PERKEMBANGAN TELEVISI DI INDONESIA SERTA MANFAATNYA
Oleh: Agis Amalia Wibawaty
A.
Abstrak
Di
era modern ini dimana perkembangan tekhnologi informasi dan telekomunikasi berkembang
pesat . begitu juga dalam dunia pertelevisian di Indonesia. Dunia hiburan
Indonesia ramai dengan inovasi terbaru dari para seniman maupun segala yang
terlibat di dalamnya. Televisi bukanlah hal yang asing di Indonesia.
Perkembangannya sangat pesat dari TV hitam putih sampai TV yang sudah semakin
cangkih dengan segala kelebihannya.
Hampir
setiap rumah memiliki TV. Bahkan di satu rumah biasanya memiliki lebih dari
satu TV. Orang Indonesia memang merupakan masyarakat yang sangat senang
menonton TV.dari anak-anak sampai manula gemar menonton TV, banyak acara yang
disugukan dari Film, Sinetron, Reality show, infotaiment dan acara lain yang
menarik untuk di tonton. Belakangan ini dunia hiburan Indonesia sedang banyak
didominasi dengan acara music dangdut dan acara stand up comedy yang sekarang
sedang menjamur hadir hampir diseluruh stasiun TV di Indoesia.
Televisi
memang memiliki banyak manfaat, selain sebagai sarana hiburan TV juga
memberikan informasi yang membantu karena banyak informasi yang bisa disaksikan
secara live atau langsung. Tidak hanya mendengar tapi kita bisa melihat
peristiwa yang sedang terjadi itu sehingga informasi yang kita tanggap bisa
menjadi jelas. Namun selain dampak positif yang bisa didapatkan dari TV ada
juga dampak negatif yang bisa dirasakan saat anak-anak menonton tontonan yang
seharusnya tidak ditonton akan memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembangnya.
Seperti tontonan tentang kekerasan, film atau sinetron dewasa dan acara lain
yang bisa mempengaruhi anak untuk meniru apa yang ditontonnya. Sudah banyak
kasus dimana banyak kekerasan yang dilakukan anak karena efek tontonan yang
ditontonnya. Anak hanya meniru dan menganggap itu bukanlah hal yang salah.
Peran orang tua memang sangat dibuthkan, sebagi orang tua kita harus bijak untuk
memilih tontonan apa yang patut di tonton oleh buah hati kita dan mengawasi
saat anak menonton TV orang tua bisa memberikan pengarahan saat ada tayangan
yang menyimpang.
B.
Pendahuluan
Secara harafiah televisi
berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan),
dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat
penyampaian informasi komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu
bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi
dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai
fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi:
sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri
sebagai media penerima siaran.
Televisi berkembang
begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika, telah menjadi
fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam membentuk pola dan
pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu,
demikian pula perannya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir
(Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik
teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.Tidak
terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global, perkembangan
sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri
dari pengaruh televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat
Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini
mengartikulasikan kontribusi yang sangat signifikan peranan media televisi ini
dalam perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Adanya teori serba media
yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang besar untuk
mempengaruhi masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini dan sikap tetapi juga
dalam memicu terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu menyumbangkan
diseminasi dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat.
Dengan perkembangan
teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat
mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu.
Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya
terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang
berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam
mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga
memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam
sebuah negara.
Di Indonesia, masalah
yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah rezim
dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang
disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya
mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media
televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di
Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif
untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping
banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks
lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks
dan dinamis.
C.
Kajian Pustaka
1. Sejarah TV
Televisi
adalah salah satu alat TIK yang dapat menyampaikan informasi kepada kita.
Artikel TIK akan mebahas sejarah Televisi atau bisa disebut TV.
Penemuan
televisi juga tidak terlepas dari kontrobusi sejumlah orang . Televisi
elektronik pertama berhasil ditunjukkan kali pertama di San Fransisco pada
tahun 1927. Sistem ini dirancang oleh seorang pemuda berusia 21 tahun bernama
Philo Tylor Farnsworth, dengan memindai gambar menggunakan cahaya elektron.
Enam
belas tahun sebelum kesuksesan yang dialami oleh pemuda tersebut, Boris Rosing
di Rusia telah mencoba melakukan percobaan untuk mengirimkan gambar. Pada tahun
1920-an sistem televisi mekanis telah dibuat oleh john Logie baird di Inggris
dan Charles Francis Jenkins di Amerika Serikat. Mereka memindai gambar dengan
menggunakan piringan berlubang yang berputar. John Loge Baird dikenal sebagai
orang yang kali pertama bisa menstransmisikan warna.
Pesawat
televisi yang bersifat komersial kali pertama dibuat oleh perusahaan Telefunken
(jerman dengan menggunakan CRT atau Carthode Ray Tube pada tahun 1934.
Teknologi CRT ini sampai sekarang masih digunakan. Namun, saat ini telah
beredar pesawat televisi yang tidak lagi menggunakan CRT, melainkan memakai LCR
atau Liquid Cyrstal Display sehingga televisi menjadi jauh lebihh ramping.
Televisi yang menggunakan LCD dikenal sebagai televisi layar datar.
Pada
tahun 1938 sebuah perusahaan siaran di AMerika bernama RCA menayangkan
pembukaan New York Worlds’ Fai. Pada kesempatan itu Presiden Amerika Serikat,
Franklin D Roosevelt, tampil kali pertama di televisi saat memberikan sambutan.
RCA lah yang kemudian membayar lisensi untuk menggunakan paten dari farnsworth.
Gambar yang ditayangkan saat itu belum berwaran atau masih hitam putih dan
sistemnya masih sederhana. Bahkan, pada penayangan pertandingan baseball, seluruh
kegiatan hanya dipantau dengan menggunakan suatu kamera.
Pada
tahun 1939 televisi berwarna mulai ditunjukkan dalam suatu pameran radio
international di Berlin. Pada tahun 1944 john Logie Baird berhasil membuat
penampil televisi elektronik yang berwarna. Sistemnya menggunakan 600 baris.
Perlu diketahui, saat ini teknologi yang disebut HDTV atau high definition
television menggunakan 720 atau 1080 baris sehingga menghasilkan tampilan
gambar yang lebih halus.
Pada
tahun 1050 TV kabel mulai diperkenalkan. Saat ini banyak kota besar di
indonesia memiliki layanan seperti ini.
Televisi adalah sebuah
media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar
bergerak beserta suara. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata
tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan")
dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi
jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” (Wikipedia)
Televisi sudah menjadi
barang yang wajib dimiliki, Setiap kalangan sampai ke pelosok negeri telah
mengenal media yang satu ini karena memiliki jangkauan yang luas. Fungsi dari
Televisi juga sangat beragam, seperti sumber informasi, kontrol sosial, media
edukasi, sampai media hiburan.
Perkembangan Televisi
pun sangat pesat. Teknologi yang digunakan pada televisi saat ini berbeda jauh
dengan televisi saat pertama kali ditemukan, meskipun memiliki metode dasar
yang sama. Berikut ini adalah perkembangan televisi dari masa ke masa.
Setelah perang dunia
ke-2 berakhir di tahun 1940-an, Televisi mengambil alih perhatian lebih banyak
dibandingkan dengan radio.
Di akhir tahun 1950,
Sebagian besar orang memiliki Televisi yang kebanyakan masih menggunakan
televisi hitam putih meskipun pada saat itu televisi berwarna sudah ada.
Pada Tahun 1967 semakin
populernya televisi sehingga sudah ada banyak siaran TV berwarna.
Tahun 1970-an Televisi
semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi VCR (Video Cassette
Recorder). Teknologi ini memungkinkan untuk merekam siaran televisi untuk
pertama kalinya.
Pada tahun 1980-an
Televisi kabel (TV Cable) semakin populer dan menyebar dengan cepat.
Pada tahun 1996 sudah
ada 1 juta televisi yang tersebar di seluruh dunia.
Sudah banyak pilihan
televisi pada tahun 1990-an yang sangat beragam. Televisi yang menggunakan
teknologi CRT (Cathode-Ray Tubes) untuk menampilkan gambar di layar adalah
televisi yang paling banyak ditemukan.
Kemudian TV Rear
Projection CRT memungkinkan televisi dibuat dalam ukuran yang lebih
besar dengan menggabungkan proyektor dan layar kedalam satu kotak yang nantinya
proektor akan memproyeksikan gambar ke bagian belakang layar.
Televisi plasma pertama
kali dipasarkan pada tahun 1997. Dengan bentuknya yang ramping membuat televisi
ini menjadi sangat populer saat itu.
TV Rear-Projection LCoS
juga tersedia di pasaran. TV ini mengirimkan cahaya langsung melalui rangkaian
polarizer (sejenis cahaya filter yang digunakan untuk mengatur gelombang cahaya
ke jalur tunggal untuk refleksi) sebelum diperbesar dan diproyeksikan ke layar.
Meskipun kualitas gambarnya sangat baik, tetapi harga dari TV jenis ini sangat
mahal.
TC LCD juga ikut
berkompetisi pada tahun akhir 1990-an. TV jenis ini memiliki kualitas gambar
yang lebih baik dibandingkan dengan TV plasma dan juga lebih hemat energi.
Pada tahun 1998, HDTV
mulai diluncurkan. TV jenis ini dapat menghasilkan gambar dan suara yang sangat
jernih.
Pada tahun 1999,
diluncurkan DVR (Digital Video Recorder) diluncurka untuk pertama
kalinya. DVR memungkinkan untuk merekam siaran televisi ke dalam hard
drive.
TV LED berbasis DLP HDTV
pertama di produksi pada tahun 2006. Teknologi DLP menggunakan cermin yang
terbuat dari aluminium untuk memantulkan cahaya dan menghasilkan gambar. TV ini
lebih murah dibandingkan dengan TV plasma ataupun TV LCD.
Kemudian TV Plasma
tersedia dengan kualitas HD (High Definition). Salah satunya TV Plasma dengan
ukuran layar 150 inch
Pada tahun 2007, Apple
meluncurkan Apple TV. TV ini dapat dihubungkan dengan iTunes,
Program televisi, Film, Video Youtube dan masih banyak lagi.
Kemudian Microsoft inc.
memberikan pilihan Windows XP Media Center Edition yang dapat digunakan untuk
mengirimkan video, musik dan foto dari komputer ke TV.
Bahkan TV juga dapat
masuk ke dalam video game, Seperti Xbox 360. Dengan menggunakan Netflix
memungkinkan streaming video dan acara TV favorit dari Xbox 360.
Dan yang paling baru
saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV 3D menjadi sangat populer saat ini
karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis ini juga
dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang dihasilkan
nyata dan berada tepat di depan penontonnya.
Itulah perkembangan
televisi dari masa ke masa. Jika melihat beberapa dekade ka belakang
Perkembanga televisi sangat terasa dari pertama kali ditemukannya hingga
sekarang. Seperti apa Televisi pada 10 atau 20 tahun mendatang? kita lihat saja
perkembangannya karena teknologi televisi akan selalu berkembang seiring dengan
perkembangan zaman.
D.
Analisis
dan Pembahasan
1. Perkembangan Televisi di Indonesia
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak
kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi
pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan
peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu,
siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput
upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah
Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut
maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan
mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
Sebagai satu-satunya
stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu menjangkau wilayah nusantara
hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa kemudian
berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat. Bahkan hingga sampai sebelum
tahun 1990an, TVRI menjadi single source information bagi
masyarakat dan tidak dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya media ini dijadikan
sebagai media propaganda kekuasaan.
Seiring dengan kemajuan
demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah mulai
membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24
Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama
kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang lingkup yang
terbatas yaitu wilayah JABOTABEK saja kemudian daerah lain memanfaatkan decoder untuk
merelay siarannya.
Setelah RCTI kemudian
disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru
dimulai tahun 1993 kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga
saat ini tercatat ada 11 stasiun televisiyang mengudara secara nasional, selain
stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, Lativi, Metro Tv dan TV7.
Dibukanya kebebasan pers
dalam era reformasi ini bukan tidak menimbulkan banyak tantangan, ketika dunia
pertelevisian kita yang dinilai oleh Garin Nugroho sebagai bayi yang langsung
diajak menjadi dewasa dengan berbagai permasalahan, khususnya sumber daya
manusia. Percepatan transformasi yang dipaksakan tersebut menjadikan kultur
indutri televisi bertumbuh setengah jadi yang berwajah dua. Pada satu wajah,
percepatan industri televisi melahirkan percepatan sumber daya manusia pada teknologi
dan manajemen produksi dalam pertumbuhan berskala deret ukur. Sementara, pada
wajah lain, kreativitas mengelola ide bertumbuh deret hitung. Sebutlah,
kelangkaan penulis skenario hingga ide. Pada aspek apresiasi, masyarakat
diperkenalkan dengan berbagai jenis program televisi dari berbagai bentuk
kuis, talks show, opera sabun hingga variety show.
Inilah transformasi masyarakat lisan dan baca menjadi masyarakat televisi.
Sebuah migrasi besar-besaran panduan media yang menjadikan seluruh kehidupan
akan mendapatkan bias dari televisi. Ketika jumlah stasiun televisi swasta
terus meningkat pesat, ekonomi masih mengalami krisis, kue iklan hampir sama,
dan tatanan status dan peran televisi baik nasional diatur oleh Undang-Undang
Penyiaran yang disatu sisi masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat
pertelevisian.
Melihat dari sisi media
televisi (swasta) sebagai industri, memang menjadi sebuah dilema dan
permasalahan tersendiri antara idealisme program siaran yang akan disajikan
dengan pertarungan untuk mendapatkan “pendapatan” agar mampu memperrtahankan
eksistensinya. Masyarakat audience sebagai tolok ukur sajian program siaran
juga menjadi kurang objektif ketika dihadapkan pada kebutuhan pelaku iklan
sebagai nyawa industri televisi. Maka tidak heran jika satu produk sebuah
televisi yang banyak diminati (berdasarkan polling SRI yang belum tentu akurat)
kemudian akan diikuti secara berbondong-bondong oleh stasiun yang lainnya.
Keseragaman yang tidak mungkin menimbulkan kebingungan masyarakat. Bahkan secara
umum masing-masing stasiun televisi di Indonesia belum punya identitas diri
agar lebih mudah dikenal masyarakat. Menurut pandangan penulis baru Metro TV
saja yang dari awal mengukuhkan dirinya sebagai stasiun news, meskipun
di beberapa jam siarnya masih “tergoda” untuk menyiarkan programa hiburan.
2. Manfaat TV
Televisi memiliki banyak manfaat Pertama, TV memberikan berbagai
pengetahuan yang tidak dapat diperoleh melalui lingkungan terdekat. Dalam hal
ini, tepat sekali istilah yang menyebutkan bahwa “TV adalah jendela dunia”.
Anak dapat belajar dan memperoleh wawasan baru tentang berbagai hal: alam,
orang-orang lain, budaya, negara, sejarah, perkembangan teknologi, dan banyak
hal lain.
Alif contohnya. Saat masih duduk di kelas lima SD, Alif menonton
sebuah film dokumenter diMetro TV tentang
Perang Dunia II bersama ayahnya. Alif menekuni film dengan asyik sambil
mendengarkan penjelasan dari ayahnya. Tontonan itu tentu saja menambah
pengetahuan Alif tentang sejarah dunia, dampak perang, militer, persenjataan, konflik,
dan sebagainya.
Kedua, tidak hanya memberi pengetahuan, TV bahkan dapat menumbuhkan
keinginan untuk memperoleh pengetahuan. Media ini dapat mendorong dan
memotivasi anak untuk mencari pengetahuan baru berdasarkan apa yang telah
dilihatnya di layar. Pengetahuan baru tersebut bisa saja dicari anak dari
orang-orang di sekitarnya atau mencari melalui media lain (buku, film,
majalah).
Inilah yang misalnya terjadi pada Nanda. Si buyung yang masih
balita ini banyak bertanya tentang kereta api kepada ayah dan bundanya setelah
beberapa kali menonton “Chuggington”, sebuah film kartun tentang kereta api
di Indosiar pagi-pagi. Bukan hanya itu, saat ke toko
buku, ia meminta dibelikan buku tentang kereta api. Ia pun ingin melihat
stasiun kereta dan merengek untuk naik kereta api.
Bukan hanya itu. Nanda juga kerap menjelaskan kepada orang-orang
di sekitarnya (teman, guru, saudara) tentang pengetahuan baru yang diperolehnya
mengenai kereta api. Ia tampak puas saat orang-orang mengekspresikan kekaguman
dan memujinya atas kepandaiannya itu. Bayangkanlah bagaimana hal semacam ini
dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak!
Ketiga, TV dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Anak bukan saja
memerhatikan apa yang dikatakan orang di TV, tetapi juga cara bagaimana orang
mengucapkannya. Dengan demikian TV membantu anak belajar tentang lafal dan tata
bahasa serta sekaligus menambah kosakata anak. Kemampuan berbahasa yang
diadopsinya dari TV ini dapat diterapkan anak pada kehidupan sehari-hari.
Contohnya, Rara, si penggemar serial “Dora”, sejak masih belum
berusia tiga tahun selalu berkata, “Tanyakan pada peta!” jika melihat orang
lain di sekitarnya mendapat kesulitan. Rara meniru Dora, yang memang sering
mengucapkan kalimat itu dalam film.
Sepupu Rara, Lutfi, sudah mengerti arti kata langka, menjelajah, berpetualang, dan banyak sekali
kata lainnya sejak berusia balita. Saya terkesan mendengarnya mengucapkan
kata-kata yang saya rasa masih sulit untuk diucapkan atau dipahami oleh anak
seusianya. Lutfi pun gemar menonton acara petualangan dan fauna di TV yang
sudah diseleksi oleh ibunya.
Keempat, TV dapat berpengaruh pada bentuk permainan anak. Di satu pihak,
TV sering dikritik karena mengurangi waktu anak bermain. Namun harus diakui TV
juga berpotensi memberi insipirasi bagi anak tentang bentuk permainan apa yang
dapat dimainkannya. Memang ini membutuhkan kreativitas anak.
Nanda lagi-lagi adalah contoh bagus untuk ini. Gara-gara
“Chuggington” ia menjadi gemar bermain kereta-keretaan. Imajinasinya pun
berkembang.
E.
Simpulan
dan Saran
Perkembangan
televisi di Indonesia memanglah sangat pesat. Selain stasiun TV lokal banyak
stasiun TV swasta yang menjamur di Indonesia dan menawarkan berbagai macam
program unggulannya. Program TV juga semakin berfariatif dan kreatif. Hampir
setiap rumah memiliki TV. TV memiliki banyak manfaat, seperti sebagai sarana
hiburan, informasi, promosi dan masih banyak lainnya. Dampak positif dan dampak
negatif dari TV seolah tidak bisa dikesampingkan. Hendaknya kita sebagai
penonton lebih bijak dalam melihat tayangan yang disugukan. Tidak terlalu
sering menonton TV dan untuk orang tua hendaknya bisa mengawasi tontonan yang
ditonton putra-putrinya.
F.
Daftar
pustaka
Fredy.
Peran Televisi dalam Masyarakat. 3 janiari 2016. http://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/capture/article/view/194
Gunawan.
Sejarah media Televisi. 3 januari
2016.
https://gunawansusilo.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-media-televisi-dan-perkembangannya-di-indonesia/
Martha.
Penggunaan Media Televisi di Indonesia.
3 januari 2016.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4580-IngeHutagalung.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar