BAGAIMANA
MENYIKAPI ANAK SEKOLAH YANG SUSAH DIATUR
Oleh: Suci Rahayu
Pendidikan
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap
manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama
kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Seorang
anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan
bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber
kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling
membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.Di dalam
keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah
orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena
dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya
mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan, keluarga.Orang tua
mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan
di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua
mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan
akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik .
Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan
ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik
merupakan peran memberi bantuan dan
dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab
dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang
diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .
Selain
itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak didik . Hal ini berarti memberikan gambaran
tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat.Dengan demikian bila kita
berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita,bahwa tahu mana orang yang terdidik,dan tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan
generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan
dalam perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik
di lingkungan Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat.
Sedangkan
sekarang anak sekolah sudah banyak yang tidak taat pada peraturan yang ada di
sekolahnya malah mereka sudah berani pada guru, sering bolos sekolah, sering
tidak mengerjakan tugas, ini sebenarnya tugas guru dan di bantu oleh keluarga
juga, di sekolah di awasi oleh pihak sekolah dan di rumah di awasi oleh pihak
keluarga, dan lebih baik jika berangkat sekolah dipantau agar anak tidak bolos
sekolah dan saat pulang ditanyakan ada tugas
atau tidak biasanya yang lebih nakal itu anak laki-laki yang suka nya
bermain. Sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak
mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk
sekolah adalah siswa yang “nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut
saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal susah diatur
cara
mengatasiperilaku nakal siswa di kelas
Sebagai
seorang Guru peran kita sangatlah fital di sekolah apalagi kita seorang Guru
kelas maupun bidang studi apa yang harus kita lakukan. Sebaik dan sebagus apa
yang Guru rancang dan ciptakan ldiingkungan kelas yang positif perilaku
bermasalah pada siswa atau murid akan muncul. Sebagai harus bisa menghadapinya dengan cara efektif dan tepat waktu.
Hal ini mencakup beberapa hal yang
harus dilakukan seorang Guru kelas/bidang studi saat menemukan atau menhadapi permasalah
perilaku siswa atau murid dalam kelas.
STRATEGI
MANAJEMEN KELAS
Ini merupakan strategi guru dalam
mengatur kelas, Pakar manajemen kelas Carolyn Evertson dan rekannya membedakan
manajemen kelas menjadi 2 diantara intervensi minor dan moderasi dalam
menangani perilaku bermasalah.
A. INTERVESI MINOR
Sebuah
permasalahan dalam kelas yang hanya mengunakan intervesnsi minor atau kecil,
masalah-masalah yang kerap muncul biasanya mengganggu aktifitas belajar di
kelas. Misalnya, murid mungkin ribut sendiri, meninggalkan tempat duduk tanpa
ijin, bercanda sendiri, atau memakan permen di kelas. Strategi yang efektif
antara lain adalah:
1. Menggunakan isyarat non verbal
menjalin
kontak mata dengan murid. Kemudian beri isyarat atau ekspresi dengan meletakkan
telunjuk jari di bibir anda, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan
untuk menghentikan perilaku tersebut.
2. Melanjutkan aktifitas belajar
Akan terjadi suatu jeda dalam transisi aktifitas
dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut murid tidak
melakukan aktivitas. Saat itu, murid akan kesana kemari meninggalkan tempat
duduknya, mengobrol dengan temannya, bercanda dan mulai ribut. Langkah atau
strategi yang tepat adalah tidak mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera
melanjutkan aktifitas baru berikutnya, masuk sub bab baru atau bab baru dalam
pelajaran.
3. Dekati murid atau siswa yang rebut atau
ramai
Disaat
murid mulai bertindak menyimpang atau ramai. Guru cukup mendekatinya, secara
otomatis siswa biasanya dia akan diam sendiri.
4.
Mengarahkan Perilaku Siswa
Apabila
murid/siswa mengabaikan tugas yang kita perintahkan, guru mengingatkan
siswa/murid tentang kewajibanny. Guru bisa berkata, “Baiklah, ingat, semua anak
- anak harus bisa menyelesaikan soal
matematika ini.”
5. Memberi instruksi yang dibutuhkan
Kita
melihat siswa melakukan kesalahan kecil
saat tidak memahami cara mengerjakan tugas yang di berikan. Untuk mengatasinya
Guru harus memantau atau memperhatikan murid/siswa dan memberi petunjuk jika
siswa membutuhkan.
6. Menyuruh murid berhenti dengan nada tegas
dan langsung
Menjalin
kontak mata dengan murid/siswa, bersikap asertif, dan menyuruh murid
menghentikan tindakannya. membuat pernyataan, singkat dan memantau situasi
sampai murid/siswa patuh terhadap perintah guru. Strategi ini bisa dilakukan
dengan mengkombinasikan strategi mengarahkan perilaku murid.
7. Memberi murid pilihan
Memberi
murid/siswa tanggung jawab dengan dua
alternatif pilihan, bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Memberi
tahu murid/siswa apa tindakan benar itu dan apa konsekuensi bila melanggar.
B.
INTERVENSI MODERAT
Ada
Beberapa perilaku siswa/murid yang salah membutuhkan Intervensi yang lebih kuat
dibandingkan yang baru saja dipaparkan pada intervensi minor di atas, contoh,
ketika murid menyalahgunakan aktifitasnya, mengganggu, keluar dari kelas,
mengganggu pelajaran, atau mengganggu pekerjaan murid lainnya. Berikut adalah
strategi yang bisa dilakukan:
1. Jangan memberi privilese atau aktifitas
yang mereka inginkan
Apabila
seorang guru memperbolehkan murid untuk berkeliling kelas atau mengerjakan
tugas dengan murid lain dan murid/siswa malah menyalahgunakan privilese yang
guru berikan atau mengganggu pekerjaan temannya, maka anda bisa mencabut
privilesenya.
2. Menbuat perjanjian behavioral
Membuat
perjanjian yang bisa disepakati dan diterima oleh semua murid. Perjanjian ini
harus mencakup semua masukan dari kedua belah pihak yaitu guru dan murid. Jika
muncul problem atau masalah dan murid tetap keras kepala, guru bisa merujuk
pada kesepakatan bersama yang telah dibuat.
3.
Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas
Apabila
murid bersenda gurau dan bersikap tidak mengindahkan peringatan Guru, Sebagai
Guru bisa memisahkan Murid yang nakal dari murid disekitarnya ataupun
mengeluarkannya dari dalam kelas.
4. Mengenakan hukuman atau sanksi
Menggunakan
hukuman atau sanksi sebaiknya tidak melakukan tindakan kekerasan, tetapi bisa
dilakukan dengan memberikan tugas mengerjakan soal atau menulis halaman
tambahan.
Ini
merupakan sebuah kumpulan teori atau pendapat yang berkaitan dengan bagaimana
mengatasi permasalah siswa dalam kelas, pengalaman dan inovasi dari Guru juga
bisa dilakukan,
Anak
usia sekolah merupakan bagian lanjutan dari proses perkembangan segala aspek
dalam dirinya. Mulai dari aspek psikologis, fisik hingga mampu menemukan
hal-hal baru yang selama ini tidak bisa ditemukan di rumah. Namun seringkali
anak-anak bersikap melenceng dengan berbuat nakal. Seringkali guru atau wali
kelasnyalah yang harus bertindak untuk meluruskan sikap anak nakal di sekolah
demi memberikan kesempurnaan pendidikan anak. Dalam hal ini, cara mengatasi
anak nakal di sekolah haruslah memperhatikan penyebabnya terlebih dahulu.
Sebagai guru yang baik, anda tidak bisa langsung memberikan hukuman pada anak
tersebut, karena anak-anak umumnya merupakan satu pribadi yang masih polos dan
belum mengetahui apa arti nakal sebenarnya. Anak merupakan satu manusia yang
masih melakukan sesuatu atas apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya.
Sehingga hukuman bukanlah jawaban atau solusi yang tepat untuk menghentikan
kenakalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar