.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar yaitu sebesar 61,4% tidak mampu untuk mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa Slameto (2003:55). Misalnya tidak dapat belajar dengan baik yang disebabkan oleh perasaan gelisah, murung, dan pikiran yang kacau dan lingkungan belajar yag berisik. Dan pada keterampilan penyelesaian tugas sekolah yaitu sebesar 49,8% siswa tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan tugas yang dikumpul tidak dibuat kopiannya sebagai bahan untuk persiapan ujian. Penanganan masalah belajar yang dilakukan oleh siswa yaitu masih kurang, dapat dilihat pada tabel penanganan masalah oleh siswa yaitu sedikitnya siswa yang mau mengkonsultasikan masalah belajar yang ia alami kepada guru BK dan mata pelajaran.

KESIMPULAN
Bentuk masalah belajar yang dialami oleh siswa berkaitan dengan keterampilan belajar adalah keterampilan mengatur waktu belajar terlihat bahwa masih banyaknya siswa tidak mampu memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk belajar, pada keterampilan membaca buku terlihat bahwa siswa tidak menggunakan teknik membaca lengkap dalam belajar serta masih banyak siswa yang melewatkan beberapa bagian penting dari isi buku dan masih sulitnya siswa dalam memusatkan perhatian dalam membaca buku sehingga siswa sulit memahami dan menjelaskan kembali materi yang ia baca kepada teman-teman dalam diskusi.
Pada keterampilan menghafal pelajaran terlihat bahwa masih sulitnya siswa dalam memahami isi buku serta memahami materi pelajaran yang berbentuk grafik, tabel, gambar serta istilah-istilah asing. Pada keterampilan meringkas buku terlihat bahwa masih banyaknya siswa yang tidak menggunakan teknik penyimpulan materi dalam meringkas materi pelajaran. Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar terlihat bahwa banyaknya masalah yang dihadapi siswa. Seperti perasaan gelisah, murung dan pikiran kacau, lingkungan yang berisik, mudah lelah dalam belajar, teman yang mengajak berbicara saat proses pembelajaran, serta masih sedikitnya jumlah siswa yang menggunakan mind meeping untuk lebih memudahkan siswa dalam mengingat bahan pelajaran. Pada keterampilan penyelesaian tugas sekolah terlihat bahwa masalah yang paling tinggi dialami oleh siswa yaitu untuk setiap tugas yang diserahkan masih banyak siswa yang tidak memiliki kopian jika seandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi oleh guru. Dan masih banyaknya siswa yang tidak mengulangi kembali materi yang diberikan guru sebagai persiapan penyelesaian tugas. Penanganan masalah belajar yang dilakukan oleh siswa yaitu lebih suka bertanya kepada teman dibandingkan kepada guru.

SARAN
Pada keterampilan mengatur waktu belajar hendaknya siswa dapat menggunakan waktu luang yang ada sebaik mungkin untuk belajar. Pada keterampilan membaca buku hendaknya siswa dapat membaca secara lengkap tanpa ada yang ditinggalkan, serta lebih menfokuskan diri dalam membaca buku pelajaran sehingga buku yang dibaca mudah untuk dipahami. Pada keterampilan menghafal pelajaran siswa bisa membaca tabel, gambar dan grafik serta istilah-istilah asing karena semuanya sangat berguna dalam memudahkan menghafal pelajaran. Pada keterampilan meringkas buku hendaknya siswa bisa menggunakan teknik penyimpulan materi pada setiap buku pelajaran untuk meringkas buku. Sehingga hasil ringkasan yang dibuat benar-benar bisa dipahami.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar siswa diharapkan dapat lebih konsentrasi dan fokus pada pelajaran tanpa memikirkan hal-hal lain yang bisa mengganggu dalam belajar. Pada keterampilan penyelesaian tugas sekolah sebaiknya siswa membuat kopian untuk pertinggalan jika seandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi oleh guru, dan selanjutnya mengulang terlebih dahulu materi yang diberikan guru sebelum membuat tugas agar nantinya tugas tersebut memiliki hasil yang baik. Jika seandainya siswa mengalami masalah dalam belajar selain bertanya kepada teman, sebaiknya bertanya kepada guru BK dan guru mata pelajaran agar masalah yang dihadapi bisa dientaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN
A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Elgi Syafni.2012. Laporan Praktek Lapangan Kependidikan. Lintau Buo
Erman Amti dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdikbud
Herman Nirwana, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Padang: FIP UNP
Idrus.1993. Kiat Sukses dalam Belajar. Pekalongan: Bahagia
Nana Sudjana.2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo Prayitno.2002. Seri Pemandu Keterampilan Belajar (Program Semi-Que IV).
Padang: Depdiknas
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar