MENGETAHUI KANDUNGAN BAHAN PENGAWET
BORAKS PADA BAKSO DI DESA JATIBARANG
Oleh:
Eva Aprilia
ABSTRAK
Berbagai
macam makanan terdapat di sekitar kita, Dari sekian banyak macam makanan itu,
belum tentu semuanya aman dari zat berbahaya dan makanan yang berkualitas. Penggunaan
bahan tambahan pada makanan semakin meningkat. Boraks, adalah salah satu dari
sekian bahan tambahan berbahaya yang di
gunakan pada makanan. Bila di tambahkan pada bakso, akan membuat kenyal dan
tahan lama. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam jangka panjang
bisa menyebabkan gangguan hati, ginjal, otak, bahkan kematian. Penelitian ini
bertujuan utuk mengetahui kandungan boraks pada bakso yang di jual di Desa
Jatibarang,denggunakan metode nyala api dan penambahan asam basa. Analisis
boraks pada 2 sampel yang dijual oleh penjual bakso di sekitar desa Jatibarang dengan
menggunakan metode uji nyala direaksikan dengan pereaksi asam sulfat pekat dan
methanol tidak menghasilkan nyala hijau yang berarti tidak terdeteksi boraks.
PENDAHULUAN
Berbagai
macam makanan terdapat di sekitar kita, dari makanan ringan seperti
kue,martabak, pukis, dan lain-lain,
sampai makanan besar seperti nasi rames,nasi lengko, bakso dan banyak
macamnya lagi. Dari sekian banyak macam makanan itu, belum tentu semuanya aman
dari zat berbahaya dan makanan yang berkualitas, baik dari segi kandungan
gizinya maupun dari segi kenikmatan rasanya.
Penggunaan
bahan tambahan pada makanan semakin meningkat, seperti bahan pengawet yang
melampaui ambang batas yang telah ditentukan. Penambahan bahan tambahan ke
dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu
produk sehingga mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya:
pengawet, penyedap rasa pewarna dan aroma, antioksidan, pemanis, dan pengental
. Namun pada nyatanya, ada beberapa produsen atau pedagang nakal yang masih
menambahkan zat bahaya itu ke dalam makanan yang di buatnya.
Boraks,
adalah salah satu dari sekian bahan tambahan
berbahaya yang di gunakan pada makanan. Bila di tambahkan pada bakso, akan
membuat kenyal dan tahan lama. Padahal fungsi dari boraks itu sendiri non
pangan yaitu sebagai racun serangga, pembersih lantai, pengawet kayu(Suhanda,
2012). Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam jangka panjang bisa
menyebabkan gangguan hati, ginjal, otak, bahkan kematian.
Karena
masih banyak penggunaan boraks di lingkungan masyarakat, maka dianggap perlu
mengadakan penelitian ini agar bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat
(Sudarwati, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan
zat pengawet boraks pada bakso di Jatibarang.
Kajian Teori
Metode
dan Bahan
Penelitian
ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Desember tahun 2015. Lokasi penelitian
bertenpat di desa Jatibarang, dan untuk analisis kadar boraks di lakukan di balai desa
setempat. Menggunakan metode nyala api dan metode reaksi asam basa . Sampel di
ambil dari penjual baso yang ada di sekitar desa Jatibarang. Data yang dikumpulkan
pada peneltian ini merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti
dari hasil wawancara dengan menggunakan pengambilan sampel langsung pada
penjual bakso.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis
Analisis
boraks pada 2 sampel yang dijual oleh penjual bakso di sekitar desa Jatibarang dengan
menggunakan metode uji nyala direaksikan dengan pereaksi asam sulfat pekat dan
methanol tidak menghasilkan nyala hijau yang berarti tidak terdeteksi boraks.
Pembahasan
Dari
hasil sampel di atas, dapat diketahui bahwa dengan metode nyala api menghasilkan nyala api berwarna biru, ini
menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak
mengandung bahan pengawet boraks. Apabila menghasilkan api berwarna hijau,
berarti menunjukkan sampel itu mengandung boraks.
Boraks
merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa
berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks
tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat
dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam
borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan
asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan
sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini
tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika
terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a.
Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah,
diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b.
Tanda dan gejala kronis
-
Nafsu makan menurun
-
Gangguan pencernaan
-
Gangguan SSP : bingung dan bodoh
-
Anemia, rambut rontok dan kanker.
Pada
umumnya, alasan para produsen menggunakan boraks sebagai bahan pengawet makanan
adalah karena bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya
relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada
kesehatan. Selain itu, boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur
makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan
formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Bakso
yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan
bakso yang menggunakan banyak daging.
Tidak
ditemukannya boraks pada bakso yang di jual di Desa Jatibarang itu karena
penjual memiliki sikap positif dan mengetahui bahaya dari penambahan bahan
makanan boraks bagi kesehatan pelanggannya. Bakso yang di jual mereka bisa
bertahan lama itu karena bakso tersebut selalu dalam keadaan hangat saat di
jual da sisa bakso yang belum terjual di masukkan ke dalam lemari pendingin. Dengan
perlakuan tersebut para penjual berpendapat bahwa bakso tersebut dapat bertahan
hingga 2 hari.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dari
kedua sampel bakso tersebut tidak di temukkan nyala api hijau dengan
menggunakan metode nyala api, itu berarti bakso mereka tidak mengandung bahan tambahan boraks.
Saran
-
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada
masyarakat mengenai boraks, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila
tidak digunakan sesuai fungsinya.
-
Masyarakat harus lebih jeli dalam
memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan boraks.
-
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu
pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks pada bahan makanan
-
Perbanyak menggunakan metode-metode
penelitian dan menggunakan laboratorium
yang memadai
Daftar Pustaka
Sudarwati,
2007. Pembuatan Bakso Daging Sapi Dengan Penambahan Kitosan. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Suhanda,
Rikky. 2012. Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang
Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar