PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MOZAIK DI TAMAN KANAK-KANAK
Oleh: Ana Hefiany
ABSTRAK
Kemampuan motorik halus anak
di Taman kanak-kanak Pembina Agam masih rendah Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian
disetiap siklus telah menunjukkan adanya peningkatan perkembangan motorik halus
anak dari siklus I pada umumnya masih terlihat rendah, pada siklus I
peningkatan menempel anak terlihat masih kurang rapi yang dilanjutkan pada
siklus II. Perkembangan motorik halus anak menjadi lebih meningkat serta
menunjukan hasil yang positif. Kata-Kata Kunci : Motorik Halus; Pendidikan Anak
Usia Dini; Kegiatan Mozaik.
Pendahuluan
Pendidikan usia dini merupakan periode yang penting dan
perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Usia 3-6 tahun merupakan periode
sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu distimulus, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.
Pemberian stimulus merupakan hal yang sangat membantu anak untuk berkembang.
Anak yang terstimulus dengan baik dan sempurna maka tidak hanya satu
perkembangan saja yang akan berkembang tapi bisa bermacam-macam aspek perkembangan
yang berkembang dengan baik. Masa ini untuk melakukan dasar pertama dalam
mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep
diri, disiplin, kemandirian dan lain-lain. Santoso (2007: 2.9) anak usia dini
adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami
proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan
memiliki sejumlah karakteristik tertentu.
Anak usia dini adalah
manusia yang polos serta memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak
memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa
serta akan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Anak memiliki berbagai macam
potensi yang harus dikembangkan, meskipun pada umumnya anak memiliki pola
perkembangan yang sama tetapi ritme perkembangan akan berbeda satu sama lainnya
karena pada dasarnya anak bersifat individual. Salah satu kemampuan anak yang
sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Pada anak-anak
tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya.
Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga
menghambatnya keterampilan motorik tertentu. Ada beberapa penyebab yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan
serta latar belakang budaya. Perkembangan motorik terbagi atas dua yaitu
motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok
otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka melompat, memanjat,
berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik halus memerlukan koordinasi tangan
dan mata seperti menggambar, menulis, menggunting. Menurut Susanto (2011 : 164)
motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja
yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga. Namun
begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang cermat.
Semakin baiknya gerakan
motorik halus membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan
hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai,
menggunakan kilp untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas
serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama. Suyanto (2005:
51) mengatakan bahwa karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih
ditekankan pada gerakan-gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis,
menggambar, menggunting dan melipat. Berdasarkan pengamatan yang peneliti temui
dilapangan, tepatnya dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Lubuk Basung. Dalam pelaksanaan kegiatan belum berkembangnya motorik
halus anak seperti memegang pensil, menggunting dan melipat. Hal ini disebabkan
kurangnya alat/media dalam pengembangan motorik halus anak.
Motivasi yang diberikan guru
kepada anak dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus
juga belum maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang muncul dalam peningkatan kemampuan matorik
halus anak memalui kegiatan mozaik sebagai adalah Kurang berkembangnya motorik
halus anak, Kurangnya alat/media pembelajaran dalam pengembangan motorik halus
anak dan Kurangnya motivasi guru dalam mengembangkan motorik halus anak.
Penelitian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penelitian tindakan kelas,
menurut Igak wardani dkk (2007 : 1.3) mengatakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui
frefleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehinnga hasil
belajar siswa meningkat. Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengembangkan
motorik halus anak melalui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Lubuk Basung”.
Manfaat yang dapat diambil dari upaya
peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik adalah Bagi
anak didik yang terlibat sebagai subjek penelitian mempunyai implikasi langsung
terhadap perubahan dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak, Untuk
meningkatkan kreatifitas dan ide-ide yang baru dalam menciptakan suasana dan
minat belajar peserta didik, Sebagai sarana untuk menambah koleksi media-media
atau alat pembelajaran di Taman kanak-kanak Negeri Pembina lubuk basung,
Sebagai saran untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas
dan berilmu pengetahuan yang tinggi, Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
bacaan dan inspirasi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti hal yang sama
dengan aspek yang berbeda di masa yang akan datang. Menurut Soemarjadi dkk
(1992: 207) Mozaik adalah elemen-elemen yang disusun dan direkatkan di atas
sebuah permukaan bidang. Elemen-elemen mozaik berupa benda padat dalam bentul
lempengan-lempengan, kubus-kubus kecil, petonganpotongan, kepingan-kepingan,
atau bentuk lainnya. Ukuran elemen-elemen mozaik pada dasarnya hampir sama
namun bentuk potongannya dapat saja bervariasi. Mozaik adalah sebuah karya seni
yang terbuat dari elemen-elemen yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk
gambar atau desain.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan adalah penelitian yang bukan
menyangkut hal-hal statis, melainkan bentuk dinamis, yang menginginkan adanya
perubahan kearah yang lebih baik dari suatu praktek pendidikan yang dilakukan
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran. Pihak yang terlibat
dalam Penelitian tindakan kelas (guru) mencoba sadar dan mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilan. Penelitian
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan ( action research
) dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian umum.
Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan
yang dilakukan menurut metode ilmiah atau teknologi. Subjek penelitian ini
adalah anak didik kelompok B-3 di Taman kanak-kanak Negeri Pembina Agam dengan
jumlah murid 20 orang yang tediri 11 orang anak lakilaki dan 9 orang anak
perempuan pada tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara
bersiklus, dimulai siklus pertama. Hasil siklus pertama menentukan hasil siklus
kedua. Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah. Penelitian tindakan kelas
terdapat empat tahapan yaitu :Perencanaan (plan), Tindakan (action), Pengamatan
(observation), Refleksi (ferleksi) Penelitian yang penulis akan
lakukan memiliki II siklus, yang mempunyai kegiatan yang sama. Pada siklus I
dilakukannya perencanaan yaitu identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah, lalu dilakukan tindakan dan pengamatan dengan melakukan
observasi dengan memakai format observasi.
Siklus adalah rangkaian
kegiatan kelas yang bersifat daur ulang. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dimulai dari siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah
diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada
siklus pertama tersebut, guru menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan
siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila
ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan atau menguatkan
hasil. Akan tetapi, kegiatan pada siklus kedua memiliki berbagai tambahan
perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki
berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Bahan-bahan
yang dapat dijadikan mozaik banyak sekali. Pada dasarnya hampir semua bahan
dapat dipakai, asalkan bahan tersebut dapat dipotong-potong menjadi
lempengan-lempengan, kubus-kubus atau potongan-potongan kecil.
Melihat kondisi fisik bahan
dapat dibedakan menjadi: Bahan yang lentur dan lunak, Bahan yan lentur dan
lunak teriri dari: kertas, plastik, vinyl, kater, biji-bijian, daun-daunan dan
kulit tumbuhan, Bahan yang kaku dan keras.Bahan yang kaku dan keras terdiri
dari: batu, kaca, logam, keramik, kayu, batu, dan tempurung ( batok kelapa ).
Tiap bahan mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan kualitas bahan
tersebut. Oleh karena itu karakteristiknya berbeda maka yang perlu diperhatikan
bahwa pengolahan, pengawetan bahan perekat yang dipakai untuk tiap bahan
memerlukan perlakuan yang khusus. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan
mozaik adalah Gunting kain/kertas, dan lem. Ada dua macam teknik dasar
penempelan elemen mozaik yaitu terdiri dari Teknik penempelan dilakukan dengan
cara menempelkan elemen mozaik dengan bahanperekat ke atas bidang dasar mozaik
dan Teknik pengecoran dilakukan dengan cara menyusun elemen mozaik pada
selembar kertas kemudian setelah selesai diletakan di dalam sebuah bingkai, lalu
di cor dengan bahan semen.
Hasil
Berdasarkan data hasil
penelitian Peningkatan motorik halus Anak Melalui kegiatan mozaik di Taman
Kanak-kanak Negeri Pembina Agam, diperlukan pembahasan guna memperjelas dan
memperdalam kajian dalam penelitian ini. Beberapa hal yang perlu diperbaiki
yaitu mengenai pembelajaran dan cara memotivasi anak agar anak senang
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan
pengelolaan kegiatan sambil bermain sehingga kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan mozaik menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Beberapa catatan negatif yang belum teratasi pada Siklus I dilanjutkan pada
Siklus II.
Pencapaian hasil yang lebih maksimal, peneliti
melakukan pembelajaran pada Siklus II dengan menambahkan bentuk-bentuk geometri
yang lainnya dan tidak menggunakan pola gambar. Hal ini dimaksudkan agar akan
terlatih motorik halusnya dan lebih telitinya anak dalam menempelkan kepingan
geometri sehinggga terjadi peningkatan keberhasilan belajar pada anak. Kemudian
guru merancang dengan cara berbeda dari Siklus I, dimana pada Siklus I anak
menempelkan kepingan geometri berbentuk lingkaran dan menggunakan pola kurang
memuaskan.
Pada Siklus II guru menambah
kepingan geometri yaitu menjadi lingkaran dan segitiga dan tidak menggunakan
pola, anak yang menciptakan gambar mozaik. Pelaksanaan kegiatan lebih dahulu
dikomunikasikan pada anak dan diutarakan apa yang akan diperoleh dari kegiatan.
Berdasarkan tingkat penelitian Siklus I dan Siklus II dapat dijabarkan
keberhasilan penggunaan kegiatan mozaik sebagai berikut : Ditinjau dari
aktifitas guru, pembelajaran pada Siklus II sudah berjalan dengan baik dan
berhasil, Kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan mozaik sudah meningkat,
Pemberian metode pembelajaran yang menarik bagi anak akan menimbulkan minat
anak dalam kegiatan mozaik.
Simpulan dan Saran
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan pada Bab-bab sebelumnya sebagai
berikut:Kemampuan motorik halus anak dalam proses kegiatan dapat meningkat
dengan menggunakan kegiatan mozaik di Taman kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk
basung, Dalam dalam kegiatan mozaik kemampuan yang dicapai yaitu anak mampu
menempel kepingan mozaik, anak mampu menyusun kepingan mozaik dan anak mampu
menempel dengan teknik mozaik, Kegiatan mozaik mampu meningkatkan perkembangan
motorik halus anak, Media kegiatan mozaik cocok digunakan untuk usia Taman
kanak-kanak, karena sesuai dengan prinsip bermain di Taman kanak-kanak, Melalui
kegiatan mozaik dapat memberikan pengaruh yang cukup memuaskan untuk
meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatan setiap Siklus,
Perlunya merangsang perkembangan motorik halus anak pada usia dini, Motorik
halus sangat penting bagi perkembangan anak.
Saran Berdasarkan dari
uraian kesimpulan di atas ada beberapa saran yang ingin penulis uraikan sebagai
berikut:Agar pembelajaran lebih menarik perhatian dan minat anak hendaknya guru
lebih kreatif menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak,
Untuk penyelenggaraan Taman kanak-kanak hendaknya mampu menyediakan alat peraga
yang mampu menunjang perkembangan anak, Dalam pembelajaran guru harus mampu
menciptakan srategi pembelajaran agar anak tidak bosan dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai, Bagi peneliti yang lain
diharapkan dapat mengembangkan motorik halus anak melalui metode dan media yang
lain.
DAFTAR RUJUKAN
Jurnal Pesona PAUD Vol.1.No.1 Lolita Indraswari. email : lolita.indraswari@gmail.com Igak wardani, dkk. 2007. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: universitas terbuka. Santoso, Soegeng. 2007. Dasar-Dasar Pendidikan Tk. Jakarta: universitas terbuka Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan anak usia dini. Jakarta : Kencana Prenada Media. Suyanto, slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan AUD. Jakarta: Depdiknas Soemarjadi, dkk. 1991/1992. Pendidikan Keterampilan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar