SEPAK BOLA SEBAGAI OLAHRAGA TERPOPULAR DI DUNIA
Oleh: Muhammad Jammal Baligh
.
Abstrak
Jurnal ini berisi tentang Sepak Bola
sebagai Olahraga Terpopular di Dunia. Mendeskripsikan tentang latar belakang
sepak bola sebagai olahraga yang begitu digemari, kajian pustaka tentang
sejarah sepak bola dari dulu hingga sekarang, pembahasan tentang mengapa
sepakbola begitu digemari sehingga bisa menjadi olahraga terpopular sampai hari
ini.
Latar
Belakang
Berbicara tentang olahraga, yang terlintas di pikiran sebagian
besar orang adalah sepak bola. Salah satu olahraga yang paling banyak digemari
tidak hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat internasional. Dari anak kecil sampai
orang tua menyukai sepakbola. Dari laki-laki sampai perempuan menyukai
sepakbola. Begitu popularnya olahraga yang satu ini hingga bisa menjadi daya
tarik tersendiri bagi sebagian besar orang di dunia.
Di Indonesia sendiri banyak klub-klub sepak bola yang telah
berdiri sejak puluhan tahun lalu, baik itu klub besar maupun klub kecil, yang
diiringi dengan perkembangan suporter sepak bola yang kian hari kian banyak.
Tidak hanya klub sebak bola dan suporternya, saat ini juga
pertumbuhan sekolah sepakbola (SSB) mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Tidak hanya bertaraf lokal maupun nasional, bahkan sudah
bermunculan sekolah sepak bola bertaraf internasional.
Kajian Pustaka
Sepak bola adalah cabang olahraga yang
menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan sebagian pemain
cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250
juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling popular di dunia.
Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
bola ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk
persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Secara umum, hanya penjaga
gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam
daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diijinkan menggunakan
seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada
untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling
banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir
masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian perpanjangan waktu maupun
adu penalti, tergantung dari format penyelenggaraan kejuaraan. Peraturan
pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepak
bola internasional (FIFA), yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat
tahun sekali.
Sejarah olahraga sepak bola dimulai
sejak abad ke-2 dan 3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan
serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan
menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepak bola
modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa
kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan
sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun
1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan
sepak bola.
Pada tahun 1815, sebuah perkembangan
besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan
sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun
1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk
permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara
olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan
tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut
dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada
awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan
berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19
April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo,
organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering
digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun
tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap
kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion
Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar. Sepeninggalan
Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak
terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan
pengembangan organisasi dan kompetisi.
Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa
pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya
Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam
perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di
antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi
Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain
amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita
dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23).
Pembahasan
Sepak bola merupakan cabang olahraga paling popular dan paling digemari di seluruh dunia. Pernyataan tersebut barangkali tidak terbantahkan, bahkan rasanya tidak diperlukan sebuah penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengesahan atas pernyataan tersebut. Situs most-popular.net (2006, March 20) berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepakbola adalah olahraga paling populer dimainkan hari ini. Survei ini menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang memainkan olahraga sepak bola di lebih dari 200 negara di hampir setiap bagian dari dunia.
Sepak bola merupakan cabang olahraga paling popular dan paling digemari di seluruh dunia. Pernyataan tersebut barangkali tidak terbantahkan, bahkan rasanya tidak diperlukan sebuah penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengesahan atas pernyataan tersebut. Situs most-popular.net (2006, March 20) berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepakbola adalah olahraga paling populer dimainkan hari ini. Survei ini menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang memainkan olahraga sepak bola di lebih dari 200 negara di hampir setiap bagian dari dunia.
Natakusumah (2009) menyatakan bahwa saat pertama kali sepak bola
modern digagas dan kemudian disebarluaskan oleh orang Inggris ke segala penjuru
dunia, mungkin tak ada yang mengira kalau suatu saat nanti sepak bola akan
menjadi sebuah kekuatan maha dahsyat yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan
di dunia ini. Sepak bola mungkin hanya sebuah permainan, namun efek dari
permainan tersebut telah jauh merasuk ke bidang-bidang lain seperti sosial
keagamaan, teknologi informasi, hiburan, politik, dan bahkan ekonomi. Di antara
aspek-aspek di atas, satu hal yang bisa kita lihat dengan nyata dan tidak bisa
diabaikan pengaruhnya akhir-akhir ini adalah aspek ekonomi dari sepak bola.
Sebagai olahraga dengan peminat terbesar di seluruh dunia, tidak dapat
dipungkiri bahwa sepak bola saat ini sudah menjadi ladang bisnis.
Sepakbola telah tumbuh begitu pesat menjadi sebuah bisnis yang
sangat menggiurkan, khususnya di liga Eropa. Penghasilan klub-klub sepakbola di
liga-liga tersebut bukan hanya dari penjualan tiket pertandingan, namun yang
lebih besar lagi adalah dari penjualan merchandise, hak siar televisi, sponsor,
dan penjualan pemain. Fanatisme yang menggelora dari sebuah sepakbola akhirnya
mengundang naluri bisnis untuk menghampirinya. Fakta bahwa sepakbola begitu
populer dan memiliki banyak penggemar, mendorong klub untuk mendapatkan
pemasukan dari tiap penonton yang datang ke stadion melalui penjualan tiket.
Popularitas sepakbola juga mengundang sponsor dan stasiun televisi untuk
menghampiri. Berbagai perusahaan datang kepada klub dan menawarkan diri menjadi
sponsor agar produknya makin dikenal melalui sepakbola sehingga penjualannya
menjadi meningkat dan memberikan keuntungan buat perusahaan. Sementara itu stasiun
televisi mencoba untuk ikut menangguk uang dengan menjual siaran sepakbola ke
seluruh dunia melalui media televisi. Industri pers baik cetak maupun
elektronik pun tak mau ketinggalan dengan menjadikan sepakbola sebagai bahan
pemberitaan. Bahkan beberapa media mengkhususkan pemberitaan pada bidang
olahraga, terutama sepakbola. Dari kondisi tersebut, terciptalah simbiosis yang
menguntungkan antara klub, perusahaan sponsor, industri pers dan stasiun
televisi.
Fanatisme dan kepopuleran dari sepakbola juga mendorong klub
mencium aroma bisnis baru di seputar sepakbola, yaitu penjualan merchandise (pernakpernik),
baik itu berupa berbagai perlengkapan olahraga seperti kaos pemain, bola,
sepatu maupun berupa pernak-pernik lain seperti syal, tas, jam tangan, dan berbagai
produk merchandise lain. Fanatisme juga dimanfaatkan oleh klub untuk
mengeruk pemasukan dari pariwisata, misalnya dengan menggelar paket tour ke
stadion dan museum klub. Gambaran di atas menunjukkan betapa banyak dan
bervariasinya sumber pemasukan pada sebuah klub sepakbola.
Kepopularan sepakbola ternyata membawa dampak bagi kepopuleran
para pemainnya. Seorang pemain sepakbola kadang-kadang justru lebih popular
dibanding seorang presiden atau perdana menteri sekalipun. Kepopularan seorang
pemain akhirnya berdampak ekonomi, karena popularitasnya bisa ikut mendorong
penjualan merchandise dan penjualan pertandingan suatu klub di televisi.
Hal tersebut menjadikan pemain sepakbola sebagai aset yang sangat berharga,
sehingga akhirnya jual beli seorang pemain sepakbola seringkali terjadi dan
melibatkan jumlah uang yang sangat besar. Sebuah klub sekarang ini membeli
pemain bukan hanya didasarkan semata pada kualitas permainan dari pemain
tersebut, namun juga didasarkan pada kepopularannya. Hal inilah yang dilakukan
Real Madrid ketika membeli David Beckham maupun Cristiano Ronaldo dari
Manchester United. Bermain sepakbola dan kemudian menjadi seorang pemain
sepakbola profesional saat ini sudah merupakan sebuah profesi, bukan lagi
sekedar sarana untuk berolahraga. Selain pemain sepakbola, berbagai profesi
lain juga turut terlibat dan menikmati uang dari sebuah industri sepakbola.
Profesi tersebut di antaranya adalah pelatih, wasit, ofisial pertandingan,
komentator, agen pemain, pemandu bakat, wartawan olahraga, akuntan, dokter dan
masih banyak lagi. Beberapa profesi yang terlibat dalam industri sepakbola
bahkan mungkin tidak pernah terlintas dalam benak beberapa orang. Profesi
tersebut di antaranya adalah ahli massage (tukang pijat) dan bandar
judi.
Di benua Eropa, terutama liga-liga utama seperti Liga Inggris,
Liga Italia dan Liga Spanyol, sepakbola merupakan bagian dari industri sehingga
dikelola secara profesional dan dikemas sedemikian rupa untuk dijual ke seluruh
belahan dunia. Achmad (2010) menyebut bahwa beberapa klub sepakbola di Eropa
dikelola oleh sebuah badan usaha dan bahkan beberapa dari mereka juga
mencatatkan dirinya di bursa saham untuk menarik dana investor. Di Inggris,
sedikitnya terdapat belasan klub yang sahamnya telah 'melantai' di bursa. Di
Italia, saham Juventus, AS Roma, dan Lazio bersaing dengan saham-saham rumah
mode seperti Armani ataupun Coco Channel. Di Bursa Frankfurt Jerman, terdapat
saham Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund yang diperdagangkan. Di Belanda,
terdapat saham Ajax Amsterdam. Para pebisnis tentu akan tergiur kala mengetahui
hitung-hitungan nilai uang yang bisa mereka raup dari sepakbola. Makanya tak
mengherankan bila para milyuner dunia beramai-ramai terjun menjadi pemilik klub
sepakbola di Eropa, seperti Roman Abramovich, milyuner Rusia yang menjadi
pemilik Chelsea dan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra yang pernah menjadi
pemilik Manchester City. Sebagian dari mereka melakukan itu didasari oleh
kecintaan pada olahraga sepakbola, namun sebagian yang lain pasti didasari oleh
kepentingan bisnis. Hal-hal itulah yang membuat sepak bola menjadi olahrga
paling popular di dunia.
Penutup
Tidak bisa dipungkiri ketika berbicara
tentang olahraga, maka sebagian besar orang akan mengatakan bahwa sepakbola
adalah olahraga paling popular di dunia. Banyaknya faktor mulai dari sejarah
sepakbola yang dari dulu sudah ada, klub-klub terkenal, pemain-pemain bintang, merchandise, sponsor, hak siar, suporter
fanatik, hingga adu gengsi di setiap pertandingannya membuat sepakbola menjadi
olahraga paling popular di dunia.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar