EVALUASI
BANJIR YANG TERJADI DI DAERAH DKI JAKARTA
Oleh:
Titi Cahyati
ABSTRAK
Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang
biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi
kita ini. Proses terjadinya banjir di bagi menjadi dua yaitu proses yang
terjadi secara alamiah dan non alamiah. Proses terjadinya banjir secara alamiah
itu seperti, turunnya hujan jatuh ke permukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan
setelah itu masuk ke permukaan tanah mengalir ke tempat yang lebih rendah
setelah itu terjadi penguapan dan keluar dan permukaan dataran. Sedangkan
proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,
membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancer
sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangan semakin lama semakin
menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan
banjir.
Banjir terjadi karena disebabkan oleh beberapa
penyebab yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak
sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan dan padat bangunan liar.
Resapan air yang diuruk dijadikan perumahan oleh pengusaha property maupun oleh
pribadi. Mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori, dan buang
sampah di sungai dan di kali. Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian
bagi masyarakat, contohnya penyakit yang timbul, mematikan usaha, kerugian
administrative, dan harus kembali ketitik nol. Banjir dapat dicegah dengan
melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran tiap warga dengan tidak membuang
sampah disembarangan tempat, rutin membersihkan pintu air, memperdalam dan
memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar aliran air di sungai
tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.
Untuk menanggulangi banjir, ada beberapa hal
yang harus dilakukan yaitu memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana
mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon
yang tersisa tidak di tebangi lagi.
- Pendahuluan
Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita
waspada terhadap bahaya Banjir yagng melanda daerah kita terutama Jakarta.
Selain mengganggu aktivitas kita, banjir juga mengganggu pengaruh buruk pada
air tanah. Kandungan Bakteri itu disebut dengan Eschercia Coli (E Coli) yang
mencemari air tanah diseluruh wilayah DKI Jakarta, rata-rata mencapai 41%.
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di
kawasan yang banyak di aliri oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana
banjir di definisikan sebagai hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi
permukaan bumi kawasan tersebut. Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam
Suparta 2004, bahwa banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak
tertampung oleh alur sungai atau saluran.
Sebagai kota yang berada di daratan rendah,
tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu - waktu dapat menyerang. Hingga
kini banjir pun belum berhenti menyerang. Apalagi ketika musim. Apalagi ketika
musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda
sebagian wilayah dataran rendah. Sehubungan dengan cara untuk mencoba
menanggulangi banjir, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai muncul
dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan air yang berlebihan, pecah
nya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan
pemukiman padat penduduk.
Dengan begitu banyak masalah yang dapat
mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan di ambil adalah daerah kebagusan
wilayah pasar minggu Jakarta selatan. Daerah tersebut merupakan daerah yang
rawan banjir ketika musim penghujan telah datang.
- Kajian Pustaka
1. Banjir
adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak di aliri oleh aliran
sungai. Sedangkan secara sederhana banjir di definisikan sebagai hadirnya air
suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa banjir adalah
aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran.
2. Banjir terdapat
beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
a. Penyumbatan
aliran sungai atau pun sekolah sering membuang sampah di sungai.
Masyarakat
beranggapan dengan tingkah lakunya karena jika sampah di bakar, maka akan
menyebabkan polusi udara dan bau tidak sedap. Sehingga masyarakat mengambil
jalan pintas tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.
b. Curah
hujan yang tinggi
Curah
hujan yang relatif tinggi dapat menyebabkan sungai tidak dapat menampung volume
air yang dapat melampaui kapasitas.
c. Pendirian
rumah di sepanjang sungai
Masyarakat
yang mendirikan rumah di pinggir sungai biasanya mengurangi lebar sungai.
Dengan berkurangnya lebar sungai dapat menyebabkan sirkulasi air tidak optimal.
d. Penggundulan
hutan
Sikap
manusia yang berfikir singkat tanpa berfikir kedepannya sebelum bertindak.
Tindakan tersebut berupa penebangan hutan yang tidak menggunakan system tebang
pilih. Akibatnya tidak ada pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa
terkendali.
e. Sedikitnya
daerah serap
Di zaman
modern, daerah resapan cenderung di temukan. Khususnya di daerah perkotaan yang
pada dasarnya sangat rentan terhadap banjir, mengingat kondisi kota yang berada
di dataran rendah.
3. Dampak
yang di timbulkan adanya banjir
a. Menimbulkan
korban jiwa
Hal ini
di sebabkan dari arus yang terlalu deras
sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus.
b. Rusaknya
areal pertanian
Banjir
mampu menenggelamkan areal sawah yang merugikan bagi para petani dan kondisi
perekonomian Negara menjadi terganggu.
c. Rusaknya
sarana dan pra sarana
Air yang
menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, jika dinding tidak mampu
menahan kangdutan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol.
d. Hilangnya
harta benda
Banjir
dengan aliran yang berskala besar terdapat menyerap apapun baik itu meja, kursi,
kasur, motor, dan lain-lain.
e. Sebagai
bibit penyakit
Penyakit
yang dapat di timbulkan adanya banjir adalah gatal-gatal, demam berdarah, dan
banjir membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar.
4. Cara
untuk penanggulangan bencana banjir
Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja
dengan baik. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai
tercemari dengan sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya
menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis
tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air dengan cepat. Yang terbanyak dan
menyediakan lahan terbuka untuk membuat lahan hijau untuk penyerapa air.
Berhenti untuk membangun rumah dan gedung-gedung
tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi ini semakin sulit menahan
bebannya dan membuat permukaan tanah turun. Hindari penebangan pohon-pohon di
hutan secara liar dan jaga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting
untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon tidak di larang bila kita
akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
- Analisis
Memasuki puncak musim hujan pada awal bulan
Februari 2015, telah terjadi banjir di
wilayah Propinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 09 Februari 2015. Berdasarkan
data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Banjir tersebar di
35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta
Utara, 8 titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakrta Selatan. Tinggi banjir
bervariasi antara 10–80 centimeter. dampaknya kemacetan parah terjadi di banyak
tempat. Bebrapa lokasi sudah berangsur surut, “ujar Kepala Pusat Data Informasi
dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin
(9/2/2015).
Dalam kutipan yang di dapat dari sumber
liputan6.com (10/2/2015) bahwa sementara tinggi muka air sebagian besar system
sungai di Jakarta, lanjut Sutopo, telah naik menjadi Siaga III pada pukul 14.00
WIB, yaitu bendungan Katulampa 80 cm (Siaga III), pintu air Depok 210 cm (Siaga
III), Manggarai 820 cm (Siaga III), Krutut Hulu 165 cm (Siaga III).
Kondisi ini menyebabkan daerah-daerah bantaran
sungai aka terendam banjir, “imbuh dia. Sutopo menghimbau agar masyarakat di
sekitar bantaran sungai Ciliwung yang akan terkena banjir lebih waspada.
Diantaranya adalah Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan. “Di Kali Krukut
wilayah yang terkena banjir adalah Pondok Raya, Pasar Mampang, Pulau raya,
Jatipadang, Cipete Selatan, Pondok Labu. Di bantaran Kali Pesanggerahan adalah
Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu, Tanah Kusir, Perum Kelapa Dua, Pos Pengumben,“
Pungkas Sutopo.
·
Analisis Data
Dari
pembahasan kajian pustaka diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Banjir selalu
banyak disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini :
a. Penyumbatan
aliran sungai
b. Curah
hujan yang tinggi
c. Pendirian
rumah di sepanjang sungai
d. Penggundulan
hutan
e. Sedikitnya
daerah serap
·
Format dua Variabel
Sesuai dari analisis yang di dapat dalam
artikel ini, telah dinyatakan bahwa variable yang terdapat dalam artikel Banjir
ini adalah perbedaan perbandingan terjadinya banjir di daerah DKI Jakarta.
Daerah yang paling dominan terjadi banjir adalah daerah Jakarta Barat, yaitu sebanyak 28 titik yang terdapat banjir.
sedangkan daerah yang tidak sering terjadi banjir adalah daerah Jakarta Selatan yaitu sebanyak 5 titik.
- Kesimpulan dan Saran
·
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari Jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Banjir
adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme
pembentukan dataran di bumi kita ini.
2. Proses
terjadnya banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah
dan non-alamiah.
3. Penyebab
terjadinya banjir yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki drainase,
drainase tidak sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan dan padat
bangunan liar, resapan air yang diurut di jadikan perumahan oleh pengusaha
property maupun oleh pribadi, mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang
resapan biopori, dan buang sampah di sungai dan kali.
4. Dampak
yang di timbulkan oleh banjir yaitu penyakit yang timbul, mematikan usaha,
kerugian administrative, dan harus kembali ke titik nol.
5. Banjir
dapat di cegah dengan melakukan beberapa langkah seperti kesadaran tiap warga
dengan tidak membuang sampah disembarangan tempat, rutin membersihkan pintu
air, memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar
aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang
sebab-akibat banjir.
6. Cara
menanggulangi banjir yaitu mamfungsikan sungai dan selokan sebagaimana
mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon
yang tersisa tidak di tebangi lagi.
·
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka penulis memberikan masukan yang mungkin dapat berguna
bagi pembaca sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanggulangan
masalah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang,
tindakan yang seharusnya dilakukan di setiap rumah dalam mengatasi banjir
datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat mengurangi resiko banjir dan
tindakan saat terjadi banjir.
- Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar