TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA DAN SARANA INFORMASI
Oleh: Santika Sari
Abstrak
Kehidupan sosial masyarakat yang semula
tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa oleh
televisi. Tak terbatasnya dunia komunikasi massa melalui media massa seperti
televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat.
Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan
serta menciptakan budaya massa baru. Tayangan program televisi seperti reality
show, infotainment, sinetron, film bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur
dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi
seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial
masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan publik
belaka.
Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan
“sesuatu” yang maya. Namun tak sedikit pula pemerhati acara televisi yang
“sehat” menemukan dampak positif dari tayangan televisi. Televisi juga bisa
dijadikan sebagai sarana edukasi dan informasi. Kita bisa mengetahui berita
dari belahan bumi manapun dengan cepat melalui televisi. Namun pada
kenyataannya semua itu hanya kepentingan politik dan “matreisme” dari kalangan
tertentu belaka. Televisi tetap menjadi suatu kenyataan yang semu bagi kita
semua. Semua ini membuktikan kalau media televisi sudah semakin “parah”
mempengaruhi kerja otak masyarakat.
Pendahuluan
Televisi saat ini merupakan media massa
yang “terpopuler” di kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia.
Hampir 90 persen penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan
televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya.
Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun
telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja
dan anak-anak. Program televisi yang
makin bervariatif menyebabkan mereka melupakan kebutuhan akan pendidikan
mereka.
Televisi seakan magnet bagi setiap orang untuk
menontonnya. Orang akan mampu melupakan kegiatannya demi menonton sebuah
tayangan televisi favoritnya. Inilah salah satu dampak buruk dari sekian dampak
buruk televisi bagi masyarakat kita.
Kajian Teori
Pengaruh
Televisi terhadap Kesehatan Sosial Masyarakat Indonesia
Televisi
menjadi sesuatu yang kontroversial ketika dihadapkan pada kepentingan bisnis
yang berpengaruh buruk bagi masyarakat. Acara atau program yang ditayangkan
televisi punya pengaruh baik dan tidak baik bagi pemirsa. Indonesia sebagai
negara yang berkembang, mempunyai arus komunikasi yang seakan tak terbatas
keluar masuk ke dan dari masyarakat. Pengaruh negara-negara maju seperti Eropa
dan Amerika juga turut serta di dalamnya. Informasi dan komunikasi tersebut
sampai ke masyarakat melalui televisi. Tayangan televisi pun semakin berani
dengan hadir 24 jam non stop. Dapat dipastikan apa yang telah dibawa oleh pesan
televisi baik yang positif maupun negatif terserap lebih dari setengahnya oleh
masyarakat kita.
1.Pengaruh positif
televisi bagi masyarakat
Kembali
ke fungsi utama televisi yaitu sebagai media komunikasi dan informasi. Televisi
sejatinya hadir untuk menghibur, mendidik, dan mengarahkan pemirsa ke arah yang
baik .
Beberapa sisi positif televisi
sebagai berikut:
a.
Televisi sebagai penghibur pemirsa
Sejatinya, televisi merupakan salah
satu media massa yang berfungsi sebagai penghibur. Dalam diri manusia terdapat
ID, ego dan super ego yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya
termasuk kebutuhan akan hiburan. Kehadiran program-program televisi yang
menghibur sangat diperlukan untuk melepas stress sejenak setelah seharian
bekerja atau belajar. Setidaknya hiburan itu dapat me-refresh otak dari
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sehari. Bagi masyarakat Indonesia
sendiri arti kebersamaan sangat penting. Dengan adanya televisi, kebersamaan
itu bisa diwujudkan dengan menonton program hiburan televisi yang ‘sehat’
secara bersama. Mereka bisa tertawa bersama, bercanda bersama mengomentari apa
yang ada dalam tayangan dan ini sangat baik untuk kesehatan sosial masyarakat
Indonesia. Program televisi seperti acara komedi, sinetron dan film yang
menghibur sangat dinanti masyarakat kita.
b. Televisi sebagai media informasi, pengetahuan dan pendidikan
Prilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor sosiogenesis. Rasa ingin tahu merupakan salah satu motif sosiogenesis yang ada dalam diri manusia dan mempengaruhi tingkah laku mereka. Televisi sebagai media massa juga memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talk show mampu memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, informasi dari berbagai belahan dunia sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita. secara tidak langsung informasi itu dapat meningkatkan intelektual masyarakat sehingga mampu meningkatkan potensi sumber daya manusia Indonesia itu sendiri.
Selain memberi informasi, televisi
juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa khususnya para pelajar
dan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan. Acara kuis, program bimbingan
rohani, talk show pendidikan atau bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi
masyarakat kita. bagi sebagian orang yang memiliki pola belajar audio visual,
menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran.
2. Pengaruh buruk televisi bagi masyarakat
Di zaman sekarang ini di mana dunia
bisnis seakan menjadi nomer satu di jagat raya terutama di Indonesia. Money
oriented merasuk di seluruh lapisan masyarakat. Prinsip ekonomi ‘meraih
keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya’ seakan
diagung-agungkan oleh pebisnis dalam negeri kita. Tidak dapat dipungkiri
televisi juga menjadi salah satu ladang meraup keuntungan rupiah
sebanyak-banyaknya oleh pemilik dan para investornya. Jika sudah menyangkut
masalah ekonomi, apalagi yang menjadi fokus adalah uang, maka segala cara akan
dilakukan untuk mencapainya.
Dalam bisnis televisi, hal tersebut
dapat dicapai dengan membuat program atau acara yang menarik banyak pemirsa
sehingga banyak iklan yang akan bekerja sama. Maka sebagai jalan pintas, para
insan televisi membuat program ringan yang sekiranya mencerminkan kehidupan
masyarakat sehingga bisa menarik penonton. Karena dibuat dengan latar belakang
uang maka segala peraturan dan kode etik penyiaranpun dikesampingkan. Padahal
kode etik itu setidaknya melindungi masyarakat dari program yang merugikan
mereka sendiri.
Pengaruh-pengaruh
buruk televisi bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Televisi merusak moral dan budaya
masyarakat
Jika kita perhatikan akhir-akhir ini di televisi
Indonesia banyak ditayangkan sinetron, film televisi (FTV) maupun drama mini
seri yang menceritakan kehidupan percintaan dan perebutan harta. Di SCTV
misalnya, entah pagi, siang atau malam, ditayangkan FTV remaja yang menampilkan
kehidupan anak SMA dengan baju abu-abu putih minim yang menujukkan bahwa mereka
modis dan mengikuti tren yang sedang booming. Hal ini secara tidak langsung
mempengaruhi pemikiran remaja kita bahwa masa remaja lebih asyik diisi dengan
keglamoran, shopping, percintaan, persaingan yang tidak sehat serta hal-hal
negatif lainnya dan menjauhkan mereka dari tugasnya sebagai pelajar dan
generasi bangsa ini. Sebagai generasi penerus bangsa, sejatinya mereka
mempersiapkan masa depan dengan belajar dan bersikap yang baik.
Tidak
hanya remaja, orang dewasapun bisa terpengaruh buruk oleh tayangan televisi.
Kehidupan mewah yang sering tampil di televisi membuat sebagian orang iri.
Mereka menghalalkan segala cara untuk menjadi seperti yang ada di TV. Jika
keinginan itu tidak terwujud, bisa saja mereka stres dan gila bahkan ada yang
nekad bunuh diri karena tidak kuatnya menghadapi kemiskinan mereka.
Tidak
hanya itu, arus globalisasi dan westernisasi juga melaju deras lewat televisi.
Budaya barat yang identik dengan kebebasan dalam segala hal tanpa toleransi
sesama sudah merasuki pemikiran masyarakat Indonesia. Banyak pengaruh yang
dibawa globalisasi barat ke Negara ini namun entah kenapa banyak pengaruh
negatif yang diserap masyarakat dari pada pengaruh positifnya. Mungkin karena
kelihaian Barat dalam mengkamuflasekan budayanya atau karena ketidaksiapan
bangsa Indonesia menghadapi perubahan yang cepat. Banyak budaya ketimuran yang
sopan mulai tergeser. Seni-seni tradisional bangsa sudah tidak berkibar lagi di
seluruh negeri diganti dengan seni-seni barat yang terkesan bebas, erotis dan
realis sekali.
Jika
yang terjadi di Negara Indonesia kita tercinta seperti ini, bukan tidak mungkin
moral dan budaya asli masyarakat Indonesia untuk beberapa tahun ke depan akan
benar-benar luntur. Dan televisi patut dipersalahkan dalam hal ini.
b.Televisi menyita banyak waktu yang berharga
Televisi
dipunyai hampir tiap keluarga bahkan ada keluarga yang melengkapi tiap kamar
dengan satu televisi. Banyak stasiun televisi swasta nasional maupun lokal
berdiri dengan menyuguhkan banyak program yang makin bervariatif. Acaranyapun
tidak tanggung-tanggung, 24 jam non stop.
Semua
itu menyebabkan pemirsa makin diamanjakan sehingga makin betah melototi
televisi berjam-jam dalam sehari. Coba bayangkan berapa banyak waktu berharga
dalam sehari yang sudah terbuang. Remaja yang seharusnya belajar jam tujuh
malam berpaling ke sinetron televisi. Ibu-ibu yang harus ke pasar pagi-pagi
rela menundanya demi satu acara gossip. Anak-anak malas ke sekolah karena harus
menonton kartun kesayangannya. Yang lebih parah lagi, banyak di antara
masyarakat Indonesia melalaikan ibadahnya karena tertancap pada saluran
televisi favoritnya.
b.
Televisi merusak perkembangan otak
manusia
Meskipun
acara televisi sudah dipisah menurut segmen-segmennya, tetap saja tayangannya
masih bisa dinikmati banyak kalangan umur. Acara kartun misalnya, memiliki
banyak segmen yaitu dari anak-anak, remaja bahkan dewasapun masih ada yang
menonton program yang satu ini. Padahal pesan yang disampaikan banyak
mengandung unsur kekerasan. Hal ini menyebabkan otak mereka terangsang untuk
membentuk pribadi yang mengedepankan kekerasan dalam menghadapi masalah.
Tidak
hanya itu, kekerasan yang mereka tontonpun bisa mereka praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Berkelahi sesama teman menjadi sesuatu yang biasa. Jika
kita ingat di pertengahan tahun 2007 kemarin, sebuah tanyangan kekerasan orang
dewasa yaitu Smack Down tayang di salah satu televisi swasta nasional Indonesia
dan mengakibatkan anak-anak terpengaruh. Merekapun mempraktekkannya sesama
teman, beradu otot sampai-sampai memakan korban jiwa.
Simpulan dan Saran
. Televisi juga bisa dijadikan sebagai
sarana edukasi dan informasi. Kita bisa mengetahui berita dari belahan bumi
manapun dengan cepat melalui televisi. Namun pada kenyataannya semua itu hanya
kepentingan politik dan “matreisme” dari kalangan tertentu belaka. Televisi
tetap menjadi suatu kenyataan yang semu bagi kita semua. Semua ini membuktikan
kalau media televisi sudah semakin “parah” mempengaruhi kerja otak masyarakat.
Pengaruh
baik televisi sebagai berikut:
a. Televisi sebagai penghibur pemirsa
b. Televisi sebagai media informasi,
pengetahuan dan pendidikan
Pengaruh
buruk televisi sebagai berikut:
a. Televisi merusak moral dan budaya
masyarakat
b. Televisi menyita banyak waktu yang
berharga
c. Televisi merusak perkembangan otak
manusia
Daftar
Pustaka
De Vito, Yoseph A., 1997, Komunikasi
AntarManusia, Professional Books, Jakarta.
Hurlock, Elizabeth, B., 1988. Perkembangan Anak, Erlangga,
Bandung.
Mazdalifah, 2004, Pengaruh
Televisi terhadap Perilaku Anak. Jurnal
Pemberdayaan
Komunitas,
Januari 2004, Volume 3, Nomor 1, Halaman 31 – 35.
Mahayoni, 2007, Anak
Vs Medis “Kuasailah Media Sebelum Anak Anda Dikuasainya”. Jakarta :
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Rina, Anak yang
Ketagihan Nonton TV, Kompas, Hal 20 kol 1-9, Edisi Selasa, 16 Juli 2003.
Semiawan,
Conny. 2008. Perspektif Pendidikan Anak
Berbakat. Jakarta: PT Gramedia
Widyasarana Indonesia.
Surbakti. 2008. Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak
Anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar