TARI SINTREN
KESENIAN INDRAMAYU
Oleh: Mudawamah
ABSTRAK
Pada dasarnya seni adalah suatu keahlian
dan keindahan atau bisa disebut juga dengan karya yang dimiliki dan diciptakan seseorang dalam
segala bidang yang digelutinya dengan bertujuan untuk mengekspresikan diri dan
yang paling penting untuk menghibur seseorang. Sedangkan kesenian adalah bagian
dari budaya dan merupakan sarana untuk mengungkapkan ekspresi dalam jiwa.
Menurut Kunt Jaraningrat kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimanan kompleks aktivitas dan tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat biasanya berwujud benda-benda hasil
manusia.
Yang menjadi permasalahan dalam kesenian
Indramayu ini adalah masyarkatnya kurang menjaga dan melestarikan kesenian yang
ada di Indramayu, padahal banyak sekali kesenian-kesenian yang ada di Indamayu
diantaranya: tari topeng, organ tunggal, wayang kulit, mapag dewi sri dan masih
banyak yang lainnya. Kali ini penulis ingin membahas salah satu kesenian dari
Indramayu yaitu tari sintren yang konon katanya tari sintren ini bisa disebut
dengan tarian mistis karen di dalam ritualnya mulai dari permulaan hingga akhir
pertunjukan banyak ritual magis untuk memanggil roh atau dewa, agar tarian ini
semakin memiliki sensasi seni yang kuat.
Tujuan penulis dalam membuat jurnal yang
berjudul Kesenian Indramayu semata-mata penulis ingin mengetahui sejauh mana
perkembangan serta kemajuan kesenian indramayu dikalangan masyarakat khususnya
pada kesenian Tari sintren yang semakin hrai semakin berkurang.
A.
Latar
Belakang Masalah
Siapa yang tidak bangga dengan banyaknya
kesenian-kesenin yang ada di Negara kita ini dan banyak sekali ragam kesenian
yang tercipta di setiap wilayah dari
Sabang sampae Merauke akan tetapi disetiap wilayah memiliki kesenina yang berbeda-beda,
kesenian ini yang menjadikan disetiap wilayah menjadi sebuah kebanggaan bagi
mereka trsendiri, Di Indonesia, terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Akan tetapi, saat ini banyak seni tari yang dimiliki Indonesia tidak terwarisi
dengan baik dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan adanya perubahan dan
perkembangan zaman, hampir mengikis keberadaan banyak seni tari yang ada.
Pada dasarnya kesenian adalah bagian
dari budaya yang di ciptakan seseorang untuk kepentingan bersama dan sebagai
saran untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa keindahan didalam jiwa
seseorang yang bertujuan untuk mengangkat niali-nilai budaya yang ada disekitar
kita khususnya wilayah Indramayu, kesenian-kesenian yang ada di Indramayu pada
saat ini kesenian ini hampir saja mulai berkurang pemintnya dikarenakan
perkembangan zaman yang semakin hari semakin meningkat,
Pada umumnya, semua kesenian yang ada di
Indramayu haruslah kita kembangkan lagi untuk masa yang akan datang, Khususnya
generasi-generasi muda yang membangkitkan kesenian Indramayu karena anak-anak
muda masih memiliki semangat yang tinggi dan biasanya memiliki berbagai cara
untuk mengembangkannya lagi.
B.
Kajian
Teori
Kesenian adalah bagian dari budaya dan
merupakan sarana untuk mengungkapkan ekspresi dalam jiwa manusia, Sedangkan
menurut para ahli :
1. Prof.Drs.
Suwaji Bastomi kesenian adalah : merupakan segala kegiatan batin dengan
pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk yang agung dan memiliki daya
pembangkit rasa haru dan takjub.
2. Drs.Pop
Iskandar kesenian adalah merupakan hasil ungkapan emosi seseorang yang ingin
disampaikan kepada orang lain, dilakukan dengan kesengajaan dan kesadaran hidup
bermasyarakat.
Tari adalah ungkapan
perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dan
diiringi musik. Definisi tari menurut para ahli
yaitu :
1.
Menurut B .P .A. Soerjodiningrat
Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh/badan yang selaras dengan
bunyi music (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan.
2.
Menurut soedarsono tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak gerak ritmis yang indah.
3.
Menurut Corrie Hartong dalam buku
Danskunst tari adalah gerak yang diberi bentuk dari badan didalam ruang
Sintren adalah kesenian rakyat,khususnya di pantai
Jawa Tengah, peran utama dipegang gadis belasan tahun, dibantu oleh gadis lain
sebagai pengiring nyanyian.
Musik tradisional adalah jenis musik yang hidup di
masyarakat unsecara turun temurun, dipertahankan bukan sebagai saran hiburan
saja melainkan ada juga dipakai untuk pengobatan dan ada yang menjadi sebagai
sarana komunikasi anatara manusia dengan penciptanya, hal ini menurut
kepercayaan masing-masing saja.alat-alat musik tradisional diantaranya :
Gamelan, angklung, sasando, gambang kromong, marawis, dan keroncong.
Musik organ tunggal adalah alat musik yang mempunyai
tuts, dan masing –masing tuts ini berbunyi note-note music seperti do re mi fa
so la si do, piano tersebut hanya
mengeluarkan music akustik beda halnya dengan keybbord/organ tunggal.
C.
Analisis
dan Pembahasan
Sipa si yang tidak mengenal tari
sintren, pasti semua orang mengnalnya terutama di wilayah kita sendiri yaitu di
Indramayu, tari sintren ini merupakan tarian tradisional atau bisa disebut juga
denga kesenian yang ada di Jawa Barat. Kesenian ini akan terkenal dengan
tariannya yang gemulai dan dapat memikat hati para penonton khususnya kalangan
laki-laki yang menyukai tarian tersebut.
Sebelum kita membahas tari sintren sebaiknya
kita mengetahui terlebih dahulu apasi maknannya tari itu tersendiri?. Tari
adalah ungkapan
perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dan
diiringi musik.Sedangkan Sintren adalah tarian yang peran utamanya dipegang gadis belasan tahun, dibantu oleh
gadis lain sebagai pengiring nyanyian. Jadi tari sintren adalah ungkapan
perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melaui gerak ritmis yang peran
utamanya dalam tari sintren ini ialah
seorang gadis yang berusia belasan tahun dan dibantu oleh gadis-gadis lain
sebagai pengiring dan diiring alunan musik.
Dari segi asal usul bahasa atau etimologi, “sintren”
merupakan gabungan dua suku kata “Si” dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti
“ia” atau “dia” dan “tren” berarti “tri” atau panggilan dari kata “putri”
(Sugiarto, 1989:15). Sehingga Sintren adalah ” Si putri” yang menjadi objek
pemeran utama dalam pertunjukan kesenian sintren ini.
Sintren merupakan tari tradisional yang berasal dari
pesisir utara pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah persebaran kesenian ini
diantaranya di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jati Barang, Brebes, Pemalang,
Banyumas dan Pekalongan. Sintren dikenal juga dengan nama lain yaitu lais.
Kesenian sintren ini sebenarnya merupakan tarian mistis, karena di dalam
ritualnya mulai dari permulaan hingga akhir pertunjukan banyak ritual magis
untuk memanggil roh atau dewa, agar kesenian ini semakin memiliki sensasi seni
yang kuat dan unik.
Asal mula munculnya kesenian ini, tidak terlepas dari
sebuah cerita yang melatar belakangi kesenian ini. Yang menceritakan tentang
kisah percintaan Ki Joko Bahu (Bahurekso) dengan Rantamsari, yang tidak
disetujui oleh Sultan Agung Raja Mataram. Untuk memisahkan cinta keduanya,
Sultan Agung memerintahkan Bahurekso menyerang VOC di Batavia. Bahurekso
melaksanakan titah Raja berangkat ke Batavia dengan menggunakan perahu Kaladita
(Kala-Adi-Duta). Saat berpisah dengan Rantamsari itulah, Bahurekso memberikan
sapu tangan sebagai tanda cinta. Tak lama terdengar kabar bahwa Bahurekso gugur
dalam medan peperangan, sehingga Rantamsari begitu sedih mendengar orang yang
dicintai dan dikasihi sudah mati. Terdorong rasa cintanya yang begitu besar dan
tulus, maka Rantamsari berusaha melacak jejak gugurnya Bahurekso. Melalui
perjalan sepanjang wilayah pantai utara Rantamsari menyamar menjadi seorang
penari sintren dengan nama Dewi Sulasih. Dengan bantuan sapu tangan pemberian
Ki Bahurekso akhirnya Dewi Rantamsari dapat bertemu Ki Bahurekso yang
sebenarnya masih hidup. Karena kegagalan Bahurekso menyerang Batavia dan
pasukannya banyak yang gugur, maka Bahurekso tidak berani kembali ke Mataram,
melainkan pulang ke Pekalongan bersama Dewi Rantamsari dengan maksud
melanjutkan pertapaannya untuk menambah kesaktian dan kekuatannya guna
menyerang Batavia lain waktu. Sejak itu Dewi Rantamsari dapat hidup bersama
dengan Ki Bahurekso hingga akhir hayatnya. Itulah sedikit penggalan asal-usul
tari sintren yang selama ini sering kita dengar.
Ada beberapa istilah dalam kesenian sintren. Yang
pertama adalah paripurna. Yaitu tahapan menjadikan sintren yang dilakukan oleh
Pawang, dengan membawa calon penari sintren bersama dengan 4 (empat) orang
pemain. Dayang sebagai lambang bidadari (Jawa: Widodari patang puluh) sebagai
cantriknya Sintren. Kemudian Sintren didudukkan oleh Pawang dalam keadaan
berpakain biasa dan didampingi para dayang/cantrik. Berikut tahapan-tahapan
tari sintren sebelum pementasan yaitu sebagai berikut:
a.
Tahap Pertama, pawang memegang kedua
tangan calon penari sintren, kemudian diletakkan di atas asap kemenyan sambil
mengucapkan mantra, selanjutnya calon penari sintren diikat dengan tali yang
dililitakan ke seluruh tubuh,
b.
Tahap kedua, calon penari sintren
dimasukkan kedalam sangkar ayam sambil membawa busana sintren dan pelengkapan
merias wajah, beberapa saat kemudia setelah sangakar dibuka sintren sudah
berdandan dan badanya terikat tali kemudian sangkar ditutup kembali.
c.
Dan tahap terakhir, setelah ada
tanda sangkar bergetar maka sangkar itu dibuka kembali, sintren sudah terlepas
dari ikatannya dan sintren siap untuk menari.
Istilah yang kedua adalah balangan (Jawa :
mbalang). Balangan yaitu pada saat penari sintren sedang menari maka dari arah
penonton ada yang melempar sesuatu ke arah penari sintren. Setiap penari
terkena lemparan maka sintren akan jatuh pingsan. Pada saat itu, pawang dengan
menggunakan mantra-mantra tertentu kedua tangan penari sintren diasapi dengan
kemenyan dan diteruskan dengan mengusap wajah penari sintren dengan tujuan agar
roh bidadari datang lagi sehingga penari sintren dapat melanjutkan menari lagi.
Kemudian, penonton yang melemparkan uang tersebut diperbolehkan untuk menari
dengan sintren.
Dan istilah yang ketiga adalah adalah istilah temohan.
Temohan adalah penari sintren dengan nyiru/tampah atau nampan mendekati penonton
untuk meminta tanda terima kasih berupa uang ala kadarnya.
Kesenian tari sintern ini meruapakan tarian turun
temurun yang diwariskan oleh leleuhur kita singga tarian sintren ini masih
melekat dihati para penikmat tarian tersebut. Waktu zaman dahulu kostum yang
digunakan dalam tarian sintren ini menggunakan kebaya, dikarenakan kebaya
merupakan busana yang setiap harinya selalu dipakai oleh wanita yang hidup di
desa. Perengkapn-perlengkapan saat pementasan biasanya penari sintren
menggunakan celana cinde, kain atau jarit sebagai model busana jawa, kacamata
hitam, sabuk, dan sebagainya yang dianggap pelengkap saat pementasan.Seiring
dengan perkembangan zaman busana yang dikenakan para penari sintren saat
pementasan itu tidak lagi menggunakan kebaya.
Kesenian tari sintern juga diiring dengan alat musik
tradisional diantaranya : Gamelan, angklung, sasando, gambang kromong, marawis,
dan keroncong.Kesenian ini bertujuan untuk menghibur dan yang tidak kalah
pentingnya untuk mempererat sialturahmi anara wargnya. Akan disayangkan
kesenian tari sintern pada saat itu kurang sekali diminati oleh warga terutama
kalangan anak muda, sehingga tari sintren ini dari hari kehari mulai mengikis
seakan-akan tenggelam terbawa oleh zaman.
Tetapi mulai sekarang bagi penikmat tari sintren tidak
usah khawatir karena tari sintren yang dulunya dianggap tarian yang tidak
menarik apalagi iringan musiknya yang kurang enak didengar atau beranggapan
bahwa musiknya membuat mata menjadi mengantuk, dengan perkembangan zaman yang
semakin moderen, mulai sekaran tari sintren
berubah menjadi tarian yang digemari semuah kalangangan masyrakat
khususunya masyarakat Indramayu karena iringan musik tarian sintren ini diolah
kembali dengan diganti musik organ
tunggal atau orkes yang membuat semua kalangan
itu semakin tertaik dan semakin menikmati bukan hanya musiknya saja melainkan
juga dengan busana yang mereka kenakan juga yang dulunya kebaya sekarang
diganti dengan busana golek atau bisa juga di sebut baju tanpa lengan yang
lebih yentrik.
Pertunjukan sintren awalnya disajikan pada waktu
sunyi pada malam bulan purnama dan menurut kepercayaan masyarakat lebih utama
lagi kalau dipentaskan pada malam kliwon, karena di dalam kesenian sintren
terdapat ritual dan gerakan yang sangat berkaitan dengan kepercayaan adanya roh
halus yang menjelma menjadi satu dengan penari sintren. Mulai sekaran
pertunjukan trai sintre ini bisa juga untuk memeriahkan acara khitanan,
pernikahan, atau acara-acara lainnya. Waktu pementasan tari sintren juga bisa
dimulai dari pukul 8 samapi pukul 12 malam. Dibawah ini terdapat gambar tari
sintren yang diiring musik tradisional dengan tari sintren yang diiring dengan
musik dangdut/modern:
Penari sinteren dengan pendamping yang berpakaian dan
musik moderen.
Penari sintren dengan pendamping yang berpakaian
tradisional dan musik tradisional.
Yang membedakan dari kedua gambar tersebut ialah hanya
alat musik yang moderen itu menggunakan alat musuk seperti piano, keybord
sedangkan yang tradisional menggunakan alat musik gendang, gamelang, angkulung
dan lainnya. Sedangkan pakaian yan mereka pakai juga berbeda, akan tetapi
dengan gerakan tarian itu tidak ada bedanya semua sama dari awal pementasan sampai
terakhir.
D. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian tentang kesenianan kita dapat
simpulkan bawhawa kesenian adalah bagian dari budaya dan
merupakan sarana untuk mengungkapkan ekspresi dalam jiwa manusia yang ingin
disampaikan kepada orang lain, dilakukan dengan kesengajaan dan kesadaran hidup
bermasyarakat yang memiliki daya pembangkit rasa haru dan takjub.
Tari sintren adalah ungkapan
perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melaui gerak ritmis yang peran
utamanya dalam tari sintren ini ialah
seorang gadis yang berusia belasan tahun dan dibantu oleh gadis-gadis lain
sebagai pengiring dan diiring alunan musik, baik musik tradisional maupun musik
moderen seperti organ tunggal.
Terdapat perbedaan antara tari sintren tradisional dengan tari sintren
moderen, perbedaannya yaitu kalau tari sintren tradisional iringan musiknya
menggunakan lat-alat tradisional seperti gendang dan lainnya,dari segi busana
menggunakan kebaya, sedangkan tari sintren moderen, iringan musiknya
menggunakan alat-alat musik moderen seperti piano, keybord dan dari segi
busananya menggunakan busana golek atau disebut lengan pendek
Setelah penulis teliti tarian sintren yang menggunakan
alat musik tradisional ternyata kurang diminati oleh masyarakat, berbagai macam
alasan yang mereka kemukakan, setelah dikembangkan, tari sintren yang dulunya
engan untuk dilihat sekarang berubah menjadi banyaknya peminat masyarakat yang
menikmati tarian sintren tersebut, dengan menggunakan musik organ atau orkes
yang mengiringi penarinya itu tidak membuat penonton merasa bosan karena musik
dan lagunya berfariasi.
E. Saran
Banyak sekali kesenian yang ada di Indramayu tidak di
kembangkan lagi oleh masyarakat salah satunya tari sintren, seharusnya kita
sebagai generasi mudah harus membangun dan membangkitka semua kesenian-kesenian
yang ada di Indramayu, jangan samapi kesenian itu hilang begitu saja karena
kesenian merupakan bagian dari budaya kita. Janganlah beralasan bahwa
kesenian-kesenian itu sangat membosankan, mulai sekarang kesenian-kesenian itu
bisa kita bawa dari yang dulunya kelasik bisa kita ubah menjadi lebih moderen.
Bersemangatlah generasi-generasi muda sekarang untuk mengembangkan kesenian dan
kebudayaan di Negara kita khususnya wilayah Indramayu.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar