PENERAPAN
PROGRAM JAM BACA DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 HARAPAN
Oleh: Imah
Halimah
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah
untuk mengetahui;
Pengertian membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis.
Tujuan membaca untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencangkup isi dan memahami makna bacaan.
Kemampuan dalam membaca
menurut Tampubolon (1987:7), kemampun membaca ialah kecepatan membaca dan
pemahaman isi secara keseluruhan.
minat membaca minat baca merupakan hasrat yang kuat
seseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan lewat perilaku
membacanya.
Membaca ekstensif
adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan
demikian membaca serta efisien dapat terlaksana.
membaca intensif
adalah study seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan
di dalam kelas terhadap suatu tugasyng pendek kira-kira dua sampai empat
halaman setiap hari.
Kemapuan membaca berhubungan dengan
minat dan kebiasaan membaca. Setiap siswa dituntut untuk memiliki minat dan kemampuan membaca yang baik karena
besarnya manfaat membaca bagi seseoran. Namun hal itu tidak sesuai dengan
fenomena ynag terjadi rendahnya minat membaca terhadap siswa berdampak pula
pada kemampuan membacanya. Hal tersebut mmembuktikan bahwa siswa memiliki minat
dan kemampuan membaca yang rendah.
Program jam baca merupakan program
yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca. program ini
dilaksanakan karena rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Membaca merupakan salah satu
diantara empat keterampilan berbahasa selain keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis yang penting untuk dipelajari
dan dikuasai. Untuk itu, pengajar dan siswa harus memiliki kerja sama yang baik
dalam proses pembelajaran bahasa. Setiap proses pembelajaran berbahasa
hendaknya lebih diperhatikan agar tepat sasaran dan mampu meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa. Termasuk di dalamnya adalah keterampilan membaca yang
memiliki banyak manfaat dalam perkembangan berbahasa siswa. Melalui kegiatan
membaca siswa mampu memperoleh banyak pengetahuan. Oleh sebab itu, guru
sebaiknya memiliki perhatian khusus dalam kompetensi membaca ini karena selain
manfaatnya yang besar bagi siswa, membaca juga merupakan kegiatan yang
kompleks. (Tarigan 1988:7) membaca suatu proses yang bersifat kompleks yang
meliputi kegiatan fisik dan mental. dapat berupa intelegensi (IQ), minat,
sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya.
Penerapan jam baca yang rutin
dilaksanakan di sekolah-sekolah akan memberikan dampak positif bagi peningkatan
perilaku membaca anak bangsa di masa yang akan datang. Namun, dalam
penerapannya tidak hanya membutuhkan partisipasi dari para siswa, tetapi juga membutuhkan
kerja sama dari kepala sekolah, guru, dan petugas perpustakaan.
Minat dan
kemampuan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Harapan tergolong rendah.
Rendahnya minat membaca siswa terbukti dari hasil jawaban angket siswa yang
diperoleh yaitu 100% siswa menjawab menyukai kegiatan membaca namun, frekuensi
membaca mereka masih rendah. Hal tersebut terbukti dari kunjungannya ke
perpustakaan hanya 52% siswa yang ke perpustakaan hanya sekali dalam seminggu,
sedangkan 48% siswa lain mengaku tidak pernah mengunjungi perpustakaan.
Indikator lain untuk mengetahui minat membaca siswa yaitu kesediaan dalam
memperoleh bahan bacaan. Melalui hasil angket diperoleh hasil kesediaan siswa
untuk mendapatkan bahan bacaan dengan meminjam buku di perpustakaan hanya 48 % siswa
yang menjawab jarang meminjam buku, sedangkan 41% siswa tidak pernah meminjam
buku di perpustakaan.
LANDASAN TEORI
Pengertian
Membaca
Membaca adalah
satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987:5), sedangkan menurut Soedarso
(2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah
besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan
pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Membaca dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca merupakan suatu
aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Melalui membaca, seseorang diharapkan
antara lain sebagai berikut, (1) memperoleh informasi dan
tanggapan yang tepat, (2) mencari
sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpa informasi dari bacaan, dan (3)
mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat dari bacaan
(Syafi’ie, 1993:2). Pendapat lain dikemukakan oleh Rahim (2001:163) yang
menyatakan bahwa membaca meliputi informasi tekstual yang dihubungkan dengan
istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak seseorang
yang berhubungan dengan objek-objek, tempattempat, tindakan-tindakn atau
peristiwa-peristiwa.
Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah salah satu dari kemampuan
berbahasa yang memiliki banyak manfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan
tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.
Tujuan Membaca
Untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencangkup isi dan memahami makna bacaan.
Rahim (2008:11),
adapun macam-macam tujuan membaca yaitu:
1. Kesenangan
2. menyempurnakan
membaca nyaring
3. menggunakan strategi tertentu
4. memperbaharui
pengetahuannya tentang suatu topik
5. mengaitkan informasi yang baru dengan
informasi yang telah diketahuinya
Faktor-Faktor dalam Membaca
Menurut Pandawa, dkk (2009) ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses pemahaman. Faktor-faktor tersebut
adalah:
1.
faktor kognitif
berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman dan tingkat kecerdasan (kemampuan
berfikir) seesorang.
2. faktor
afektif berkaitan dengan kondisi emosional, sikap, dan situasi.
3. faktor
teks bacaan berkaitan dengan tingkat kesukaran dan keterbacaan suatu bacaan
yang dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaan
bahasanya.
4. faktor penguasaan bahasa berkaitan dengan
tingkat kemampuan berbahasa yang berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan
kata, struktur, dan unsur-unsur kewacanaan.
Kemampuan
Membaca
Menurut
Tampubolon (1987:7), kemampun membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi
secara keseluruhan. Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang memadai akan
mampu menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan (Syamsi dan Kusmiyatun,
2006:219-220). Ia juga menyimpulkan bahwa berdasarkan temuan lapangan, ternyata
ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman
siswa. faktor penyebab tersebut dapat digolongkan dalam faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang ada dari dalam diri siswa, sedangkan faktor
eksternal adalah dari luar diri siswa. faktor internal dapat berupa motivasi,
semangat, kemampuan dan lainnya, sedangkan faktor eksternal dapat berupa guru,
model belajar, pendekatan dan teknik belajar, media, sarana, dan sebagainya.
Minat Membaca
Minat baca
merupakan hasrat yang kuat seseorang baik disadari ataupun tidak yang
terpuaskan lewat perilaku membacanya. Minat menentukan kegiatan dan frekuensi
membaca,
mendorong pembaca untuk memilih
jenis bacaan yang dibaca, menentukan tingkat partisipasi di kelas dalam
mengerjakan tugas, bertanya-jawab, dan kesanggupan membaca di luar kelas. Aspek
minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi
membaca, dan jumlah buku yang dibaca anak.
Hal-hal yang berkaitan dengan
masalah kebiasaan membaca adalah sebagai berikut:
1.
Waktu membaca
Membaca kapan saja dan di mana saja
belum menjadi budaya masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia lebih suka berbicara
dan menyimak dibanding membaca dan menulis sehingga menganggap tidak terlalu
penting untuk mengalokasikan waktu untuk membaca.
Sebenarnya alokasi jam baca tidak
memerlukan waktu yang terlalu lama. Cukup 45 menit dalam seminggu untuk membaca
apa saja yang menarik minatnya untuk membaca.
2.
Frekuensi membaca
Frekunsi membaca tiap orang
berbeda. Hal tersebut tergantung pada minat seseorang dalam membaca dan
kepentingan tertentu yang mendasari orang membaca. Seseorang bisa saja membaca
tiga kali sehari rutin dalam seminggu, bisa juga seseorang membaca hanya sekali
setahun ketika ia berada dalam keadaan yang mengharuskan ia harus membaca.
3.
Sikap membaca
Adapun
sikap-sikap dalam membaca adalah sebagai berikut.
a.
Sabar
Kesabaran
diperlukan saat membaca karena bila tergesa-gesa dalam memaknai suatu gagasan,
bisa jadi kesimpulan yang didapt akan salah.
b.
Telaten
Ketelatenan
mengambil makna-makna yang tersebar di sepanjang halaman buku kemudian
mengumpulkan dan menghimpunnya kembali amat diperlukan karena kalau tidak, akan
banyak gagasan hilang.
c.
Tekun
Ketekunan
diperlukan untuk membantu kita menyisir himpunan kata, kalimat, alinea, bab,
dan bagian demi bagian yang menyimpan gagasan pokok dan hal-hal penting yang
perli diperhatikan..
d.
Sungguh-sungguh
Kesungguhan
dalam menemukan makna dan memahami maksud penulis sangat penting dalam proses
membaca.
Beberapa
faktor penghambat membaca berasal dari guru dan siswa
Faktor dari guru
1.
Kekurang telitian guru
dalam mengajarkan pelajaran membaca
Guru
tidak menagajk siswa membaca secara langsung dengan melibatkan
masing-masingindividu tetapi secara keseluruhan. Sehingga kekurangan siswa
dalam membaca individu tidak dapat diketahui secara pasti satu persatu.
2. Teknik
mengajar yang digunakan guru kurang tepat
Teknik
yang digunakan oleh guru selama ini adalah teknik ceramah. Guru sebagai
pembicara yang menyampaikan materi dan teori pengajaran, sedangkan siswa yang
bertugas sebagi pendengar merekam dan menyerap materi yang disampaikan oleh
guru tersebut.
3. Guru
kurang memberi motivasi kepada siswa untuk membaca
Guru
kurang memberi pengertian banyak memberi arahan dan motivasi kepada siswa untuk
aktif dan gemar membaca dimanapun berada agar siswa dapat memperkaya kosakata
dan menambah ilmu.
Faktor dari siswa
1.
Siswa kurang berminat
untuk mengikuti pelajaran membaca
2. Siswa
kurang menyadari betapa pentingnya membaca
3. Siswa
tidak memahami hakikat membaca ekstensif yang sebenarnya
4. Siswa
kurang latihan membaca
5. Siswa
sulit menemukan informasi dengan bacaan
6. Tebalnya
bahan bacaan sehingga membuat mereka tidak menyukai bacaan. Mereka lebih suka
membaca komik atau majalah yang mudah untuk dibaca, daripada buku-buku
pelajaran yang lebih sulit untuk dipahami
7.
Situasi dan kondisi
yang kurang nyaman
Membaca
Ekstensif
(Tarigan 1984:31) menyatakan
membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif meliputi:
1.
Membaca Survey
Membaca survey
adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-bagian tertentu
dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian
isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai
meliputi halaman judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan abstrak (bila ada). Pada halaman judul yang disurvai adalah judul
buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang
disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan tabel
(bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka,
dan indeks (bila ada). Cara mensurvai bagian-bagian tersebut adalah dengan
membuka-buka bagian-bagian tersebut secara cepat dan menyeluruh dalam sekali
pandang. Bagian-bagian buku yang disurvai dibaca dengan teknik baca layap (skimming,)
yaitu membaca secepat mungkin halaman demi halaman. Survai dilakukan dalam
waktu beberapa menit saja dan merupakan kegiatan awal dari penerapan metode
ini.
Tujuan
dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan
gambaran umum isi buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku
yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap mensurvai
buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca
tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku.
Survai juga digunakan untuk mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan
mengandung bagian-bagian buku yang lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang
lengkap terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang baik adalah terdapat
bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian akhir dari
sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks.
2.
Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca
Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat
dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.
Untuk
menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
Teknik
membaca skimming digunakan dengan lima tujuan, yaitu mengenal topik
bacaan, opini, bagian penting organisasi bacaan, penyegaran, dan memperoleh
kesan umum (Harjasujana dan Mulyati 1997: 64-65, Soedarsono 2004: 88-89,
Widyamartaya 2004: 44, dan Tarigan 1994: 32).
Pertama,
yang dimaksud topik bacaan adalah judul buku atau artikel, judul-judul bab, dan
judul subbab. Misalnya pembaca datang ke toko buku untuk mengetahui buku-buku
membaca apa yang terdapat pada toko buku tersebut. Pembaca melihat secara
sekilas judul-judul buku membaca yang terdapat rak khusus buku-buku membaca.
Dengan men-skim buku tersebut, pembaca tahu judul-judul buku apa saja yang
tersedia di toko buku tersebut. Apabila ada buku yang cocok, ia bisa saja
mengambil buku tersebut untuk membaca sekilas daftar isi buku itu guna
mengetahui apakah ada judul bab atau subbab yang diinginkannya.
Kedua,
opini berarti pendapat, pikiran atau pendirian. Pada sebuah bacaan opini belum
tentu ada. Bacaan ilmiah biasanya tidak mengandung opini, tetapi bacaan yang
bersifat populer umumnya ada opininya. Kadang kala pada sebuah surat kabar
memuat artikel yang justru kehadiran opini diwajibkan karena tanpa opini
artikel tersebut kurang bermutu sehingga orang yang ingin mengirim artikel
untuk kolom itu diharuskan menampilkan opini-opini. Opini digunakan untuk
menggugah pikiran pembaca untuk berfikir kritis sehingga pembaca diharapkan
dapat memberi umpan baliknya yang berupa tanggapan. Artikel semacam ini
diminati pembaca yang ingin mencari hal-hal yang bersifat sensasi.
Ketiga,
untuk mengetahui bagian penting dari sebuah bacaan, pembaca tidak perlu membaca
keseluruhan bacaan. Pembaca cukup membaca dengan sekilas dari atas sampai bawah
untuk menemukan informasi tertentu yang dicari. Informasi yang dicari misalnya
adalah nama peristiwa, tempat peristiwa, nama tokoh, jumlah korban. Jika ingin
mengetahui bagian penting, pembaca hanya melihat secara skimming seluruh
bacaan dengan menangkap ide-ide pokok.
Keempat,
penyegaran adalah membaca lagi bacaan secara sekilas untuk mengingat lagi
informasi-informasi yang telah disimpan, diperoleh atau diingat. Pembaca
melakukan penyegaran pada waktu pembaca sudah selesai membaca bacaan secara
menyeluruh. Tujuan dilakukan penyegaran adalah untuk memperkuat atau
memantapkan informasi-informasi yang diperoleh pembaca. Caranya adalah dengan
menskim halaman demi halaman dengan memperhatikan informasi-informasi atau
hal-hal yang penting yang telah diperolehnya. Pada metode SQ3R, cara ini sama
dengan tahap review atau meninjau kembali.
Kelima,
Kesan umum didapat dari bacaan, baik yang fiksi maupun yang nonfiksi. Pembaca
dapat memperoleh kesan umum dari sebuah novel dengan jalan melakukan pandangan
sekilas dan menaruh perhatian tertentu pada bagian tertentu. Apabila tertarik
hanya pada plot atau sifat umum novel yang dibaca, pembaca memperoleh suatu ide
yang baik mengenai novel tersebut dalam tempo setengah jam atau kurang.
Teknik Membaca Ekstensif
1.
Teknik baca-pilih (selecting) adalah
membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap mengandung
informasi dibutuhkan. Dalam hal ini, pembaca hanya memilih dan membaca
bagian-bagian bacaan yang diperlukan saja.
2.
Teknik baca-lompat (skipping) adalah
membaca dengan melakukan lompatan-lompatan membaca. Maksudnya, bagian-bagian
bacaan yang dianggap tidak sesuai dengan keperluan atau sudah dipahami tidak
dihiraukan.
3.
Teknik baca-layap (skimming) adalah
membaca dengan cepat (sekilas) untuk memperoleh gambaran umum isi buku atau
bacaan lainnya secara menyeluruh. Teknik ini digunakan untuk (1) mengenali
topik bacaan; (2) mengetahui pendapat orang (opini); (3) mengetahui bagian
penting tanpa harus membaca seluruh bacaan.
4. Teknik
baca-tatap (scanning) adalah suatu teknik pembacaan sekilas cepat, tetapi
teliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi khusus dari bacaan.
Misalnya, untuk mencari nomor telepon, mencari makna kata dalam kamus, mencari
keterangan tentang istilah dalam ensiklopedi, mencari acara siaran televisi,
dan mengetahui daftar perjalanan.
Hambatan-Hambatan
Yang Dapat Mengurangi Kecepatan Membaca
1.
Vokalisasi atau berguman ketika
membac
2.
Membaca dengan menggerakan bibir
tetapi tidak bersuara
3.
Kepala bergerak searah tulisan yang
dibaca
4.
Subvokalisasi; suara yang biasa ikut
membaca di dalam pikiran kita
5.
Jari tangan selalu menunjuk tulisan
yang sedang kita baca
6.
Gerakan mata kembali pada kata-kata
sebelumnya
Manfaat Membaca Ekstensif
1. Memahami
bagian bacaan yang penting
2.
Mengetahui gambaran umum isi buku
3.
Mengetahui isi buku secara cepat.
4.
Memperoleh pemahaman secara dangkal.
5. Memperoleh
hal – hal yang baru.
Membaca Intensif
Membaca
intensif pada hakikatnya adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu bacaan (tugas ) yang
pendek kira-kira dua sampai empat halarnan setiap hari (Tarigan 1994 : 35).
Menurut
Suyatmi dan Mujiyanto (1989:85), membaca intensif ialah suatu aktivitas membaca
yang sangat membutuhkan kecermatan dan ketajaman pikir, merupakan kunci
pemerolehan ilmu pengetahuan. Membaca terhadap penanganan terperinci yang
dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas atau bacaan. Membaca intensif
atau intensif reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan
terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek
kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Tujuan Membaca Intensif
1. Untuk
memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumentasi yang lugas
2. Untuk
memperoleh ide – ide yang terdapat dalam suatu bacaan.
3. Untuk
mengetahui serta menelaah isi suatu bacaan secara mendalam.
4. Mempebanyak kata – kata yang dimiliki.
5. Mengembangkan
kosakata.
PEMBAHASAN
Pada bagian
pembahasan ini dipaparkan hasil (1) proses penerapan program jam baca dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 1 Harapan, (2) hasil program
jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 1 Harapan, dan
(3) hasil program jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP
Negeri 1 Harapan.
1. Proses
Penerapan Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Siswa
SMP Negeri 1 Harapan
Program jam baca
merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca
siswa SMP Negeri 1 Harapan. program ini dilaksanakan karena rendahnya minat dan
kemampuan membaca siswa di SMP Negeri 1 Harapan. Beberapa hasil terkait proses
penerapan program jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP
Negeri 1 Harapan. Proses program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi:
(1) tahap praprogram, (2) tahap awal program,(3) tahap inti program, dan (4)
tahap penutup program. Pada tahap pelaksanaan inti program, guru menjelaskan materi
tentang konsep dan langkah-langkah menulis identitas buku, ringkasan cerita,
komentar dan alasan, serta kutipan bagian yang dikomentari, dan latihan mengisi
contoh cerita “Legenda Batu Menangis”. Pada tahap berikutnya adalah pemilihan
bahan bacaan menggunakan penggiliran berdasarkan deret meja siswa.Bahan bacaan
tersebut telah disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Selain itu, buku cerita tersebut dipilih sesuai pertimbangan kemampuan dan kebutuhan
sesuai dengan usianya. Waktu yang diberikan pada siswa untuk membaca yaitu 25
menit. Selama siswa membaca, guru berkeliling untuk memantau dan membantu siswa
yang mengalami kesulitan. Tahap selanjutnya, guru meminta siswa mengerjakan
jurnal membaca sesuai buku cerita masing-masing. Siswa mampu mengisi jurnal
sesuai arahan yang diberikan. Setelah selesai membaca, siswa diminta membuat komentar
dan alasan dari segi isi atau bahasa dari buku cerita yang dibaca. Tahap
berikutnya dilakukan dengan pembacaan hasil komentar dan pemberian tanggapan
oleh teman yang lain. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan metode talking
stik. Pada tahap terakhir, penutup program,guru menanyakan kesan dan kesulitan
siswayang dialami dalam mengikuti program jam baca. Pada kegiatan terakhir, guru memberikan motivasi dengan
menjelaskan manfaat membaca dan pentingnya membaca bahan bacaan yang
bervariatif.
2. Hasil
Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Siswa SMP Negeri
01 Puri
Dalam penerapan
program jam baca, kompetensi yang diajarkan pada siswa yaitu “Mengomentari Buku
Cerita yang Dibaca Dalam kompetensi ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
membaca yang baik untuk memahami isi bacaan dan memberikan penilaian atau
pendapat sesuai skemata yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan diketahui bahwa pada studi pendahuluan, siswa yang
mengalami ketuntasan atau nilai mencapai KKM Hanya seperempat 24% siswa.
Setelah dilakukan tindakan penerapan program jam baca,siswa yang mencapai KKM meningkatsebesar
44% sehingga menjadi 68%. Untuk siklus 2 dilakukan beberapa perbaikan dari
kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 sehingga terjadi peningkatan.
Peningkatan yang dialami sebesar 16%, sehingga jumlah ketuntasan hasil
kemampuan membaca menjadi 84%. Hasil kemampuan membaca dilihat juga dari segi
kualifikasi nilai yang diperoleh. Pada studi pendahuluan,persentase jumlah
siswa pada kualifikasi SB adalah 12%. Setelah pelaksanaan program jam baca
siklus 1, jumlah siswa dengan kulifikasi SB mengalami peningkatan cukup besar
yaitu menjadi 36%. Pada siklus 2 peningkatan jumlah siswa dengan kualifikasi SB
kembali mengalami peningkatan besar menjadi 56%. Selain itu, setiap siklus juga
mengalami
penurunan jumlah siswa dengan
kualifikasi cukup (C), kurang (K), dan gagal (G). Bahkan pada siklus 2, sudah
tidak terdapat siswa dengan kualifikasi kurang dan gagal. Hal tersebut menunjukkan
pelaksanaan program jam baca berhasil meningkatkan kemampuan membaca.
3. Hasil
Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa SMP
Negeri 1 Harapan
Selain untuk meningkatkan kemampuan
membaca, tujuan pelaksanaan program jam baca adalah juga untuk meningkatkan
minat membaca siswa SMP Negeri 1 Harapan. Peningkatan minat membaca dalam hal
ini berfokus pada frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan (jenis teks).
Fokus tersebut menjadi pengukur dalam peningkatan minat membaca pada siswa.
Selain itu, indikator pengukur tersebut merupakan aspek keadaan membaca
seseorang. Pada siklus 1 minat membaca siswa mengalami peningkatan. Pada siklus
ini tidak terdapat siswa yang tidak memiliki minat baca seperti pada studi pendahuluan.
Namun, frekuensi membaca siswa masih cenderung rendah. Frekuensi membaca siswa
dengan kualifikasi rendah terdapat sebagian besar (88%) siswa, sedangkan siswa
dengan kualifikasi sedang meningkat menjadi 3 siswa. Namun, belum terdapat
siswa yang memiliki frekuensi membaca dengan kualifikasi tinggi. Peningkatan
yang terjadi tidak begitu besar. Akan tetapi, dengan adanya peningkatan ini
menunjukkan adanya peningkatan pula pada antusiasme siswa untuk mulai menyukai
kegiatan membaca. Pada siklus 2, hasil minat membaca siswa juga mengalami peningkatan
frekuensi membaca. Siswa yang memiliki frekuensi membaca dengan kategori rendah
berkurang dari 88% menjadi 28%, siswa yang memiliki kategori membaca sedang
meningkat dari 12% menjadi 56%, sedangkan pada siklus ini juga terdapat siswa
yang memiliki kategori membaca tinggi yaitu 12%. Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa secara bertahap minat dan antusiasme siswa dalam
membaca sudah meningkat. Berdasarkan hasil keseluruhan ditinjau dari frekuensi
membaca, peningkatan minat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Harapan belum mengalami peningkatan yang besar. Hal
tersebut terjadi karena dalam pembiasaan minat membaca siswa melalui program
jam baca membutuhkan waktu yang lama karena hanya dalam waktu 3 minggu tidak
dapat membuat perubahan besar dalam peningkatan minat membaca. Selain itu,
pembinaan minat membaca perlu dilakukan secara
berkelanjutan. Pada studi pendahuluan,semua siswa belum memiliki variasi bahan bacaan.
Setiap siswa hanya membaca satu jenis bahan bacaan. Dari jumlah siswa yang
memiliki minat membaca, sebagian kecil(32%) siswamemiliki kecenderungan membaca
buku sastra/fiksi. Siswa yang memiliki bahan bacaan lain yaitu berupa buku
pengetahuan dan koran/majalah yaitu seperlima (20%) siswa. Dari 5 siswa
tersebut, terdapat 2 siswa (8%) memiliki kecenderungan membaca koran/majalah
dan 3 siswa (12%) membaca buku pengetahuan. Kecenderungan bahan bacaan yang
dibaca siswa menunjukkan bahwa siswa belum memiliki
kesadaran akan pentingnya membaca bahan bacaan variatif. Siswa hanya membaca
buku yang sesuai dengan minatnya masing-masing. Variasi bacaan setelah
dilakukan tindakan siklus 1 belum mengalami peningkatan relatif tetap. Hanya
terdapat 1 siswa yang mengalami variasi yaitu membaca koran/majalah dan buku
sastra/fiksi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan
siklus 1 belum berhasil meningkatkan variasi bahan bacaan siswa. Dari hasil
tindakan siklus 2 bahan bacaan siswa cukup variatif, terdapat sebagian besar
(84%) siswa sudah memiliki 2 variasi bacaan, 1 (4%) siswa memiliki 3 variasi
bacaan, tetapi masih ada sebagian kecil (12%) siswa bacaannya belum bervariasi.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program jam baca siklus
2 sudah berhasil meningkatkan minat membaca siswa SMP Negeri 1 Harapan.
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian
ini dikumpulkan dengan hasil penelitian adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara,
angket.
a. Observasi
Observasi
dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam
suasana. Dalam teknik ini terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan program
jam baca yang hendak diamati, yaitu (1) praprogram, (2) kegiatan awal program
(3) kegiatan inti program , dan (4) kegiatan penutup program. Dalam empat
tahapan tersebut memiliki indikator yang berbeda. Pada tahapan praprogram
peneliti mengamati aspek kesiapan siswa
sebelum
dimulainya program. Pada tahapan awal program indikator yang diamati adalah
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi dan sikap siswa saat
dijelaskan pengarahan. Sedangkan, pada tahapan inti program indikator yang
diamati meliputi: (1) perhatian siswa ketika materi dijelaskan, (2) sikap
tertib siswa dalam memilih bahan bacaan, (3) sikap membaca siswa dengan
seksama, (4) kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan saat kesulitan. Pada
tahapan penutup program, indikator yang diamati oleh peneliti yaitu keaktifan
siswa mengungkapkan kesan dan kesulitan yang dialami serta antusias siswa dalam
memperhatikan motivasi membaca yang diberikan.
b. Wawancara
Wawancara
dilakukan oleh peneliti yang digunakan untuk mengetahui minat membaca siswa
sebelum program jam baca. Wawancara dilakukan kepada pengelola perpustakaaan
yang mengetahui minat membaca siswa secara langsung berdasarkan hasil presensi
siswa dan peminjaman buku di perpustakaan. Teknik tersebut dilakukan bedasarkan
pada pedoman wawancara. Mengetahui hasil penerapan program jam baca dalam
peningkatan minat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Harapan.
c. Angket
Angket/kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Arikunto, 2009:151).
Dengan demikian, angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain yang untuk kepentingan penelitian. Angket digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui peningkatan minat baca siswa sebelum dan sesudah penerapan program
jam baca sekolah.
Adapun aspek
yang dikumpulkan melalui angket yang diberikan kepada siswa meliputi;
(1) minat
membaca siswa, (2) alasan siswa suka membaca, (3) alasan siswa tidak suka
membaca, (4) pemberi motivasi mereka untuk membaca, (5) minat berkunjung ke
perpustakaan, (6) kegiatan yang dilakukan siswa di perpustakaan, (7) alasan
siswa tidak suka berkunjung ke perpustakaan.
SIMPULAN
DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan program jam baca
mampu meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 1 Harapan.
Proses penerapan program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1) tahap
praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap
penutup program. Dalam tahapan program jam baca terdiri atas beberapa langkah
yaitu tahap praprogram terdiri atas kegiatan menyiapkan siswa di perpustakaan
untuk menerima pengarahan; tahap awal program terdiri atas kegiatan guru
memberi apersepsi dan pengarahan; tahap inti program terdiri atas kegiatan
pemberian materi oleh guru, pemilihan bahan bacaan oleh masing-masing siswa.
Peningkatan
hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari
nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi. Siswa yang
berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 36% (siklus 2)
dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20% (siklus 1) menjadi 40%
(siklus 2). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca. Peningkatan kualitas
hasil minat membaca melalui penerapan program jam baca dapat dilihat dari
peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan.
SARAN
Berdasarkan
kesimpulan tersebut disarankan kepada guru Bahasa Indonesia adalah mampu
menerapkan program jam baca secara terorganisasi untuk diikuti semua siswa.
Guru juga perlu melaksanakan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan fasilitas
ruang perpustakaan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa. Hal
tersebut dapat membantu pencapaian tujuan program jam baca. Untuk menunjang hal
tersebut, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Harapan perlu meningkatkan fasilitas buku
bacaan perpustakaan agar siswa merasa nyaman saat membaca di perpustakaan.Saran
bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian
sejenis adalah dapat menindaklanjuti dengan penelitian yang lain. Tindak lanjut
tersebut dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan hasil pembelajaran
membaca.
Daftar
Pustaka
·
Hasanah dkk. 2011. Membaca
Ekstensif: Teori, Praktik, dn Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran
·
Nurhadi. 1987. Membaca
Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru
·
Nurhadi. 1989. Bagaimana
Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CV
·
Prof. DR. Henry Guntur
Tarigan membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar