MASALAH
BELAJAR PADA SISWA DAN SOLUSINYA
Oleh: Ela Nurlaela
ABSTRAK
Setiap siswa
harus bebas dari masalah yang diteliti. Namun dalam kenyataannya
masih banyak siswa yang masih mengalami masalah belajar, terutama di
bidang keterampilan belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan masalah belajar siswa yang berkaitan dengan keterampilan belajar serta penanganannya. Penelitian ini diklasifikasikan pada jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian dari 323 siswa dengan sampel dari
67 siswa di MTs Al Mu’minien
Lohbener. Instrumen penelitian adalah
kuesioner. Temuan penelitian mengungkapkan: masalah belajar yang tinggi dialami oleh siswa pada
setiap pembelajaran keterampilan,
serta kurangnya minat siswa untuk berkonsultasi masalah pembelajaran yang
dihadapi pada guru BK.
Kata kunci : siswa, pembelajaran,
masalah.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar tidak
terlepas dari berbagai masalah belajar. Salah satunya berkaitan dengan masalah
keterampilan belajar. Menurut Syahril dan Riska Ahmad (1987:28) masalah
merupakan“ kegagalan individu dalam pemenuhan satu atau beberapa kebutuhan,
sehingga menimbulkan ketidakseimbangan”. Menurut Nana Sudjana (2004:28)
“belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan
berbagai bentuk, seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
kecakapan, kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan dan lainnya yang ada atau
terjadi pada individu tersebut”. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu
yang dialami oleh seorang individu yang menghambat kelancaran proses
belajarnya” Erman Amti dan Marjohan (1991 : 67).
Masalah belajar yang dialami oleh siswa berkaitan erat
dengan keterampilan belajar. Menurut Herman Nirwana, dkk (2002:77)
“keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh
seorang siswa untuk dapat sukses dalam menjalani pembelajaran di sekolah
(sukses akademik) dengan menguasai materi yang di pelajarinya. Tim Satgatsus
3SCPD (1997:68)“ mengemukakan beberapa jenis keterampilan belajar siswa yaitu keterampilan
mengatur waktu belajar, keterampilan membaca buku, keterampilan menghafal
pelajaran, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan mencatat,
keterampilan meringkas buku, keterampilan belajar kelompok, keterampilan
mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar, keterampilan menyelesaikan
tugas sekolah, keterampilan persiapan ujian”. Keterampilan-keterampilan belajar
yang telah disebutkan di atas semua sangat besar peranannya dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Misalnya apabila siswa dalam mengatur
waktu
belajar tidak pandai maka akan berpengaruh terhadap belajarnya, selanjutnya
apabila dalam membaca buku pelajaran siswa tidak memiliki keterampilan maka ia
akan mengalami kesulitan dalam memahami bacaan buku tersebut, begitu juga
seterusnya dengan keterampilan-keterampilan belajar yang lain. Fenomena di
lapangan menemukan banyaknya siswa yang belum memiliki keterampilan belajar.
Hasil pengolahan AUM PTSDL (Elgi Syafni 2012:71) menemukan masalah paling
banyak terdapat pada bidang keterampilan belajar 46,47% dari 26 orang siswa.
Hasil observasi pada tanggal 08 Maret 2012 menemukan, siswa sering mengalami
cemas dan gugup ketika berbicara di dalam kelas. Misalnya, saat ada pelajaran
yang tidak dimengerti, siswa takut untuk bertanya kepada guru, dan pada saat
diskusi siswa lebih sering diam karena merasa takut untuk bertanya. hasil
wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Agama pada tanggal 12 Maret 2012 dieroleh
informasi bahwa pada saat pengumpulan tugas banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan
tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan meminta waktu pengumpulan
tugasnya di perpanjang, beberapa siswa memiliki catatan yang kurang lengkap dan
tidak rapi, rendahnya minat siswa dalam bertanya dan memberi respon terhadap
pelajaran di dalam kelas. Selanjutnya hasil wawancara dengan guru BK 15 Maret
2012, membenarkan banyaknya siswa yang datang keruangan BK untuk konseling
membahas masalah terkait dengan kecemasan dan kekhawatiran yang mereka alami
ketika akan mengikuti ujian dan ulangan, serta masalah -masalah lain yang
berkaitan dengan keterampilan belajar. Dari berbagai perolehan seperti, hasil
pengolahan AUM PTSDL, observasi, serta wawancara menyimpulkan bahwa masalah
belajar yang di alami siswa sangat variatif. Memperhatikan fenomena di atas
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah belajar yang dihadapi
siswa MTs Al Mu’minien berkaitan dengan keterampilan belajar dan penanganannya
(solusi) atau upaya yang mereka lalukan untuk menangani masalah belajar yang
mereka hadapi.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan analisis deskriptif. Populasi penelitian 323 orang dengan sampel
penelitian 67 orang siswa. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah angket. Angket ini bertujuan untuk memperoleh data
masalah belajar siswa dan penanganannya. Untuk setiap kemungkinan jawaban
angket penelitian menggunakan kriteria kemungkinan pilihan jawaban yaitu: YA
dan TIDAK. Untuk melihat persentase hasil penelitian, menggunakan rumus
persentase
yang
dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (1997:346) sebagai berikut:
P =
X 100
Keterangan:
P =
Persentase
f =
Frekuensi
n = Jumlah
responden
HASIL
Hasil
penelitian masalah belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1.
Rekapitulasi Masalah Belajar Siswa
No
|
Aspek
|
Alternatif
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
%
|
%
|
||
1
|
Keterampilan
mengatur waktu belajar
|
55,7
|
44,3
|
2
|
Keterampilan
membaca buku
|
50
|
50
|
3
|
Ketermpilan
menghafal pelajaran
|
51,8
|
48,2
|
4
|
Keterampilan
mengikuti pelajaran dalam kelas
|
61,3
|
38,7
|
5
|
Keterampilan
mencatat
|
69,4
|
30,6
|
6
|
Keterampilan
meringkas buku
|
57,5
|
42,5
|
7
|
Keterampilan
belajar kelompok
|
74,7
|
25,3
|
8
|
Keterampilan
mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar
|
38, 6
|
61,4
|
9
|
Keterampilan
penyelesaian tugas sekolah
|
50,2
|
49,8
|
10
|
Keterampiilan
persiapan ujian
|
85,1
|
14,9
|
Rata-rata
|
59,4
|
40, 57
|
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, pada
sub variabel yang pertama terdiri dari
sepuluh indikator. Pada indikator keterampilan mengatur waktu belajar terdapat sebanyak
44,3% tidak memiliki keterampilan dalam mengatur waktu belajar, pada indikator
keterampilan membaca buku terdapat 50% tidak memiliki keterampilan membaca
buku, pada keterampilan menghafal pelajaran terdapat 48,2% tidak memiliki
keterampilan dalam menghafal pelajaran, pada indikator keterampilan mengikuti
pelajaran di dalam kelas 38,7% tidak memiliki keterampilan dalam mengikuti
pelajaran di dalam kelas, pada indikator keterampilan mencatat 30,6% tidak
memiliki keterampilan dalam mencatat, pada keterampilan meringkas buku 42,5%
tidak memiliki keterampilan dalam meringkas buku. Pada indikator keterampilan
belajar kelompok 25,3% tidak memiliki keterampilan dalam belajar kelompok, pada
indikator keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar 61,4%
tidak memiliki keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam
belajar, pada indikator keterampilan penyelesaian tugas sekolah pada alternatif
49,8% tidak memiliki keterampilan dalam penyelesaian tugas sekolah, pada
indikator keterampilan persiapan ujian 14,1% tidak memiliki keterampilan dalam
persiapan ujian.
Tabel 2.
Penanganan
Masalah Belajar
No
|
Tempat/orang
Mengkonsultasikan Masalah
|
Alternatif
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
%
|
%
|
||
1
|
Guru BK
|
25
|
75
|
2
|
Guru Mata
Pelajaran
|
38,2
|
61,8
|
3
|
Teman
|
81,6
|
18,4
|
4
|
Orang lain
|
72,4
|
27,6
|
Rata-rata
|
54,3
|
45,7
|
Pada sub variabel kedua pada indikator penanganan oleh
siswa yaitu sebanyak 75% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang
mereka hadapi dengan guru BK, sebanyak 61,8% tidak mau mengkonsultasikan
masalah belajar yang mereka hadapi dengan guru mata pelajaran, sebanyak 18,4%
tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka hadapi dengan teman,
dan sebanyak 45,7% tidak mau mengkonsultasikan masalah belajar yang mereka
hadapi dengan orang lain yang bias membantu mengatasi masalah belajar tersebut.
PEMBAHASAN
Pada deskripsi data dikemukakan bahwa bentuk masalah
belajar siswa dikategori tinggi/diatas rata-rata pada enam keterampilan belajar
yaitu: pada keterampilan mengatur waktu bekajar yaitu sebesar 44,3% tidak mampu
untuk menggatur waktu belajar secara baik, misalnya dalam penggunaan waktu
luang. Hal tersebut berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Idrus (1993:43)
mengemukakan bahwa “banyak siswa yang mengeluh karena kekurangan waktu belajar,
sebenarnya mereka bukan kekurangan waktu tetapi cara pengaturan waktulah yang
tidak tepat”. Selanjutnya pada keterampilan membaca buku yaitu sebanyak 50%
yang tidak membaca semua isi dan melewatkan beberapa bagian. Hal ini dinyatakan
oleh Prayitno (2002:10) “membaca lengkap adalah membaca seluruh bahan, tidak
meloncat-loncat, dan tidak ada yang dilampaui”.
Pada keterampilan menghafal pelajaran yaitu sebesar
48,2% mengalami masalah dalam memahami isi buku pelajaran yag dibaca. Senada
dengan yang diungkapkan oleh Prayitno (2002:11) menyatakan bahwa “dalam
menghafal siswa harus memahami arti, makna dan maksudnya, jangan sampai ada
kata, istilah, kalimat definisi, ungkapan, dalil, hukum, atau rumus yang tidak
dapat dimengerti arti, makna, ataupun maksudnya”. Pada keterampilan meringkas
buku yaitu sebesar 42,5% tidak mampu meringkas buku pelajaran hal ini
disebabkan oleh siswa tidak mampu menggunakan tekhnik penyimpulan materi pada
setiap buku pelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa
kurang mampu dalam menggunakan teknik penyimpulan materi pada setiap buku
pelajaran. Prayitno (2002:9) dalam penyimpulan materi pelajaran diperlukan
pemahaman untuk mencari ide pokok dari ringkasan yang akan dibuat”.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan
dalam belajar yaitu sebesar 61,4% tidak mampu untuk mengingat, konsentrasi dan
ketahanan dalam belajar hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari
dalam dan luar diri siswa Slameto (2003:55). Misalnya tidak dapat belajar
dengan baik yang disebabkan oleh perasaan gelisah, murung, dan pikiran yang kacau
dan lingkungan belajar yag berisik. Dan pada keterampilan penyelesaian tugas
sekolah yaitu sebesar 49,8% siswa tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya
tepat waktu dan tugas yang dikumpul tidak dibuat kopiannya sebagai bahan untuk
persiapan ujian. Penanganan masalah belajar yang dilakukan oleh siswa yaitu
masih kurang, dapat dilihat pada tabel penanganan masalah oleh siswa yaitu
sedikitnya siswa yang mau mengkonsultasikan masalah belajar yang ia alami
kepada guru BK dan mata pelajaran.
KESIMPULAN
Bentuk masalah belajar yang dialami oleh siswa
berkaitan dengan keterampilan belajar adalah keterampilan mengatur waktu
belajar terlihat bahwa masih banyaknya siswa tidak mampu memanfaatkan waktu
luang sebaik mungkin untuk belajar, pada keterampilan membaca buku terlihat
bahwa siswa tidak menggunakan teknik membaca lengkap dalam belajar serta masih
banyak siswa yang melewatkan beberapa bagian penting dari isi buku dan masih
sulitnya siswa dalam memusatkan perhatian dalam membaca buku sehingga siswa
sulit memahami dan menjelaskan kembali materi yang ia baca kepada teman-teman
dalam diskusi.
Pada
keterampilan menghafal pelajaran terlihat bahwa masih sulitnya siswa dalam
memahami isi buku serta memahami materi pelajaran yang berbentuk grafik, tabel,
gambar serta istilah-istilah asing. Pada keterampilan meringkas buku terlihat
bahwa masih banyaknya siswa yang tidak menggunakan teknik penyimpulan materi
dalam meringkas materi pelajaran. Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan
ketahanan dalam belajar terlihat bahwa banyaknya masalah yang dihadapi siswa.
Seperti perasaan gelisah, murung dan pikiran kacau, lingkungan yang berisik,
mudah lelah dalam belajar, teman yang mengajak berbicara saat proses
pembelajaran, serta masih sedikitnya jumlah siswa yang menggunakan mind meeping
untuk lebih memudahkan siswa dalam mengingat bahan pelajaran. Pada keterampilan
penyelesaian tugas sekolah terlihat bahwa masalah yang paling tinggi dialami
oleh siswa yaitu untuk setiap tugas yang diserahkan masih banyak siswa yang
tidak memiliki kopian jika seandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi
oleh guru. Dan masih banyaknya siswa yang tidak mengulangi kembali materi yang
diberikan guru sebagai persiapan penyelesaian tugas. Penanganan masalah belajar
yang dilakukan oleh siswa yaitu lebih suka bertanya kepada teman dibandingkan
kepada guru.
SARAN
Pada keterampilan mengatur waktu belajar hendaknya
siswa dapat menggunakan waktu luang yang ada sebaik mungkin untuk belajar. Pada
keterampilan membaca buku hendaknya siswa dapat membaca secara lengkap tanpa
ada yang ditinggalkan, serta lebih menfokuskan diri dalam membaca buku
pelajaran sehingga buku yang dibaca mudah untuk dipahami. Pada keterampilan
menghafal pelajaran siswa bisa membaca tabel, gambar dan grafik serta
istilah-istilah asing karena semuanya sangat berguna dalam memudahkan menghafal
pelajaran. Pada keterampilan meringkas buku hendaknya siswa bisa menggunakan
teknik penyimpulan materi pada setiap buku pelajaran untuk meringkas buku.
Sehingga hasil ringkasan yang dibuat benar-benar bisa dipahami.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan
dalam belajar siswa diharapkan dapat lebih konsentrasi dan fokus pada pelajaran
tanpa memikirkan hal-hal lain yang bisa mengganggu dalam belajar. Pada
keterampilan penyelesaian tugas sekolah sebaiknya siswa membuat kopian untuk
pertinggalan jika seandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi oleh guru,
dan selanjutnya mengulang terlebih dahulu materi yang diberikan guru sebelum
membuat tugas agar nantinya tugas tersebut memiliki hasil yang baik. Jika
seandainya siswa mengalami masalah dalam belajar selain bertanya kepada teman,
sebaiknya bertanya kepada guru BK dan guru mata pelajaran agar masalah yang
dihadapi bisa dientaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
A. Muri
Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Elgi
Syafni.2012. Laporan Praktek Lapangan Kependidikan. Lintau Buo
Erman Amti
dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdikbud
Herman
Nirwana, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Padang: FIP UNP
Idrus.1993.
Kiat Sukses dalam Belajar. Pekalongan: Bahagia
Nana
Sudjana.2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Prayitno.2002. Seri Pemandu Keterampilan Belajar (Program Semi-Que IV).
Padang: Depdiknas
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar