BUNGA RAFLESIA ARNOLDII
Oleh: Raudlatul Jannah
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut.
Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak
geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim,
sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini
ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau
dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari
keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah
mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di
permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh
manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan
kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat
berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi
lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
Kata Kunci: kondisi geografis, letak
geografis, letak astronomis, kondisi musim, persebaran jenis tanah, persebaran
flora dan fauna, kondisi penduduk.
A.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut.
Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan
aktivitas manusianya. Satu ciri utama kajian geografi adalah mengkaji saling
hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat
dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi
fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah
serta kondisi peraian.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh
manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri
dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi
lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
Dalam usaha memahami perkembangan
lingkungannya, diharapkan manusia dapat mengenali unsur-unsur lingkungan yang
berpengaruh terhadap kehidupannya, baik unsur fisik (alam) maupun unsur sosial.
Unsur lingkungan fisik disebut sebagai kondisi geografis, sedangkan unsur
lingkungan sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada kondisi penduduk
yang dipengaruhi kondisi geografisnya. Oleh karena itu keterkaitan antara
kondisi geografis dengan kondisi penduduknya sangat erat. Kondisi geografis dan
penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, hal ini tergantung kepada
kuantitas dan kualitas unsur pendukung lingkungan yang ada pada suatu wilayah.
B.
Kajian
Teori
Curah hujan yang cukup tinggi di daerah
tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah
tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai
potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia.
1. Persebaran
flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis
tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan
suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah
dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang
membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat.
Persebaran flora di indonesia bagian
barat, tengah, dan timur terbentuk pada jaman es. Pada waktu itu daratan yang
masih menyatu kemudian mengalami retakan dan berpisah. Peristiwa itu
berlangsung selama jutaan tahun yang lalu dan terbentuklah kepualauan di
Indonesia. Setiap pulau memiliki beragam jenis flora atau tumbuhan yang
berbeda-beda.
2. Persebaran
flora di indonesia bagian barat, tengah, dan timur
Flora dibagian barat ini terdiri dari
hutan hujan tropis. Mengapa demikian? Apakah ada yang tahu? Karena di bagian
barat ini curah hujannya tinggi. Berbeda dengan di bagian tengah yang curah
hujannya lebih sedikit.
Berikut ini ciri-ciri persebaran flora
di indonesia bagian barat:
1.
memiliki kawasan mangrove atau hutan bakau yang banyak di sekitar pantai.
2.
jenis tumbuhannya sangat beragam atau heterogen.
3.
disetiap tahunnya hutan selalu hijau.
4.
kayu di dalam hutannya memiliki kaya manfaat seperti kayu jati, kayu mahoni,
dan jenis kayu lainnya yang teksturnya sangat keras dan baik untuk bangunan
gedung maupun rumah.
5.
tumbuhan di hutan banyak yang memiliki ketinggian 60 meter.
Wilayah flora bagian barat adalah pulau
kalimantan, pulau bali, pulau jawa, dan pulau sumatra. Jenis flora yang ada di
ketiga pulau tersebut sama seperti contoh bunga Raflesia Arnoldi yang ditemukan
di Sumatra ternyata di Jawa juga ada. Nama bungan bangkai di pulau jawa
terkenal dengan nama bunga Sluweg. Bentuk ukurannya cenderung lebih kecil
daripada di Sumatra. Demikian juga di kalimantan juga ada.
3. Persebaran
flora di indonesia bagian tengah.
Flora bagian tengah meliputi pulau
Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara. Dibagian tengah ini jenis hutannya
seragam atau hutan homogen yang artinya didominasi oleh satu jenis tumbuhan.
Seperti kita ketahui di wilayah Nusa Tenggara banyak ditumbuhu oleh sabana dan
stepa. Kalau di wilayah bagian tengah seperti Nusa Tenggara memiliki curah
hujannya sedikit. Sehingga kalau pada musim kemarau kita sering menjumpai di
daerah sana banyak mengalami kekeringan. Selain itu masih banyak pegunungan
kapur. Jenis tumbuhan yang ada di hutan flora bagian tengah adalah pinus,
cemara, dan palma.
4. Persebaran
flora di indonesia bagian timur.
Wilayah flora bagian timur mencakup
pulau Maluku dan Papua. Ciri-ciri flora bagian timur adalah:
1.
memiliki kemiripan dengan flora benua Australia.
2.
ketinggian pohonnya lebih rendah daripada flora bagian barat.
3.
banyak tanaman semak belukar.
4.
pepohonannya masih jarang
Jenis flora yang khas dari bagian timur
adalah pohon matoa (sejenis rambutan dari Papua) dan tanaman ficus famili
beringin.
5. Persebaran
fauna di Indonesia
Persebaran fauna di Indonesia berkaitan
dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace,
terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna
di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut
klasifikasi ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat
merupakan daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian
timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua Australia. Namun dalam
klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe Asiatis,
Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada perkembangannya Garis
Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli binatang lain
ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan
garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan
Paparan Sunda.
Hutan Indonesia dikenal kaya akan
berbagai jenis Flora dan Fauna. Semua itu ada karena letak Indonesia di daerah
Tropis terdiri dari ribuan pulau, mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi.
Fauna Indonesia sangat beranekaragam dan tersebar di seluruh wilayah Kepulauan
Indonesia dari Bagian Barat, Pertengahan (Peralihan) sampai Bagian Timur sesuai
dengan habitat dan kondisi alamnya masing-masing.
Berbagai jenis satwa hidup pada
habitatnya, namun kian hari semakin terancam keberadaannya akibat
"Kerusakan hutan" dan alih fungsi lahan. Satwa-satwa ini perlu
dilindungi, apalagi satwa tersebut merupakan "Satwa Endemik" yang
hanya terdapat di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenis Fauna Indonesia
yang dilindungi, mereka hidup di alam bebas, beberapa diantaranya merupakan
Binatang Buas.
C.
Analisis
dan Pembahasan
1. Rafflesia
Arnoldii sebagai Puspa Langka
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi)
ditetapkan menjadi puspa langka melengkapi Melati Putih (puspa bangsa) dan
Anggrek Bulan (puspa pesona). Selain menjadi salah satu dari bunga nasional,
Rafflesia arnoldii juga menjadi flora identitas provinsi Bengkulu.
Rafflesia arnoldii atau padma raksasa
yang merupakan tanaman endemik Sumatera merupakan satu dari sekitar 30-an jenis
Rafflesia yang ditemukan di Asia Tenggara, mulai dari semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Dinamakan padma raksasa lantaran ukuran
bunganya yang mampu mencapai diameter 100 cm dengan berat 10 kg.
Tubuhan yang ditetapkan sebagai puspa
langka ini tidak memiliki batang, daun, maupun akar yang sebenarnya. Tumbuhan
ini hidup secara endoparasit pada tumbuhan inangnya. Satu-satunya bagian
tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga
bermahkota lima.
Sampai saat ini Rafflesia arnoldii tidak
pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau
pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia
membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup. Mungkin lantaran
hal ini yang kemudian menjadi dasar pertimbangan sehingga padma raksasa
ditetapkan sebagai puspa langka Indonesia. Bersama melati putih (puspa bangsa)
dan anggrek bulan (puspa pesona), Rafflesia arnoldii menjadi bunga nasional
Indonesia.
2. Sejarah
Penamaan Rafflesia Arnoldii
Penamaan bunga raksasa ini tidak
terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis
Sumatera. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan
bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah
mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii
didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin
ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
3. Ciri-ciri
Rafflesia Arnoldii
Raflesia Arnoldii sebagaimana jenis
Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di dalam batang
liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Rafflesia arnoldii tidak
memiliki daun sehingga tidak mampu ber-fotosintesis sendiri. Nutrisi yang
dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya.
Selain tidak memiliki daun, bunga yang
ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Bengkulu dan sebagai puspa langka
(satu dari tiga bunga nasional) Indonesia ini juga tidak memiliki batang maupun
akar. Praktis bagian tanaman Rafflesia Arnoldi yang tampak hanyalah bunganya
saja yang berkembang dalam kurun waktu tertentu.
Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia
arnoldii) memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar
diameter bunga ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm
dan berat mencapai 11 kg.
Di dasar bunga di bagian tengah
berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin
bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat
presentase keberhasilan pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat
kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu
bersamaan di tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu
sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan
layu dan mati.
4. Habitat,
Persebaran, dan Konservasi
Sejumlah pihak meyakini bunga Rafflesia
Arnoldi atau Patma Raksasa merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Bunga raksasa
ini hanya dapat dijumpai di Bengkulu. Meskipun di beberapa tempat lain seperti
di Aceh dan Malaysia pernah dilaporkan tumbuhnya bunga Rafflesia arnoldii,
namun dimungkinkan itu ada Rafflesia dari jenis lainnya.
Beberapa lokasi yang sering ditemui
tumbuh bunga Rafflesia Arnoldi antara lain di Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat Pelatihan Gajah
(PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan Padang Guci Kabupaten Kaur. TNBBS
sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini.
Bunga Rafflesia Arnoldi memang tanaman
langka, sulit ditemukan, serta endemik. Apalagi keberadaannya yang seakan
bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya hingga akhirnya
tumbuh bunga yang mekarnya hanya seminggu. Lantaran itu, bunga ini ditetapkan
sebagai puspa langka, mendampingi puspa bangsa, dan puspa pesona(3 bunga
nasional Indonesia) berdasarkan Kepres No. 4 tahun 1993 tentang Puspa dan Satwa
Nasional.
Rafflesia Arnoldi hingga saat ini belum
pernah berhasil dikembangbiakan secara eks-situ (di luar habitat aslinya). Dari
30-an jenis Rafflesia, hanya Raflesia Patma saja yang telah dapat berkembang
biak di luar habitatnya dan pada 2010 kemarin berbunga di Kebun Raya Bogor.
Namun ternyata berbagai lembaga
konservasi Internasional tidak memasukkannya sebagai salah satu tumbuhan langka
yang terancam punah. Pun IUCN Redist tidak memasukkan bunga Rafflesia Arnoldi
dalam status terancam. Bahkan dari sekitar 30-jenis Rafflesia di seluruh dunia,
hanya satu spesies saja yang dianggap terancam punah yakniRafflesia magnifica
yang tumbuh di Filipina.
Meskipun demikian, laju deforestasi,
kebakaran hutan, serta makin ciutnya luas hutan Sumatera menjadi ancaman serius
bagi kelestarian bunga raksasa ini. Apalagi ditambah dengan sikap kurang
bertanggung jawab dari sebagian masyarakat yang merusak dan mengambil bunga
ini.
5. Budidaya
Rafflesia Arnoldii
Cara membudidayakan bunga raflesia yang
tergolong langka belum ditemukan. Para ilmuwan mendorong pemerintah terus
mengupayakan keselamatan habitatnya di hutan alam sehingga bunga itu tidak
punah.
Secara terpisah, peneliti bunga raflesia
dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Sofi Mursidawati, mengatakan, upaya mencari teknik budidaya bunga
raflesia masih terus diupayakan.
“Kami mengembangkan salah satu spesies
raflesia dari Pangandaran, Jawa Barat, tetapi belum sepenuhnya bisa dikatakan
berhasil menemukan teknik budidayanya,” kata Sofi.
Menurut dia, ada karakter biologis yang
belum sepenuhnya bisa diungkap dari berbagai spesies bunga raflesia. Begitu
pula untuk mengetahui cara perkembangbiakannya.
Raflesia merupakan tumbuhan parasit yang
menumpang di pohon inang. Menurut Sofi, Rafflesia arnoldii di Bengkulu memiliki
inang pohon liana dari genus Tetrastigma. Perambahan hutan menyebabkan pohon
liana makin langka.
“Liana itu pohon merambat yang sering
ditebas batangnya, kemudian diambil airnya untuk diminum di tengah hutan,” kata
Sofi.
Menurut Sofi, jaminan kelangsungan hidup
berbagai pohon genus Tetrastigma menjadi prasyarat utama kelangsungan hidup
berbagai spesies bunga raflesia. Saat ini LIPI terus menggalakkan konservasi
berbagai jenis tumbuhan inang raflesia di Kebun Raya Bogor.
6. Jenis-jenis
Rafflesia Arnoldii
Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis
Rafflesia Arnoldii di Indonesia:
a) Rafflesia
arnoldi (R. Brown)
b) Rafflesia
hasseltii (Suringar)
c) Rafflesia
Patma (Blumenon Meijer)
d) Rafflesia
rochussenii (Teijsm and Binn)
e) Rafflesia
zollingertana (Koorders)
f) Rafflesia
priceii
g) Rafflesia
godulensis
h) Rafflesia
atjehensis (Koorders)
i)
Rafflesia ciliate
j)
Rafflesia borneersis
k) Rafflesia
witkampi
l)
Rafflesia micropylora
(Meijer)
m) Rafflesia
bengkuluwensis
n) Rafflessia
meijeri (Wiriadinata and Rismita Sari)
o) Rafflesia
Lawangensis
Kita pantas berbangga bahwa dari sekitar
30-an ‘saudara Rafflesia Arnoldi’ (spesies Rafflesia) Indonesia memiliki jumlah
jenis terbanyak sejumlah 15 spesies. Dan lebih bangga lagi karena Rafflesia
Arnoldi yang merupakan jenis Rafflesia terbesar bahkan memegang rekor sebagai
bunga terbesar di dunia tumbuh endemik di Sumatera, Indonesia.
D.
Simpulan
dan Saran
1. Simpulan
Setelah mempelajari
kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita juga diharapkan dapat:
a) Menjelaskan
hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia agar dapat
bersikap yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan
kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.
b) Mendeskripsikan
wilayah daratan Indonesia agar dapat bersikap yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya.
c) Mengidentifikasi
penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim
hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga memiliki tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat dan didengar.
d) Mengemukakan
informasi persebaran flora dan fauna di Indonesia agar dapat bertindak mencegah
dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di
sekitar dirinya.
e) Mendeskripsikan
persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak
yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.
f) Menjelaskan
budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat bersikap saat memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat,
adat, budaya, suku dan agama.
2. Saran
Dengan adanya karya tulis ini maka penulis mengharapkan agar masyarakat dapat menjaga
dan melindungi kelestarian flora dan fauna di sekitar kita dari kepunahan
karena manfaat dari flora dan fauna ini cukuplah banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Excelen
Tim, LKS Geografi dan Sosiologi: untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2, Surakarta:
CV. Media Semesta, 2002.
Prestasi
Tim, Pendamping Materi Geografi: untuk SMP/MTs Kelas 7, Denpasar, Prestas,
2005.
Thayeb.
M, Pengetahuan sosial terpadu untuk sd kelas V, Jakarta, Erlangga, 2004.
Umar
Arsyad, Pengetahuan sosial terpadu untuk sd kelas IV, Jakarta, Erlangga, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar